Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai
dengan rencana Allah.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 121; 1 Korintus 10; 1 Samuel 8-9
Ungkapan
‘melibatkan Allah' sudah tidak asing lagi bagi orang percaya.
‘Melibatkan Allah dalam segala perkara', ‘melibatkan Allah dalam rumah
tangga', ‘melibatkan Allah dalam pekerjaan' dan masih banyak lagi
kalimat serupa itu. Apakah artinya? Tentu kita berharap Allah ‘turut
bekerja' dalam setiap aspek kehidupan kita bukan? Namun coba direnungkan
sejenak, siapakah yang aktif (melibatkan) dan siapakah yang pasif
(dilibatkan)?
Seringkali yang terjadi terbalik. Ada kesan bahwa
Allah menjadi pihak yang pasif, menunggu giliran untuk bertindak. Itupun
kalau kita mengizinkan Dia bertindak, padahal sesungguhnya Dia
berdaulat atas hidup kita. Dia berkuasa melakukan apa yang
dikehendaki-Nya. Kalau bukan atas izin Allah, kita tidak dapat melakukan
apapun. Kebebasan kita mengambil keputusan hanya ada karena Dia yang
mengizinkan.
Ketika kita ingin ‘melibatkan Dia' dalam setiap
langkah hidup kita adalah terbaik jika disertai dengan sikap berserah
dan patuh. Memutuskan untuk patuh dan taat di bawah kendali Allah
bergantung sepenuhnya kepada keputusan dan rencana-Nya, dan menantikan
apa yang hendak dinyatakan-Nya kadang tidak semudah yang dibayangkan.
Tapi mari belajar bahwa bukan lagi kita yang berhak menentukan apakah
Dia boleh turut bekerja atau tidak, tapi menyerahkan semuanya kepada
Allah.
Atas kehendak Allah sendiri, Ia selalu terlibat dan aktif bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang percaya.
GBU ALL...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar