Mengejar Kelemah lembutan
Tetapi engkau hai manusia Allah,
jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih,
kesabaran dan kelembutan. (1 Timotius 6:11)
Bacaan Alkitab Setahun: Matius 16; Markus 8
Apa
yang terlintas di pikiran Anda mendengar kata lemah lembut? Seorang
yang feminin, gemulai dan bersuara halus? George Bethune pada tahun 1839
pernah menulis: “Mungkin tidak ada karunia yang lebih kurang didoakan
atau diupayakan daripada karunia kelemahlembutan. Kelemahlembutan lebih
dianggap sebagai kecenderungan alami atau sikap lahiriah daripada
sebagai kualitas seorang pengikut Kristus. Jarang kita merenungkan bahwa
tidak lemah lembut itu berarti dosa.”
Mengejar kelemah lembutan
rasanya tidak cocok dengan konteks sebuah “pertandingan iman” dalam
pesan Paulus yang kita baca (12). Apa yang ia maksudkan? Paulus memakai
kata “lemah lembut” untuk menggambarkan sikapnya yang meneladani Kristus
ketika menegur jemaat Korintus (2 Kor10:1-2). Ia menghindari perkataan
keras dan kasar, dan sebaliknya berusaha meluruskan pendapat atau
tindakan yang keliru dengan sikap yang penuh penghormatan kepada orang
lain. Kata ini juga dipakainya untuk menunjukkan bagaimana jemaat harus
menolong, bukan merendahkan atau menggosipkan, saudara seiman yang jatuh
dalam dosa (Galatia 6:1). Kalau kita perhatikan, nasihat² Paulus kepada
Timotius juga berbicara tentang sikap yang demikian
Jika orang
terdekat Anda ditanya hari ini, akankah mereka mengatakan bahwa Anda
adalah orang yang lemah lembut? Tuhan Yesus mengajak kita untuk belajar
“lemah lembut” seperti diri- Nya (Ma 11:28). Salah satu buah yang rindu
dihasilkan Roh Kudus dalam hidup kita adalah kelemahlembutan. Mari
berusaha “mengejar” karunia ini, mohon Tuhan menata perkataan dan
perilaku kita seperti Kristus: penuh kelemahlembutan. –ELS
KELEMAHLEMBUTAN ADALAH KEKUATAN, BUKAN KELEMAHAN IA DIHASILKAN OLEH ROH ALLAH YANG KUAT DAN MENGUATKAN
Gbu all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar