Minggu, 04 Maret 2012

A VERY SIMPLE PRAYER

A VERY SIMPLE PRAYER PDF Print E-mail
Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:16-18)

doa1.jpgSeorang siswi Sekolah Alkitab Batu Angkatan LV dengan inisial, Persahabatan Ruth Ln7 bercerita dalam bulletin mingguan Pantulan Pelita: suatu malam saat menara doa, kami terdiri dari 5 orang mengawali doa dengan pujian dan penyembahan yang pasti dengan rasa hormat dan rasa syukur dan .. rasa ngantuk? Pemimpin doa, entah kenapa di tengah-tengah doanya ia berkata dengan lantang: “Tuhan, kami tak perlu menyampaikan pada-Mu; karena kami percaya engkau tahu semuanya, dalam nama Tuhan Yesus, Haleluya, Amin!”  Benar-benar, doa yang sangat sederhana lagipula singkat padat; toh Tuhan tahu semuanya..?! 
A very simple prayer berlanjut, ketika seorang adik kelas giliran sembahyang, ia berdoa demikian: kami juga berdoa buat orang tua kami, ya Tuhan; jauh dekat Tuhan pelihara mereka …  “Emang angkot, jauh dekat 2.500 rp.," celutuk rekannya tiba-tiba.  Jika Tuhan tahu semuanya, dan jauh dekat DIA memelihara kita; apakah kita memang masih perlu berdoa, memuji dan menyembah, serta mengucap syukur dan terimakasih kepada-Nya?
Ketika meneliti kata ‘visi’ dalam Kamus Besar, saya tertarik menyimak salah satu arti dari kata itu sebagai kemampuan untuk melihat pada inti persoalan; atau pandangan; juga wawasan.  Lalu .., apa kaitannya dengan kehidupan doa kita?  Dari ayat emas kita di atas, hal pertama dan utama dalam doa yang disertai pujian penyembahan, adalah pandangan/wawasan bahwa DOA melindungi kita dari merasa diri benar. 
Mengucap Syukur bukan UNTUK segala hal, tetapi DALAM segala hal. In everything give thanks! Apa bedanya ..?  Yang satu, konotasinya bisa bermakna seperti ‘3S’ (sembahyang sangat sederhana) murid-murid saya tadi; yang tahunya dan maunya semuanya beres .. tanpa memahami kenyataan di lapangan yang kerapkali berbanding terbalik dengan apa yang kita harap dan inginkan dalam doa kita!  Merasa diri benar  -seperti istri Ayub-  yang tak mampu melihat inti permasalahan yang sebenarnya, ketika tidak mampu pula menerima yang buruk yang Allah izinkan menjadi bagian dari penderitaan hidup (Ayub 2:9,l0).
Tetapi mengucap syukur dalam segala hal, ternyata dari integritas (ketekunan dalam kesalehan) Ayub yang dalam penderitaan fisik dan mental yang amat sangat, senantiasa bersukacita, berdoa tanpa berkeputusan dan mengucap syukur tanpa batas.(NVDK)
Doa: Terimakasih Tuhan, Engkau mengajariku mengucap syukur dalam segala hal agar aku tahu segalanya tetap dalam kendali-Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar