“Demikianlah
hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba hamba Kristus, yang
kepadanya dipercayakan rahasia Allah.” 1 Korintus 4:1.
Istilah
hamba Tuhan kian marak dalarn pelayanan kekristenan masa kini di mana
banyak orang bangga bila gelar hamba Tuhan tersebut melekat kepadanya,
tanpa memahami makna sesungguhnya kata hamba tersebut.
Seiring
berjalannya waktu, pengertian kata hamba Tuhan secara perlahan
mengalami pergeseran. Sering ada anggapan bahwa menjadi hamba Tuhan
berarti harus mendapatkan perlakuan khusus atau service plus, beroleh
pengormatan di mana pun melayani dengan segala fasilitas yang memadai.
Hal ini tidak seratus persen keliru! Itu adalah bonus atau berkat yang
mengikuti pelayanan hamba Tuhan. Namun jangan sampai hal ini mengalihkan
motivasi kita sehingga tidak murni lagi untuk mencerminkan jiwa
pengabdian, melainkan hanya tuntutan profesi yang menyebabkan kita ke
luar dari jalur Tuhan.
Di
awal suratnya yang ia tulis kepada jemaat di Roma rasul Paulus menyebut
dirinya hamba Yesus Kristus: “Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang
dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.”
(Roma 1:1), begitu juga di hadapan jemaat Korintus. Paulus menyadari
benar makna kata hamba yang melekat pada dirinya, yaitu tidak lebih dari
seorang budak. Sebagai budak ia harus mengabdikan diri dengan segenap
jiwa dan raga untuk Tuannya. Jadi hamba Tuhan juga bisa diartikan
orang-orang yang membaktikan setiap nafas hidupnya untuk Tuhan,
melepaskan segala kenyamanan duniawi, tunduk kepada pemerintahan sorgawi
dan tidak punya hak untuk menuntut, serta bukan seorang bos. Paulus
mengakui dirinya adalah hamba Yesus Kristus. Ada pun jabatan sebagai
rasul diberikan oleh Kristus kepadanya, bukan ia sendiri yang mengangkat
dirinya sebagai rasul. Tetapi Paulus tetap mengedepankan status dirinya
yang tidak lebih dari seorang hamba. Dalam perjalanannya sebagai
seorang hamba Tuhan Paulus melayani dengan tulus, tidak bersikap
menuntut, tidak mencari keuntungan diri sendiri di balik pelayanan,
melainkan mengabdi dengan sungguh-sungguh demi kemajuan Injil di muka
bumi ini.
Mari kita melayani Tuhan dengan penuh pengabdian, “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,..” (Matius 20:28).
Gbu all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar