"Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur" Kidung 1:2
Bukankah
cinta itu sesuatu yang menakjubkan? Coba pikirkan tentang cinta pertama
Anda; debaran dan kegembiraan yang Anda rasakan ketika ada seseorang
yang mencintai Anda! Ketika saudara perempuan Anda selalu mengingatkan
Anda betapa menyebalkannya Anda, dan kaus kaki Anda adalah kaus kaki
yang paling bau di seluruh dunia, ada wanita lain yang harum dan
secantik bunga yang mengatakan Anda sungguh manis!
Lalu
Anda menikahi sang bunga, dan menikmati keharumannya selama
bertahun-tahun, sampai satu hari, Anda terbangun dan menyadari keharuman
itu telah hilang. Anda melihat si pengantin muda Anda, dan waktu telah
meninggalkan jejak di dirinya. Anda melihat cermin, dan bayangan Anda
sendiri tidak Anda kenali. Kemanakah cinta telah pergi?
Dalam
kebanyakan kasus, cinta itu masih tetap ada disana, tetapi telah
melalui beberapa perubahan positif dan negatif. Cinta telah berubah ke
arah lebih baik melalui pendalaman akan pengertian yang baru dan lebih
berkembang mengenai apa cinta itu. Cinta bukan mengenai hubungan
seksual, makan malam romantis dan berdansa di malam hari, tetapi
mengenai hubungan dan cinta kasih. Pasangan Anda tidak hanya mengedipkan
matanya kepada Anda, tetapi sekarang Anda sekarang yang mengedipkan
mata yang pedih ketika ia membantu Anda memasang contact lens. Ketika
suami Anda dulunya memandang Anda dengan mesra dari seberang meja makan
dan dengan lembut menyuapi Anda dengan jarinya, sekarang ia menyuapi
Anda makan pagi, siang dan malam selama 6 minggu karena tangan Anda
patah akibat cucu Anda tiba-tiba melompat menimpa Anda! Anda melihat
rambut istri Anda dan berpikir kemanakah rambutnya yang dulu hitam
legam, dan sekarang hanya ada beberapa bayangan abu-abu.. Anda memegang
sendiri kepala Anda hanya untuk merasakan licinnya kepala Anda sekarang.
Yah,
waktu telah berubah banyak bagi Anda berdua, dan ketika Anda memikirkan
kenyataan ini, sudut bibir Anda bergerak naik dan Anda senang Anda
tidak sendirian dalam melewati transformasi alamiah ini. Anda berpaling
kepada pasangan Anda dan tersenyum tanpa alasan yang jelas, dan ia
kembali berpikir Anda sedang pada "masa senioritas" yang lain!
Dan
untuk yang negatif, perubahan negatif itu tidak PERLU terjadi, tetapi
sedihnya, dalam pernikahan, hal itu sering terjadi karena kita sering
saling meremehkan. Kita berpikir hal yang tersulit adalah bagian
memasukan cincin ke dalam pasangan kita dan sekarang, kita dapat
duduk-duduk santai dan menikmati masa indah selamanya. Dan ketika masa
indah itu tidak datang, kita mulai marah, merasa frustrasi dan
menyalahkan, "Ia tidak bersikap sama kepada saya seperti dulu!" ujar
Anda.
Bagaimana
dengan Anda? Bagaimana sikap ANDA terhadap pasangan Anda? Apakah Anda
berkata-kata dengan kata-kata pedas dan mengharapkan respon semanis
madu? Bagaimana dengan tindakan Anda sendiri? Apakah Anda mengacuhkan
kebutuhan pasangan Anda sementara Anda menginginkan ia memenuhi
kebutuhan Anda?
Sebagaimana
ayat itu membandingkan cinta dengan anggur, pernikahan seperti layaknya
kebun anggur harus dirawat, disiram dan dipupuk jika Anda menginginkan
buah anggur yang manis dan lezat untuk dibuat anggur. Jika tidak, kebun
anggur itu akan mulai mati dan mengering, dan air yang keluar dari buah
anggur itu terasa asam.
Cinta
dalam pernikahan LEBIH nikmat dibandingkan dengan anggur, karena
seperti rasa anggur yang semakin enak seiring dengan berlalunya waktu,
cinta kasih yang terpelihara memiliki kemampuan untuk menumbuhkan
karakter dan intensitas. Minuman terenak!!
Hal
yang sama juga berlaku dalam hubungan kita dengan Tuhan. Mengacuhkan
hubungan kita akan menyebabkan kepahitan jiwa dan kehancuran terhadap
keselamatan yang telah kita peroleh.
Gbu all..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar