Mazmur 107:30
“Dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 17; Matius 17; Amos 1-2
Mazmur
107 menceritakan tentang “orang-orang yang mengarungi laut dengan
kapal-kapal” (ayat 23). Sepanjang perjalanan mereka di laut, mereka
melihat Allah sebagai Pribadi yang berada di balik badai yang bergelora
dan Pribadi yag menenangkan badai tersebut. Di dunia kapal layar, ada
dua ketakutan besar, yaitu angin ribut yang menakutkan dan tidak ada
angin sama sekali.
Di
dalam puisi yang berjudul ‘The Rime of the Ancient Mariner’, penyair
Inggris, Samuel Taylor Celeridge (1772-1834) menggambarkan badai dan
kesunyian di laut. Dua kalimat dari puisi tersebut telah sangat
terkenal. “Air, air di mana-mana. Dan tak setetes pun dapat menghapus
dahaga.”
Pada
posisi garis lintang tertentu, angin benar-benar berhenti bertiup
sehingga kapal layar tidak bergerak. Kapten dan awak kapal “terjebak”
tanpa bantuan. Akhirnya, tanpa adanya angin yang bertiup, persediaan air
mereka pun habis.
Kadang
kala kehidupan menuntun kita untuk bertahan di dalam badai. Namun pada
kesempatan yang lain, kita juga diuji di dalam kejemuan. Kita mungkin
merasa terjebak. Sesuatu yang sangat kita idam-idamkan, sama sekali
tidak dapat kita raih. Akan tetapi, sekalipun kita berada di dalam
keadaan krisis atau berada di sebuah tempat di mana “angin” rohani telah
diambil dari pelayaran kita, sangatlah penting bagi kita untuk
mempercayai tuntunan Allah. Tuhan yang bertakhta atas situasi yang
berubah-ubah, pada akhirnya akan menuntun kita menuju pelabuhan kesukaan
kita (Mazmur 107:30).
Allah menentukan perhentian sekaligus perjalanan kita.
Gbu all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar