"Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya."
Suatu
kali ayah Randi sedang melatih anaknya bersepeda di sebuah taman yang
ada di depan rumah mereka. Awalnya, sang ayah memegang dari samping
sepeda yang dikendarai Randi. Dengan sabar, ia mengajari anaknya itu
bagaimana mengayuh sepeda dan menyeimbangkan badan. Namun, tiba-tiba
sang ayah melepaskan tangannya dari sepeda, tentu saja Randi yang belum
siap ketika itu pun jatuh.
Air
mata Randi keluar saat ia melihat ada darah keluar dari kakinya. Perih,
itulah yang dirasakannya ketika itu. Sang ayah yang tidak jauh dari
jatuh anaknya itu pun hanya tersenyum dan mendatangi Randi yang sedang
menangis dan memegang kakinya yang luka. Ia pun mendatangi anaknya dan
memegang kakinya. Dengan santai, ia berkata kepada anaknya, "ah, ini mah
gak papa, besok juga lukanya udah kering. Randi, masih mau melanjutkan
latihan sepedanya atau tidak?"
Randi
yang mendapat pertanyaan dari sang ayah pun terdiam. Air matanya
berhenti saat itu dan pikirannya saat itu berputar. Sambil terisak-isak,
ia menganggukkan kepalanya tanda untuk mau latihan. Sang ayah pun
mengambil sepeda dan meminta anaknya untuk bangkit kembali. Dengan
menahan rasa perih, ia pun menuruti permintaan ayahnya. Sepeda kembali
ia dipegang dan Randi pun duduk di jok sepedanya.
Sewaktu
sang ayah ingin membantunya untuk mengendarai sepeda, tawaran itu ia
tolak. Ia meminta ayahnya untuk berada cukup jauh dari dirinya. Sambil
menghela nafas panjang, Randi pun mulai mengayuh sepedanya. Pada ayuhan
yang pertama dia begitu senang karena ia bisa mengendalikan sepedanya,
tapi itu tidak berlangsung lama dan dia pun terjatuh. Hal itu terus
terjadi sampai usahanya yang ke-9.
Pada
usahanya yang ke-10, Randi kembali mengambil sepedanya. Dia pun dengan
semangat mengangkat sepeda yang telah jatuh ke tanah dan kembali mencoba
mengayuh sepedanya. Dan usahanya kali ini berhasil. Randi telah bisa
menguasai sepedanya seorang diri. Ia pun menghampiri ayahnya dan
mengatakan bahwa ia telah bisa berhasil mengendarai sepeda.
Tuhan
menginginkan hal yang sama kepada kita. Walaupun mempunyai kuasa untuk
menolong saat kita sedang dalam masa "jatuh", Dia ingin kita tetap
berusaha untuk bangkit. Dia mau anak-anakNya menjadi anak yang tangguh;
anak-anak yang tidak mudah menyerah oleh keadaan yang sukar; anak-anak
yang berkata "ya" kepada kebenaran firman Tuhan dan "tidak" kepada dosa.
Saat
ini Tuhan bertanya kepada Anda, "apakah engkau mau melanjutkan ujian
dari-Ku dan menjadi pemenang sejati?" jika iya, berusaha terus saat Anda
merasa gagal dan jatuh. Percayalah tangan-Nya selalu tersedia dan siap
membantu ketika Anda membutuhkannya.
Untuk melihat janji Tuhan digenapi, terkadang Anda harus mengeluarkan usaha yang ekstra.
GBU ALL...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar