
Jika kita di salah mengerti, itu menunjukkan bahwa kita belum berkomunikasi dengan baik. Misalnya bunyi iklan: "Cukup 5 menit, kulit anda menjadi lebih putih!” Seorang gadis mencobanya, tetapi tak terjadi perubahan apa-apa. Saat dikomplain, sang penjual menjawab dengan tenang, "Ya, itu maksudnya, kulit anda akan menjadi lebih putih setelah menjalani perawatan 5 menit setiap hari selama 60 hari.”
Yesus pun pernah di salah mengerti selama pelayanan-Nya. Bahkan oleh murid-Nya sendiri. Untuk jangka waktu yang lama, mereka tidak mengerti misi-Nya dan tidak memahami bahwa Dia adalah Mesias yang diutus Allah. Itulah sebabnya pertanyaan-Nya dalam Markus 8:29 sangatlah penting. Dia bertanya kepada murid-muridNya, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus, ”Engkau adalah Mesias." Akhirnya, Petrus melihat dengan jelas siapa Yesus sebenarnya. Jika dewasa ini orang-orang belum memahami Yesus dengan tepat, ini bukan karena Dia belum menjelaskan siapa diriNya dan apa misi-Nya. Melainkan, mereka yang sering salah mengerti Dia.
Seringkali, perselisihan dan keributan antara suami dengan istri, orangtua dengan anak, adik dengan kakak terjadi karena pribadi yang satu salah mengerti akan pribadi yang lain. Komunikasi yang berlandaskan kasih adalah sarana yang tepat sebagai jembatan untuk bisa memahami satu dengan lainnya. Jangan hancurkan jembatan yang akan kita gunakan untuk membawa kita ke seberang. Komunikasi membuat kita sedikit banyak mengerti akan pasangan kita. Petrus akhirnya mengerti, bagaimana dengan anda?
Doa: Ya, Tuhan, tolonglah aku agar tidak salah mengerti akan sikap orang lain kepadaku. Karuniai aku hikmat-Mu agar dapat mengkomunikasikan hatiku dengan baik dan penuh kasih kepada orang lain. Amin.(se)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar