I Korintus 11:27-28
Jadi
barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan
Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah
tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan
roti dan minum dari cawan itu.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 113; 1 Korintus 1; Hakim-Hakim 13-14
Matius
pasal 26 menceritakan salah satu acara paling terkenal dalam sejarah
manusia dan juga acara makan bersama paling terkenal, Perjamuan
Terakhir.
Ketika
semua murid sudah duduk bersama, Yesus berkata, “"Minumlah, kamu semua,
dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang
ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” (ayat 27-28).
Yesus,
seperti yang sering Ia lakukan, berbicara secara simbolis. Mengatakan
sesuatu secara langsung tidak sesuai dengan perumpamaan yang sering Ia
gunakan. Setelah itu, Yesus berkata bahwa Dialah Roti Kehidupan. Dan
tidakkah Ia pernah mengatakan bahwa Dialah pintu?
Jadi,
apakah kita orang Kristen berkeras bahwa Yesus adalah benar-benar roti
dan pintu? Tentu saja tidak. Kita tidak berkeras bahwa roti dan anggur
itu benar-benar secara nyata adalah darah dan daging Yesus. Tidak ada
bukti bahwa terjadi sesuatu yang supranatural terjadi proses perubahan
atas isi cawan itu berubah menjadi darah-Nya dan roti menjadi
daging-Nya.
Oleh
karena itu, ketika kita mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus, jangan
dibingungkan dengan apa yang terwakili olehnya. Kita tidak perlu
berpikir bahwa roti adalah daging dan anggur mengandung darah.
Namun
di lain sisi, kita jangan merendahkan Perjamuan Kudus dengan
meremehkannya. Jelas Alkitab memperingatkan kita untuk menyadari
pentingnya Perjamuan Kudus (Lihat 1 Korintus11:23-30).
Roti
dan anggur bukanlah suatu unsur suci, namun hal itu mewakili unsur
suci. Jadi lakukanlah dengan penuh penghormatan dan resapilah ketika
melakukan Perjamuan Kudus. Sadarilah bahwa apa yang Anda lakukan adalah
sebuah pengingat akan apa yang Yesus lakukan bagi kita ketika Ia
disalibkan. Dengan darah yang tercurah dan dagingnya yang
tercabik-cabik itu, setiap dosa, sakit dan penderitaan kita telah
ditanggungnya. Anggur dan roti itu adalah pengingat bahwa Tuhan begitu
mengasihi kita sehingga dikaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya siapa
yang percaya pada-Nya tidak binasa.
Roti dan anggur yang kita makan dan minum saat perjamuan kudus adalah pengingat bahwa seorang pribadi telah mati bagi kita.
GBU ALL...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar