Diceritakan
bahwa Putri Qara adalah istri saudagar kaya Amenhotep, berasal dari
keluarga sederhana, tapi pintar, bijaksana dan berbudi pekerti yang
baik. Karena ia berasal dari keluarga yang lebih miskin dibanding dengan
suaminya, ia sering diperlakukan dengan tidak selayaknya, sampai suatu
hari ia dan suaminya pergi ke desa nelayan dan melihat ada seorang
nelayan yang miskin dan istrinya. Nelayan tersebut sangat miskin dan
bahkan untuk membeli jala yang baru untuk mengganti jalanya yang robek
pun ia tidak mampu. Istri nelayan tersebut adalah orang yang pemboros,
malas dan suka berjudi, seluruh penghasilan suaminya digunakannya untuk
berfoya-foya.
Melihat
kenyataan seperti itu, Putri Qara berkata kepada suaminya, bahwa
seharusnya istri nelayan tersebut membantu memperbaiki jala suaminya.
Amenhotep, menentang pendapat istrinya, mereka berdebat, sehingga
Amenhotep marah dan kemudian memanggil nelayan miskin tersebut.
Amenhotep menukarkan Putri Qara dengan istri nelayan tersebut.
Putri
Qara sedih karena terhina, suaminya memperlakukan seolah-olah dia
adalah barang yang bisa dipertukarkan semaunya. Sang nelayan tertegun
dan tidak berani membantah, karena Amenhotep terkenal kejam dan sadis
karena kekayaannya.
Putri
Qara rajin membantu suaminya yang baru dalam bekerja. Karena kepandaian
dan kebijaksanaan Putri Qara, lambat laun sang nelayan menjadi kaya.
Sampai suatu ketika ada seorang tua dengan baju compang-camping dan
tidak terurus datang ke rumah Putri Qara, pelayan dirumah tersebut
mengenalinya sebagai Amenhotep. Amenhotep kemudian melepas terompahnya
dan meletakkan di meja kecil di sudut rumah Putri Qara. Oleh pelayan,
terompah tersebut diberikan pada Putri Qara dan menceritakan kondisi
pemiliknya, sang Putri mengenali terompah tersebut dan emerintahkan
pelayannya untuk memberikan pada Amenhotep baju baru, terompah baru dan 3
keping uang emas ditambah pesan : aku tidak diwarisi kekayaan tetapi
budi pekerti, kebijaksanaa dan kemauan untuk bekerja.
Amenhotep
menerima pemberian itu dengan penyesalan akan tindakannya di masa lalu,
karena egonya dia menukar istrinya yang baik dan bijaksana dengan
seorang wanita yang hanya bisa menghamburkan harta suaminya.
Cerita tersebut sederhana, tapi menyentuh karena ternyata begitu besar pengaruh seorang istri untuk suaminya.
Oleh
karenanya, hai wanita dampingi dan dukunglah pria dengan bijaksana, dan
hai pria perlakukanlah wanita dengan penuh kasih, karena pada setiap
pria yang sukses pasti terdapat seorang wanita yang mendukungnya dengan
bijaksana.
Gbu all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar