Seorang
pendeta pernah memberi kesaksian yang menarik. Ia bercerita bahwa selama
belasan tahun, setiap kali membeli ayam untuk istrinya, ia selalu
membelikan bagian dada. Selama masa pacaran, ia melihat istrinya selalu
makan bagian dada, sehingga ia beranggapan pastilah istrinya menyukai
dada ayam. Setelah belasan tahun berjalan, ketika mereka saling membuka
diri satu sama lain, barulah ia tahu bahwa sebenarnya istrinya paling
suka bagian paha ayam. Lalu mengapa istrinya dulu selalu memilih bagian
dada? Ternyata dada ia pilih karena ia tahu suaminya menyenangi bagian
paha. Belasan tahun berjalan, tapi masih juga ada hal-hal yang belum
diketahui mengenai pasangan hidup. Ini bisa terjadi pada siapa saja,
termasuk anda dan saya.
Seringkali
kita menganggap bahwa apa yang kita sukai pastilah disukai juga oleh
pasangan kita, anak kita, keluarga, teman-teman atau orang lain. Ada
banyak ayah yang beranggapan bahwa jika mereka mampu mencukupi kebutuhan
materi dari anak-anak atau istrinya, ia sudah menjalankan fungsi
sebagai ayah teladan. Padahal mungkin pada banyak kesempatan, anak dan
istrinya jauh lebih membutuhkan perhatian dan kehadirannya ketimbang
pemenuhan kebutuhan materi. Selama saya mengajar dan berinteraksi dengan
banyak orang sepanjang hidup saya, saya sampai pada satu kesimpulan:
manusia diciptakan Tuhan berbeda-beda. Baik dari sifat, tingkah laku,
hobi, kegemaran, dan sebagainya. Artinya, apa yang saya suka, belum
tentu orang lain suka. Apa yang terbaik bagi saya, belum tentu terbaik
bagi orang lain.
Tuhan
Yesus mengajarkan demikian: "Aku memberikan perintah baru kepada kamu,
yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi
kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34).
Kemudian di kesempatan lain: "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu
saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu." (Yohanes 15:12) dan
"Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang
lain."(Yohanes 15:17). Perintah Yesus adalah untuk mengasihi orang lain,
seperti Tuhan Yesus sendiri telah mengasihi kita. Bagaimana Yesus
mengasihi kita? Tuhan Yesus mengasihi kita secara luar biasa, hingga
mengorbankan diriNya untuk mati di atas kayu salib agar kita semua tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Mengasihi sesama seperti
bagaimana Yesus mengasihi kita akan membuat kita harus mulai memikirkan
untuk mengasihi orang lain sesuai dengan apa yang mereka
butuhkan/inginkan, dan kemudian berusaha untuk memberikan tepat seperti
itu. Bukan menurut kita, namun menurut mereka. Karena semua orang
berbeda kebutuhan/keinginan nya.
Dalam
kondisi seperti ini, dibutuhkan sebuah pengertian mendalam mengenai
"bahasa kasih" agar kita bisa menjangkau hati orang-orang disekitar
kita. Yang saya maksudkan dengan bahasa kasih adalah sesuatu yang kita
berikan kepada orang lain yang didasarkan sesuai dengan apa yang mereka
harapkan, bukan menurut apa yang kita sukai. Ada 5 hal yang biasanya
menjadi "bahasa kasih" bagi orang:
1. Kata-kata pujian
Orang
yang memiliki bahasa kasih ini biasanya akan bahagia atau merasa
dikasihi jika mereka mendapatkan kata-kata positif, seperti dukungan,
pujian, pengakuan dan lain-lain. Jika mereka mendapatkan sebaliknya,
seperti cacian, kata kasar, melecehkan dan sebagainya, akan menjadi
sesuatu yang sangat menyakitkan.
2. Saat Bersama
Jenis
ini akan merasa dikasihi jika orang yang mereka sayangi mau meluangkan
waktu untuk mendengarkan mereka, berbincang-bincang dari hati ke hati,
jalan-jalan dan sebagainya.
3. Hadiah
Tipe seperti ini akan sangat senang jika mendapat pemberian, meski yang paling sederhana sekalipun.
4. Bantuan
Orang
dengan tipe bahasa kasih seperti ini akan sangat bahagia jika orang
yang mereka sayangi mau meluangkan waktu untuk membantu mereka, meski
sedang sangat sibuk. Itu akan sangat berarti bagi mereka.
5. Sentuhan
Tapping
on the shoulder, atau bagi suami-istri atau orang tua pada anak:
pelukan, ciuman atau gandengan tangan, bisa berarti yang sangat besar
bagi mereka.
Beda
orang, beda bahasa kasih. Sudahkah anda mengetahui bahasa kasih dari
pasangan anda,anak-anak anda, teman anda, dan orang tua anda? Dalam
menggenapkan perintah Kristus untuk mengasihi orang seperti halnya Dia
mengasihi kita, kita harus tahu apa yang paling mereka butuhkan, sama
seperti Yesus mengetahui betul apa yang paling kita butuhkan. Meskipun
segala sesuatu yang kita berikan dengan tujuan baik didasari kasih yang
tulus tetaplah baik adanya, ada kalanya curahan kasih kita tidak akan
maksimal jika kita salah memberi. Terkadang tanpa mengetahui bahasa
kasih dari orang yang kita sayangi, kita bisa gagal dalam menyatakan
kasih kita pada mereka. Malah bisa berujung pada pertengkaran, karena
kita merasa pemberian kita tidak dihargai, mereka merasa tidak
diperhatikan dan lain-lain. Jika Yesus mengasihi kita dengan memberikan
yang terbaik buat kita, karena Dia tahu betul apa yang kita butuhkan,
ini saatnya kita memberikan yang terbaik pula buat orang-orang yang kita
kasihi, dengan mengenal terlebih dahulu apa yang paling mereka butuhkan
sesuai dengan bahasa kasih mereka. Mari kenali bahasa kasih
masing-masing, dan nyatakanlah kasih dengan maksimal.
Kenali bahasa kasih dari orang-orang yang kita sayangi
Gbu all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar