Filipi 4: 2-3
"Euodia
kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan.
Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah
mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil,
bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang
nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan. Bersukacitalah senantiasa
dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"
Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 28; Matius 28; Keluaran 5-6
Pernahkah
Anda berpikir bila di dalam satu tim sepakbola yang sedang bertanding
di tengah lapangan, para pemainnya hanya mengandalkan kemampuan individu
dan mengesampingkan kerjasama? Tentu saja kekalahan akan dialami oleh
tim tersebut. Tidak adanya harmonisasi permainan diantara para pemain
adalah penyebab hal itu bisa terjadi.
Paulus
tahu pentingnya kerjasama, jadi ia mendorong dua wanita yang sedang
bertengkar untuk berdamai. Euodia dan Sintikhe, anggota-anggota gereja
Filipi, telah menyebabkan suatu perbedaan karena ketidaksesuaian mereka.
Paulus menggunakan wanita-wanita ini sebagai contoh untuk masuk ke
dalam sebuah pasal tentang damai sejahtera. Ia tidak meminta Euodia dan
Sintikhe bertindak sama, tetapi untuk sehati sepikir.
Istilah
‘sehati sepikir' yang digunakan oleh Paulus mengesankan mengenai
kesesuaian. Menyanyi dalam ketidaksesuaian tidak berarti menyanyi dalam
nada yang sama. Para pemain seharusnya memegang kedudukan berbeda dalam
sebuah tim. Kesesuaian berarti usaha-usaha Anda memperlengkapi
usaha-usaha orang orang lain, bukannya bertentangan dengan mereka.
Kesatuan mengarahkan Anda kepada keberhasilan, tetapi keegoisan akan membawa ke dalam jurang kegagalan.
GBU ALL...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar