"...
apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil ...
telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain bahwa aku
dipenjarakan karena Kristus"
(Filipi 1:12,13)
Isella
Darmawan sangat gembira saat Barrack Obama terpilih menjadi Presiden
Amerika. Padahal ia bukan anggota tim suksesnya. Bukan pula warga
Amerika. Isella adalah guru SD Fransiskus Asisi, Jakarta, yang pernah
mengajar Obama ketika menjalani masa kecilnya di Indonesia. Walau hanya
setahun, ia masih ingat saat ia memeriksa tugas mengarang yang
diserahkan oleh Obama kecil. Obama membuat karangan berjudul "I want to
be a president" (Saya ingin menjadi presiden). Israella tidak menyangka,
tahun itu ia diberi kesempatan untuk ikut membentuk perjalanan hidup
seorang presiden Amerika!
Setiap
pertemuan adalah kesempatan. Itulah komentar Rasul Paulus kepada jemaat
Filipi tentang kisah pemenjaraannya. Pengalaman dipenjara tanpa
bersalah umumnya berisi cerita pahit. Tidak demikian bagi Paulus. Dari
proses pengadilan sampai pemenjaraan, ia bertemu dengan banyak orang
yang belum beriman. Baik tentara Romawi di istana maupun sesama penghuni
penjara (ayat 13). Ini dipandangnya sebagai kesempatan emas. Ia
memakai setiap pertemuan untuk bersaksi tentang Kristus. Ia berharap
lewat pertemuan singkat itu, Tuhan bisa memakainya untuk mengubah jalan
hidup tiap orang yang dijumpainya.
Setiap
hari Tuhan mempertemukan Anda dengan berbagai tipe manusia. Seiman atau
bukan. Menyenangkan atau menyebalkan. Baik atau jahat. Kaya atau
miskin. Pandanglah itu sebagai sebuah kesempatan. Pancarkan kasih Tuhan
lewat tutur kata dan perbuatan Anda. Siapa tahu, dalam pertemuan singkat
itu Allah memakai Anda untuk ikut membentuk jalan hidup mereka ke arah
yang lebih baik.
PERAN ANDA MUNGKIN SEDIKIT DALAM HIDUP SESEORANG
NAMUN ITU SUDAH CUKUP MEMPERKAYA HIDUPNYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar