"TUHAN
Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku
akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Beberapa
minggu yang lalu ada salah seorang siswa yang sudah berkeluarga
berbincang-bincang dengan saya selepas kuliah. Obrolan akhirnya sampai
kepada keluarga, dan dia bercerita bahwa ia menceraikan istrinya dan
kemudian menikah lagi. Alasannya apa? "karena tidak bisa punya anak.."
katanya ringan sambil tertawa kecil. Saya merasa kaget, tapi sebenarnya
itu adalah sebuah potret kehidupan. Begitu banyak orang yang akhirnya
mengalami kegagalan rumah tangga karena kekecewaan akan pasangannya yang
belum juga mampu menghadirkan keturunan. Ketika usia terus bertambah,
namun tidak juga mendapat keturunan, apalagi setiap hari ditanyai "kapan
punya anak" dari keluarga atau teman-teman, mereka pun mulai berpikir
bahwa pernikahan mereka telah gagal. Sebagian lagi akan memakai hal ini
sebagai alasan untuk menikah lagi untuk kedua kalinya. Apakah saya
merasa tidak butuh keturunan? Sama sekali tidak. Saya masih terus berdoa
agar Tuhan berkenan memberkati kami dengan keturunan. Saya, sama
seperti pasangan lainnya, tentu mengharapkan keluarganya dilengkapi
dengan anak-anak. Wajar jika kita berharap akan lahirnya anak-anak dari
pernikahan kita. Namun yang ingin saya sampaikan adalah, tujuan utama
sebuah pernikahan bukanlah untuk mempunyai anak. Pernikahan bukanlah
peternakan.
Dari
contoh siswa saya di atas tadi, dan banyak kasus lain mengenai
kegagalan rumah tangga akibat tidak mendapat keturunan, saya melihat
adanya salah kaprah mengenai tujuan utama mendirikan lembaga pernikahan.
Mereka memandang pernikahan layaknya sebuah peternakan, dimana kita
bisa mengembangbiakkan keturunan kita. Sekali lagi, pernikahan bukanlah
peternakan. Sebuah pernikahan, dimana Tuhan sendiri yang memateraikan
pembentukannya, punya tujuan yang jauh lebih penting daripada sekedar
memiliki keturunan. Apalagi jika dasarnya hanyalah "kejar tayang" atau
takut disebut "bujang lapuk/perawan tua", akibat nafsu, gengsi, desakan
orang tua dan lain-lain. Itu semua bukanlah tujuan utama sebuah
pernikahan menurut firman Tuhan. Ayat bacaan hari ini menyatakan dengan
jelas tujuan Allah menciptakan pasangan buat manusia, yaitu sebagai
penolong. Tuhan menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam (ay 21), yang
menunjukkan sebuah hubungan erat, bahwa istri adalah bagian hidup suami,
bukan sekedar alat pemuas nafsu dan "pabrik" pembuat anak.Tapi Tuhan
melengkapi kita dengan seorang pasangan agar kita bisa saling
melengkapi, saling menyempurnakan dan saling menolong. Dalam sebuah
pernikahan yang diberkati Tuhan, kita bisa mengalami, menikmati dan
saling berbagi sukacita dan cintakasih. Kita bisa saling support ketika
salah satu tengah mengalami kesulitan. Kita bisa menghidupkan sebuah
persekutuan dengan memuliakan Allah diatas segalanya. Janji pernikahan
yang kita ucapkan pun menyatakan hal itu, bukan menyatakan bahwa kita
menikah untuk membuat anak. Memiliki penerus garis keturunan adalah
penting dan merupakan dambaan hampir setiap orang, namun itu bukanlah
yang terutama.
"Sesungguhnya,
anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN.." (Mazmur 127:3).
Anak adalah pemberian dan anugerah dari Tuhan. Jangan tawar hati jika
hingga saat ini anda masih seperti saya yang belum saatnya dikaruniai
anak. Biarlah itu terjadi sesuai kehendak Tuhan, Sang Pencipta. Yang
penting adalah kita menyadari hakekat dari sebuah pernikahan sesuai apa
yang difirmankan Tuhan. Jangan merasa bahwa tanpa anak, lembaga
pernikahan yang anda bangun sebagai sebuah kegagalan. Karena ada Allah
yang bertahta di atasnya, yang telah memberkati dan mengikat penyatuan
hubungan antara suami dan istri. Jadikan pernikahan sebagai tempat
dimana anda bisa bersinergi dengan pasangan untuk memuliakan Tuhan, dan
bersama-sama seiring sejalan melakukan kehendak Allah atas kehidupan
kita. Pernikahan yang gagal bukanlah pernikahan yang tidak melahirkan
anak, melainkan pernikahan yang tidak berjalan sesuai dengan kehendak
Tuhan.
Ada anak atau tidak, tetaplah miliki pernikahan yang sukses penuh dengan kebahagiaan
Gbu all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar