Barangkali
kita sudah sering mendengar tentang kasih tanpa syarat. Kasih tanpa
syarat ditunjukkan oleh orang tua kita kepada kita anak-anaknya. Mereka
tetap mengasihi dan merawat kita tidak peduli seperti apa keadaan kita.
Kasih tanpa syarat juga ditunjukkan oleh Bapa kita di Sorga. Anugerah
keselamatan-Nya diberikan bukan karena kebaikan kita, namun semata-mata
karena kemurahan-Nya. Tapi, pernahkah kita mendengar tentang doa tak
bersyarat? Itulah doa yang dinaikkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Ketika
ancaman dapur api sudah di depan mata, dengan lantang mereka
berkata,”Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia
akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari
dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku
mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak
akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (Dan. 3:17-18)
Bayangkan betapa tersentuhnya hati Tuhan mendengar pengakuan iman
seperti itu. Saya membayangkan Sorga langsung gempar! Para malaikat
menggeleng-gelengkan kepala dan bersorak sorai, air mata haru Bapa di
Sorga menitik di pipi-Nya.
Beranikah
kita mengucapkan doa seperti yang diucapkan oleh Sadrakh, Mesakh dan
Abednego? Bisakah kita tetap mengucap syukur seandainya jawaban doa
Tuhan enggak sesuai dengan harapan kita? Mampukah kita tetap berkata
“Tuhan itu baik” meski kenyataannya pahit bagi kita? Kita patut
bersyukur memiliki Bapa yang begitu baik. Tuhan tidak pernah meremehkan
iman sebesar biji sesawi sekalipun. Ketika kita sungguh-sungguh berdoa
dengan iman, mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati - maka lihatlah Tuhan
justru bekerja dengan cara-Nya yang ajaib menolong dan menyelamatkan
kita. Di akhir cerita kita tahu Sadrakh dkk. selamat dari dapur api.
Terjemahan King James menyebutkan pengakuan Nebukadnezar ,”Lo, I see
four men loose, walking in the midst of the fire, and they have no hurt;
and the form of the fourth is like the Son of God.” (Dan.3:25) Orang
yang keempat yang dilihat Nebukadnezar dalam perapian itu rupanya
seperti Anak Allah. Yesus sendiri hadir menyertai mereka, berjalan di
dalam api untuk menyelamatkan mereka. Haleluya!
Gbu all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar