Rabu, 07 September 2011

Kian Memburuk

Kian Memburuk

Baca: Keluaran 5:1-14, 22-23

Akulah Tuhan, Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir . . . dan menebus kamu dengan tangan yang teracung. —Keluaran 6:5

Bacaan Untuk Setahun:

■ Kidung Agung 4–5
■ Galatia 3

Lagi-lagi terjadi. Saya punya keinginan yang kuat untuk membersihkan ruang kerja saya. Tanpa saya sadari, saya telah membuat ruangan itu lebih berantakan dibandingkan sebelumnya. Satu tumpukan berubah menjadi beberapa tumpukan, sambil saya terus memilah beragam buku, kertas, dan majalah. Ketika keadaan kian berantakan, saya jadi menyesal karena telah memulai usaha tersebut. Sayang, tidak ada cara untuk mundur kembali.

Ketika Allah menunjuk Musa untuk menyelamatkan Israel dari perbudakan, keadaan mereka kian memburuk. Tidak dapat disangkal bahwa tugas tersebut harus dikerjakan. Bangsa itu telah berseru-seru meminta tolong kepada Allah (Kel. 2:23). Dengan enggan, bahkan sangat enggan, Musa setuju untuk memohon kepada Firaun atas nama bangsa Israel. Pertemuan tersebut tidak berjalan dengan baik. Alih-alih membebaskan bangsa Israel, Firaun justru menambah tuntutannya yang tidak masuk akal. Musa mempertanyakan ulang apakah tindakannya itu tepat (5:22-23). Hanya setelah terjadi kesusahan demi kesusahan yang menimpa bangsanya, barulah Firaun melepaskan bangsa Israel.

Ketika kita bermaksud melakukan suatu kebaikan, bahkan ketika kita yakin Allah ingin kita melakukannya, kita seharusnya tidak terkejut ketika keadaan berubah kian memburuk sebelum itu berubah menjadi baik. Hal ini tidak membuktikan bahwa kita telah melakukan sesuatu yang salah; ini hanya mengingatkan bahwa kita memerlukan Allah untuk menyelesaikan segala sesuatu.

Hanya Dia sendiri yang tahu
Semua jawaban atas keluh kesahku;
Dia akan menyediakan semua kebutuhanku
Ketika dengan iman kepada-Nya kuberseru. —Morgan
Yang paling perlu kita perbuat di dalam setiap kesulitan adalah memandang kepada Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar