Sebab di dalam Dia...pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya (Efesus 1:7)
Seorang
wanita mengaku kepada saya bahwa ia sudah berbohong tentang saya.
Kemudian ia minta agar saya memaafkannya. Saya berkata kepadanya bahwa
saya memaafkannya. Ia memegang kata-kata saya dan sejak itu hubungan
kami kembali baik.
Tetapi
apa yang mungkin terjadi seandainya ia mendesak saya dengan pertanyaan
seperti, "Apakah saya menunjukkan cukup penyesalan atas apa yang sudah
saya perbuat?" dan "Dapatkah saya membelikan Anda sesuatu untuk
menunjukkan bahwa saya sungguh-sungguh? " Saya akan sangat tersinggung.
Seandainya demikian, berarti ia lebih menghargai nilai penyesalannya
daripada integritas diri saya.
Saya
percaya bahwa Allah sangat berduka bila kita yang percaya kepada-Nya
terus-menerus dibebani oleh perasaan sesal yang mendalam dan merasa
bersalah. Firman Allah mengatakan bahwa kita ditebus dan diampuni
"menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (Efesus 1:7). Satu-satunya
persyaratan untuk pengampunan dan penyucian tiap-tiap hari adalah
pengakuan (1Yohanes 1:9).
Jika
demikian, mengapa kita terus-menerus berduka atas dosa-dosa kita,
mengakui dosa yang sama berulang-ulang? Marilah kita memusatkan diri
kepada-Nya dan bukan kepada diri kita sendiri. Yakini integritas-Nya
dengan berpegang pada kata-kata-Nya.
Ingatlah,
pengampunan kita bergantung pada karakter-Nya sebagai Pengampun yang
tak terbatas, bukan pada usaha kita untuk memperolehnya. Yang penting
adalah sasaran percaya kita.
Could my tears forever flow,
Could my zeal no respite know,
These for sin could not atone --
Thou must save, and Thou alone. --Toplady
IMAN KITA DI DALAM ALLAH MUNGKIN TIDAK BESAR
TETAPI KITA BERIMAN KEPADA ALLAH YANG BESAR
Gbu all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar