Saat
renovasi rumah, si empunya rumah sudah merencanakan untuk memasang
sebuah lukisan potret keluarga di ruang tamu yang telah ditatanya dengan
indah. Lukisan itu telah dipesannya melalui seorang seniman pelukis
wajah yang terkenal dengan harga yang tidak murah. Tetapi, saat lukisan
itu tiba di rumah dan hendak di pasang, dia merasa tidak puas dengan
hasil lukisan dan meminta si pelukis merevisiya sesuai dengan gambar
yang dibayangkan. Apa daya, setelah diperbaiki hingga ke tiga kalinya,
tetap saja ada sesuatu yang tidak disukai pada lukisan tersebut sehingga
setiap si pemilik rumah melintas ruang tamu, selalu timbul
ketidakpuasan dan kekecewaan. Itu sangatlah mengganggu pikirannya.
Menjadikan dirinya tidak senang, uring-uringan, jengkel, kecewa dan
sebal dengan ruang tamunya yang indah itu. Semua gara-gara sebuah
lukisan!
Suatu
hari, datang bertamu satu keluarga sahabat ke rumah itu. Sahabat ini
termasuk pengamat seni yang disegani di lingkungannya. Saat memasuki
ruang tamu, setelah bertukar sapa dengan akrab dengan tuan rumah,
tiba-tiba mereka bersamaan terdiam di depan lukisan potret keluarga itu.
Si tuan rumah buru-buru menyela, "Teman, tolong jangan dipelototi
begitu dong. Aku tahu, lukisan itu tidak seindah seperti yang aku mau,
tetapi setelah di revisi beberapa kali jadinya seperti itu, ya udah lah,
mau apalagi?" "Lho, apa yang salah dengan lukisan ini? Lukisan ini
bagus sekali, sungguh aku tidak sekedar memuji. Si pelukis bisa melihat
karakter obyek yang dilukisnya dan menuangkan dengan baik di atas
kanvas, perpaduan warna di latar belakangnya juga mampu mendukung
lukisan utamanya. Betul kan bu?" Tanyanya sambil menoleh kepada
istrinya.
"Iya,
lukisan ini indah dan berkarakter. Jarang-jarang kami melihat karya
yang cantik seperti ini. Kamu sungguh beruntung memilikinya", si istri
menambahkan dengan bersemangat. Kemudian mereka pun asyik terlibat
diskusi tentang lukisan itu.
Setelah
kejadian itu, setiap melintas di ruang tamu dan melihat lukisan potret
keluarga itu, dia tersenyum sendiri teringat obrolan dengan sahabatnya.
Kejengkelan dan kemarahannya telah lenyap tak berbekas.
Pembaca yang budiman,
Jika
sebuah lukisan tidak bisa diubah atau banyak hal lain di luar diri kita
yang tidak mampu kita rubah sesuai dengan keinginan kita atau selera
kita, maka tidak perlu menyalahkan keadaan! Karena sesungguhnya, belum
tentu lukisan atau keadaan luar yang bermasalah, tetapi cara pandang
kitalah yang berbeda. Jika kita tidak ingin kehilangan kebahagiaan maka
kita harus berusaha menerima perbedaan yang ada.
Dengan merubah cara berpikir kita yang di dalam, tentu kondisi diluar juga ikut berubah.
GBU ALL...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar