Mazmur
126:1-6 - Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan
kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh
dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu
berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara
besar kepada orang-orang ini!" TUHAN telah melakukan perkara besar
kepada kita, maka kita bersukacita. Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN,
seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang
menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti
pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Kalau
sekarang banyak orang Afrika menjadi Kristen, banyak KKR digelar,
gereja-gereja bertumbuh, dan kota-kota mengalami transformasi, hal itu
bisa terjadi karena dulu ada seorang penabur benih Injil yang melayani
dengan mencucurkan air mata. Setelah 16 tahun melayani di Afrika,
berjalan 11 ribu mil untuk menjangkau jiwa, David Livingstone kembali ke
Inggris dengan banyak derita. Lengan kirinya tergantung lemah disisi
tubuhnya, terkoyak oleh serangan singa besar. Kulit wajahnya coklat
karena terik matahari. Telinganya tuli akibat demam dan matanya setengah
buta akibat cabang pohon yang menampar matanya dihutan. Demi
tersebarnya berita Injil, secara fisik hidupnya telah hancur!
Tiada
kemuliaan tanpa penderitaan, tiada pelangi tanpa salib yang
mendahuluinya. Habis gelap barulah terbit terang. Itu merupakan rumusan
rohani yang berlaku bagi anak-anak Tuhan yang mau hidup menurut cara
Tuhan. Sampai saat inipun, rumusan ini tetap berlaku. Untuk sebuah hasil
maksimal, termasuk dalam hal-hal rohani, diperlukan kerja keras dan
bayar harga yang tidak murah serta tidak mudah. Banyak orang menganggap
kasih karunia Allah berarti hilangnya kewajiban untuk berusaha dan
membayar harga untuk sebuah keberhasilan. Banyak orang ingin sesuatu
yang cepat, instant dan mudah, tanpa mau menderita atau bekerja keras,
maunya langsung menikmati. Didalam pekerjaan atau pelayanan, dukacita
mendahului sukacita. Seperti seorang ibu yang melahirkan, pertama-tama
melewati penderitaan dan kemudian sukacita tak terperi sesudah bayinya
lahir. Prinsip ini membuat kita tidak putus asa mana kala hari ini kita
melewati masa-masa sulit. Semua ratapan, tangisan, dan derita hari ini
adalah jalan pembuka bagi masa-masa sukses dan keemasan dihari esok.
Berakit-rakit
kehulu, berenang-renang ketepian; bersakit-sakit dahulu,
bersenang-senang (menikmati hasilnya) kemudian. Bagaimana dengan kita,
apakah prinsip ini tetap kita pegang teguh dalam kehidupan sehari-hari?
Ingatlah bahwa Allah tidak pernah meniadakan prinsip tabur-tuai. Jadi
kalau kita ingin menikmati sesuatu yang baik, mari menaburlah.
Orang yang ingin menuai tanpa mau menabur sama dengan mengharapkan kesia-siaan
Gbu all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar