Ayat Bacaan: Kejadian 22:1-19
Berkorban
rasanya hal yang paling sulit dilakukan, terkadang berkorban bukan
hanya harta, tapi perasaan. Harta bisa dicari tapi perasaan mudah luka
dan terkadang membekas sampai selamanya. Apakah saat ini anda merasa
harus memilih salah satu diantara dua, sehingga salah satu harus ada yg
dikorbankan, ataukah anda dihadapkan pada hal yg anda kasihi dan harus
anda lepaskan, artinya berkorban. Dan kenapa seringkali hal yang harus
kita korbankan itu adalah hal yang paling penting dalam hidup kita?
Jawabannya adalah karena kalau kita berkorban hal yang tidak penting,
bisa dikatakan itu bukan berkorban namanya, itu hal biasa saja.
Jadi, ketika kita harus berkorban, apakah kita harus melakukannya?
Saya
pernah membaca cerita sebuah kisah nyata mengenai seorang wanita yang
sedang hamil. Ia adalah salah seorang aktifis yg menentang adanya
aborsi. Ternyata ia sendiri dihadapkan pada keadaan yg mengharuskan
dirinya mengaborsi kandungannya, sebab bayinya didiagonsa memiliki
ketahanan tubuh yang rapuh, jika anak itu dilahirkan, umurnya hanya 2
hari saja. Dan bukan hanya itu saja, ada resiko yang akan mengakibatkan
kematian si ibu kalau dia melahirkan anak tsb. Dokter menyarankan ia
untuk mengugurkan kandungannya. Ia merasa terjepit diantara keadaan
bahwa ia adalah seorang penentang aborsi sementara nyawanya terancam
kalau ia tidak mengaborsi anak tsb. Namun ia berdoa dan ia mengambil
suatu keputusan bahwa ia akan melahirkan anaknya. Ia berkata bahwa anak
itu layak untuk hidup walaupun hidupnya hanya sebentar. Suaminya pasrah
dan menerima keputusan tsb. Akhirnya ketika bayi itu lahir, ibunya
meninggal. Pengorbanan si ibu ternyata tidak sia-sia, anak itu ternyata
bertahan hidup selama 2 minggu dan ketika anak bayi itu meninggal, ia
mendonorkan ginjal dan jantungnya untuk 2 nyawa bayi lain yang terancam
meninggal. Ibu itu mengorbankan dirinya, agar bayi tersebut bisa
menghidupkan nyawa bayi-bayi lain. Ternyata dalam suatu pengorbanan yg
harus kita pilih, Tuhan memiliki rencanaNya sendiri, hanya tinggal
maukah kita menjalaninya, maukah kita mengorbankan harta kita, perasaan
kita, bahkan nyawa kita sekalipun? Untuk sesuatu yang lebih besar.
Maka
ketika kita dihadapkan kepada pengorbanan, berdoalah kepada Tuhan,
apakah yang menjadi kehendakNya, seperti ketika Abraham harus
mengorbankan anak tercintanya, Ishak. Ketika Abraham pasrah kepada Tuhan
dan ia mengorbankan anaknya, Allah memberikan berkat berlimpah-limpah
dan berkali-kali lipat kepadanya. Jika Allah melakukan hal yang sama
kepada Abraham, maka Ia-pun pasti akan melakukan hal yang sama kepada
kita anak-anakNya juga.
Dalam pengorbanan, ada rencana Tuhan yang amat besar. Maukah kita berkorban untuk sesuatu yang akan kita dapatkan lebih besar?
Gbu all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar