II Korintus 12:9
".....Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku."
Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 53; Kisah Para Rasul 25; Imamat 16-17
Apabila
ada hal lain yang ingin kita benci melebihi dari kebencian kita
terhadap kesombongan orang lain adalah kesadaran atas kelemahan diri
kita. Biasanya kita akan menutupi segala kelemahan kita dengan berbagai
macam cara agar hal itu dapat diketahui orang lain.
Bahkan
rasul Paulus pun sampai harus diingatkan oleh Tuhan mengenai
kelemahannya sendiri. Ia berulang kali ditusuk oleh "duri dalam daging"
(II Korintus 12:7). Ia tidak mengatakan duri apa sebenarnya yang
menusuk-nusuknya itu, tetapi penulis J.Oswald Sanders mengingatkan kita
bahwa "duri tersebut melukai, merendahkan, dan membatasi Paulus".
Sebenarnya ia sudah tiga kali meminta kepada Tuhan untuk mengambil duri
tersebut, tetapi permohonannya ditolak. Ia kemudian justru menggunakan
duri itu untuk bernaung pada kasih karunia Allah. Tuhan berjanji,
"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah
kuasa-Ku menjadi sempurna" (ayat 9).
Dengan
berani Paulus mulai "merangkul" kelemahannya dan menguji kasih karunia
Tuhan. Itu merupakan sebuah jalan yang disebut Sanders "proses berjalan
secara bertahap" dalam kehidupan sang rasul. Ia juga mencatat bahwa
akhirnya rasul Paulus tidak lagi menganggap durinya sebagai "kekurangan
yang membatasi", tetapi menganggapnya sebagai "keuntungan ilahi". Dan
keuntungannya adalah: Ketika dirinya merasa lemah, ia justru kuat di
dalam Tuhan.
Kekuatan Allah terlihat paling jelas dalam kelemahan kita.
Gbu all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar