Sabtu, 31 Mei 2025

Cukupkanlah!

Lukas 3:14

Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 140; 2 Korintus 13; 2 Samuel 7-8

Seorang staf bidang keuangan mempunyai tanggung jawab yang penting bagi suatu perusahaan atau organisasi. Tugas utamanya adalah mengatur agar pemakaian uang terlaksana seefisien mungkin. Penyusunan kebutuhan berdasarkan prioritas dan ketersediaan finansial merupakan faktor yang sangat menentukan. Umumnya yang jadi persoalan serius adalah kebutuhan-kebutuhan yang lebih besar dari kemampuan untuk memenuhinya. Perencana keuangan yang handal tentu akan berusaha menyiasatinya dengan tujuan mencukupkan dengan apa yang tersedia sehingga jangan sampai merugi.

Dari pengalaman sehari-hari kita dapat menemukan bahwa pergumulan tersebut tidak hanya berlaku di tempat kerja saja. Masalah mengatur keuangan juga berlaku dalam konteks rumah tangga maupun pribadi. Sebagian orang mungkin menganggap keuangan pribadi tidak perlu ditangani seprofesional menangani keuangan perusahaan. Benarkah demikian? Alkitab mengatakan "...cukupkanlah dirimu dengan gajimu" (Lukas 3:14) dan "...cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu" (Ibrani 13:15).

Hal ini berlaku bagi yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap. Kita perlu berupaya mencukupkan justru untuk mengatasi kebutuhan yang selalu lebih besar dari pendapatan. Mencukupkan diri bukan hanya sekedar soal hidup irit dan berhemat. Tetapi dorongan untuk berupaya kreatif merencanakan pemakaian uang sesuai dengan kemampuan yang ada. Tujuannya agar kita dapat menikmati segala berkat Tuhan dengan sukacita dan bertanggung jawab. Pada akhirnya mendatangkan ucapan syukur, bukan karena kelebihan, melainkan karena kecukupan.

Mencukupkan diri bukan sekedar hidup berhemat, tapi juga upaya-upaya kreatif dalam merencanakan pemakaian uang.

Gbu all...

Jumat, 30 Mei 2025

Pursuit Of Righteousness

2 Timotius 2:22

Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 137; 2 Korintus 10; 2 Samuel 1-2

Apabila Anda membaca surat kabar maupun menonton televisi, maka berita mengenai pencarian akan kebenaran merupakan salah satu topik yang akan selalu muncul. Tidak sedikit kita melihat bagaimana orang melakukan orasi maupun demonstrasi untuk mencari kebenaran. Keadilan nampaknya telah menjadi suatu hal yang memilukan di tengah negara yang mengaku memiliki supremasi hukum.

Dalam dunia bisnis, kebenaran juga telah menjadi suatu hal yang kerap dipertanyakan, terutama di tengah maraknya korupsi dan ketidakjujuran dalam transaksi usaha. Tidak heran konsep Good Corporate Governance (Sistem Pengelolaan Perusahaan Yang Baik) yang menekankan keterbukaan menjadi hal yang sangat diperlukan, sekalipun kadang hal tersebut masih sebatas slogan belaka.

Terkadang saya merenung bagaimana pada zaman dahulu orang melakukan transaksi bisnis hanya dengan modal kepercayaan, tidak banyak dibuat dokumen kontrak sebagai back up karena setiap orang saling menghargai integritas perkataan mereka. My word is my commitment, kurang lebih demikianlah filosofi dagang para pengusaha Cina perantauan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, maka nampaknya sebagian dari nilai luhur tersebut mulai luntur pula.

Yesus mengatakan bahwa Ia adalah kebenaran. Ketika Paulus menasehati Timotius, saya percaya bahwa ia ingin agar setiap orang mengenal Yesus, sang kebenaran sejati, dan hidup taat di dalam firman kebenaran-Nya. Hal itulah yang harus terus dikejar oleh setiap profesional Kristen hingga kebenaran itu terpancar kepada dunia melalui perkataan, pikiran dan perbuatan kita.

Dapatkah orang lain melihat kebenaran nyata dalam diri kita?

Gbu all...

Kamis, 29 Mei 2025

Kasih Dan Resiko

1 Yohanes 4:18

Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 135; 2 Korintus 8; 1 Tawarikh 5-7

Di hadapan saya adalah seorang dengan raut muka yang memperlihatkan usia penuh dengan sukacita dan hikmat. Setelah kami berkenalan, saya mendapati bahwa dia adalah mantan seorang CEO di perusahaan asuransi besar di Afrika Selatan. Pada usia 50 tahun dia meninggalkan posisinya dan merantau ke Asia Tenggara untuk menjadi misionaris dan melakukan pekerjaan Tuhan.

"Mengapa?" tanya saya spontan. Meninggalkan kehidupan yang nyaman dan merantau ke dalam ketidakpastian, aneh kan?

"Allah memanggil saya."

"Bagaimana Anda tahu bahwa itu betul dari Tuhan, bagaimana jika itu salah?"

Dia berusaha menjelaskan bahwa tentu itu melewati pergumulan dan sederetan tanda dan konfirmasi yang dia dapatkan.

"Akan tetapi...," ujarnya pelan dan mantap. "...bahkan sekalipun ternyata saya mendapati itu salah, saya lebih suka untuk mencoba dan pergi, daripada saya hidup di sana karena tidak berani dan menghabiskan hidup saya dalam kegelisahan dan penyesalan. Kalaupun ternyata setelah saya ke sini dan mendapati itu salah, maka dengan rendah hati saya akan mengakuinya dan pulang kembali, tetapi saya tidak menyesal."

Saya tercenung mendengar jawaban itu. Bukan jawaban yang gegabah dan sembarangan yang keluar dari seorang ahli di dunia asuransi. Tetapi jawaban seseorang yang karena cintanya kepada Tuhan begitu menggebu telah memampukan dia mengambil ‘resiko'.

Kasih mengalahkan ketakutan dan membuat kita berani mengambil resiko.

Gbu all.....

Rabu, 28 Mei 2025

Hanya Pengembara

Kejadian 12:1

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 134; 2 Korintus 7; 1 Tawarikh 3-4

Seorang pengembara dan seorang tuan tanah akan memiliki cara pandang yang berbeda terhadap kehidupan. Katakanlah dalam sebuah perjalanan panjang dan lama, mereka bepergian bersama-sama. Di tengah jalan, keduanya kehilangan jalan dan tersesat. Si pengembara yang terbiasa meninggalkan apapun miliknya di rumah tidak perlu merasa kuatir. Sedangkan si tuan tanah yang terbiasa mengawasi bisnisnya seringkali merasa gelisah, tertekan dan kuatir memikirkan harta kekayaannya.

Ketika Abraham dipanggil untuk pergi ke tempat asing yang tidak diketahui arah tujuannya, dia pergi dengan tenang. Mengapa? Dia memiliki mental pengembara dan ia tahu rumahnya yang sejati dan abadi adalah di sorga sana. Dia juga percaya, seperti yang penulis Ibrani katakan, bahwa Allah telah menyiapkan kota yang abadi baginya.

Abraham, pada saat ia dipanggil, telah hidup nyaman dan kaya di kampung halamannya. Jika dia lebih berpegang pada kenyamanan yang ‘dekat', maka dia tidak dapat melihat pada ‘harta' yang jauh namun pasti. Abraham tahu bahwa rumahnya bukan di dunia, tetapi di kota abadi yang Allah telah rancangkan bagi dia.

Memiliki mental tuan tanah selama hidup di dunia ini akan membawa kita kepada kegelisahan dan banyak kekuatiran yang sia-sia. Pekerjaan dan kantor pun bisa menjadi ‘ruang nyaman' yang mengikat jika kita mempunyai mental ‘tuan tanah'. Seorang pengembara hidup bebas, percaya dan berjalan dengan Allah, serta melayani dan memberi termasuk lewat pekerjaannya karena dia tahu dunia bukan rumahnya. Di sana, di kota abadi, itulah tempat perhentian terakhir dan sejati.

Milikilah mental pengembara yang senantiasa menggantungkan hidupnya sepenuhnya hanya kepada Tuhan.

Gbu all...

Selasa, 27 Mei 2025

Allah Mengasihi Hagar

Mazmur 25:16

Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab aku sebatang kara dan tertindas.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 130; 2 Korintus 3; 1 Samuel 26-27

Dengan gaya humornya Sir Winston Churchill mengatakan, I like pigs. Dogs look up to us. Cats look down on us. Pigs treat us as equals. Maksudnya adalah inilah cara pandang dunia. Dunia menempatkan orang-orang dari golongan terpandang, kaum jetset yang hampir memiliki segalanya di tempat-tempat istimewa, cenderung memandang rendah kaum papa yang hanya memiliki diri mereka sendiri. Orang-orang sering lupa bahwa kita harus memadang semua orang sama rata.

Syukurlah, Allah kita berbeda. Ingat cerita Hagar? Ketika ia tertindas dan melarikan diri, siapakah yang mencarinya? Allahlah yang mencari dia. Seringkali dalam pandangan kita, Hagar hanyalah seorang budak yang kemudian melahirkan Ismael dan sebuah agama besar lain. Sosok yang hina, terbuang dan tertindas.

Tetapi inilah rahasia dan kenyataan yang luar biasa. Adalah Allah sendiri yang memperhatikan penderitaan Hagar dan menolongnya ketika ia kehausan dan Ismael hendak mati. Adalah Allah yang bersabda, "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring."

Seringkali kita merasa hina sebagaimana dunia memandang kita. Seringkali kita merasa terbuang sebagaimana otoritas agamawi memandang kita. Tetapi satu hal yang pasti - Allah mengasihi orang-orang yang terbuang. Dunia merendahkan orang yang tertindas, tetapi Allah tetap berbelas kasihan.

Cara pandang Allah dan manusia itu sangat berbeda, sejauh langit dan bumi.

Gbu all...

Senin, 26 Mei 2025

Orang-Orang Yang Tidak Biasa

 Daniel 6:4

Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 125; 1 Korintus 14; 1 Samuel 16-17

Daniel adalah sosok yang luar biasa. Dia bukan hanya setia beribadah kepada Allahnya, tapi juga setia dalam profesinya di lingkungan pemerintahan. Bahkan, rekan-rekan kerjanya sampai tidak bisa mendapati cela dalam pekerjaan Daniel. Kalau kita baca keseluruhan kitab Daniel, saat tampuk kekuasaan beberapa kali silih berganti, nama Daniel masih tercatat sebagai orang yang terpandang, bahkan membuat para raja mengakui dan memuji kebesaran Allahnya.

Kisah ini semakin membukakan tentang betapa pentingnya kita menelaah kembali kompetensi pribadi. Banyak yang masih keliru dalam menjalankan profesi kita. Konsep iman seringkali menjadi alasan untuk malas belajar. Kita lupa bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Doa dan iman tidak sepatutnya dipandang sebagai ‘pengganti' proses belajar dan berusaha. Untuk menjadi marketer yang handal, misalnya, tidak cukup dengan berdoa, tapi akal budi dari Tuhan perlu dimaksimalkan dengan banyak belajar. Daniel pun terus belajar di istana sambil tetap menjaga kesucian hidupnya (Daniel 11).

Cerita Daniel ini kembali mengingatkan untuk tidak berhenti meng-up grade diri supaya kita menjadi kompeten di bidang kita masing-masing. Dengan pertolongan Roh-Nya dan dengan kesetiaan untuk melakukan yang terbaik, semoga muncul lebih banyak profesional teladan Kristen. Mereka yang mampu menyatakan imannya pada dunia, sehingga orang-orang di luar sana dapat mengenal Tuhan kita yang hidup.

Mari kita tidak berhenti meng-up grade kemampuan kita.

Gbu all...

Minggu, 25 Mei 2025

Sahabat Sejati

1 Samuel 19:2-3

Sehingga Yonatan memberitahukan kepada Daud: "Ayahku Saul berikhtiar untuk membunuh engkau; oleh sebab itu, hati-hatilah besok pagi, duduklah di suatu tempat perlindungan dan bersembunyilah di sana. Aku akan keluar dan berdiri di sisi ayahku di padang tempatmu itu. Maka aku akan berbicara dengan ayahku perihalmu; aku akan melihat bagaimana keadaannya, lalu memberitahukannya kepadamu."

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 129; 2 Korintus 2; 1 Samuel 24-25

Tak ada seorang pemimpin pun yang berhasil sendirian. Bahkan Daud membutuhkan Yonatan-nya.

Dalam masa-masa sukar saat ia melarikan diri dari ancaman-ancaman Raja Saul, Daud berpaling kepada sahabatnya untuk mendapatkan kekuatan dan dukungan. Dengan menanggung risiko besar sendiri, Yonatan, sambil mengharapkan dapat menenangkan hati ayahnya dan mendamaikan sang raja dengan sahabatnya, berbicara baik tentang Daud. Dan untuk sementara  waktu Saul mengalah, dengan berjanji bahwa Daud tidak akan mati di tangannya.

Namun kebencian lama Saul kembali lagi, dan Yonatan sekali lagi mempertaruhkan nyawanya untuk menolong sahabat terkasihnya. Yonatan tetap setia kepada sahabatnya sampai akhir hidupnya.

Apakah Anda mempunyai seseorang yang "memperkuat lengan Anda di dalam Allah?" Semua pemimpin membutuhkan sahabat-sahabat setia yang dapat menolong mereka bertahan melalui masa-masa sukar.

Jadilah sahabat yang memperkuat lengan orang lain di dalam Allah.

Gbu all...

Sabtu, 24 Mei 2025

Pundi-Pundi Berlubang

Hagai 1:6

Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 124; 1 Korintus 13; 1 Samuel 14-15

Tak dapat disangkal, apapun yang kita miliki jika tidak dibubuhi berkat Tuhan, tidak akan berarti banyak buat kita. Cucuran keringat yang menghasilkan sesuatu dalam pekerjaan kita, sering tidak bisa dinikmati. Kalaupun bisa dinikmati tidak membuahkan kepuasan. Kita seperti sedang menyimpan harta di pundi-pundi yang berlubang. Hal inilah yang sedang dialami Yehuda semasa Hagai melayani. Ayat di atas menggambarkan kenyataan itu.

Lantas, bagaimana agar kita tidak mengalami hal itu terus-menerus? Langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah menyadari bahwa berkat apapun yang kita terima, sumbernya dari Allah. Bukan keringat dan usaha kita semata-mata yang mengalirkan pendapatan itu. Pekerjaan dan usaha kita hanya sarana yang dipakai Tuhan untuk memenuhi kebutuhan. Artinya kita harus tetap mengingat untuk mengembalikan apa yang harus kita persembahkan kepada Tuhan.

Berikutnya, kita juga harus mengingat bahwa ada orang-orang lain di sekitar kita yang bergumul untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan hidup. Pekalah dengan kondisi itu dan selalu siap sedia untuk menjadi kepanjangan tangan Tuhan dengan membantu mereka.

Yang terakhir, milikilah kebijaksanaan Allah untuk mengelola berkat-Nya secara bertanggung jawab. Kita harus bisa menabung setelah ‘membayar' kepada Allah dan sesama. Kiranya menjadi inspirasi Anda, dan pundi-pundi Anda tak berlubang lagi.

Mintalah hikmat kepada Allah untuk mengelola semua berkat kita.

Gbu all....

Jumat, 23 Mei 2025

Meninggalkan Warisan

Amsal 13:22

Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 123; 1 Korintus 12; 1 Samuel 12-13

Kata warisan sering dikaitkan dengan rumah di kawasan elit, simpanan berlimpah di bank atau saham-saham papan atas dilimpahkan bagi generasi selanjutnya. Alkitab sendiri mengajarkan meninggalkan warisan dalam bentuk uang bagi anak-anak itu layak dihargai dan dipuji. Kitab Amsal mencatat seorang ayah yang baik meninggalkan warisan bagi anak-anaknya agar dapat menjamin masa depan mereka. Tetapi warisan bisa jadi berantakan jika si penerimanya belum dewasa untuk mengurusnya. Jadi warisan seringkali ditentukan oleh karakter pengelolanya.

Yesus berkata hidup kita tidak tergantung kepada harta benda. Ada suatu warisan yang tidak dapat dibeli oleh uang, tidak kena pajak dan tidak dapat diambil alih. Warisan jenis ini memperkaya si penerima, membentuk karakter dan mempengaruhi hidupnya. Warisan ini adalah warisan rohani, benar-benar warisan yang layak untuk ditinggalkan.

Edith Schaeffer dalam bukunya "What is a Family?" menyatakan bahwa keluarga adalah tempat menurunkan warisan itu. Ulangan 6:7 menunjukkan keluarga sebagai sebuah fasilitas built-in untuk membangun warisan rohani bagi anak-Nya. Tapi konteksnya dapat diperluas, warisan rohani dapat diturunkan kepada siapapun - bawahan, rekan-rekan di tempat kerja atau anak-anak rohani yang sedang kita bimbing.

Tuhan telah melengkapi kita dengan Roh Kudus dan akal budi untuk mengenal lebih dulu konsep warisan, untuk kemudian mewariskanya dengan paradigma yang tepat. Jadi apakah kita sudah mulai dapat memikirkan warisan apa saja yang akan diturunkan pada generasi selanjutnya?

Warisan yang layak ditinggalkan adalah warisan rohani yang abadi dan tak ternilai.

Gbu all....

Kamis, 22 Mei 2025

Semut Gurun

Amsal 2:6

Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 122; 1 Korintus 11; 1 Samuel 10-11

Sebagian besar makhluk hidup mustahil hidup dengan suhu tinggi, termasuk manusia. Tetapi beberapa semut dapat tinggal di gurun pasir membara dengan suhu menyengat 650C. Semut jenis ini dikenal sebagai semut gurun. Mereka berwarna hitam, berukuran sedang dan berkaki panjang. Semut ini mencari makanan sekitar enam hari jauhnya dari sarang kadang tanpa dimangsa hewan apapun. Hebatnya, kemudian mereka membawa pulang makanan yang beratnya 15-20 kali lipat berat mereka sendiri.

Bagaimana semut bertahan di gurun yang terik? Karena mereka tidak lantas mengukur suhu dengan thermometer sebelum keluar dari sarang. Kita dapat berkata bahwa mereka tercipta dan dilengkapi dengan kemampuan khusus untuk hidup di gurun. Saat mereka berada di luar dan suhu sangat tinggi, secara alamiah mereka mendaki benda misalnya tumbuhan gurun dan berdiam di situ sementara waktu untuk mendinginkan suhu tubuhnya. Jika tidak dapat menemukan tempat teduh dengan cepat, semut akan mati kepanasan.

Lantas apa arti semua ini? Allahlah sang Penciptanya yang telah memberikan pengetahuan ini kepada semut dan melengkapi mereka dengan pengetahuan tentang cara melindungi diri. Semut yang tidak secerdas gorila misalnya, dapat memperlihatkan cara bertahan hidup di lingkungan yang sarat tantangan dengan cerdas. Hal ini tak terbayangkan oleh manusia, yang hanya bisa terpikirkan oleh Allah.

Semut seperti hewan lainnya, hanya bertindak menurut cara Allah. Kecerdasan yang ditampilkan sebenarnya adalah cerminan dari betapa luar biasanya Penciptanya. Ia-lah yang menjadikan seekor semut mampu melakukan hal-hal di luar kapasitasnya. Begitulah Dia memperlihatkan keberadaan-Nya dan kecerdasan-Nya dalam segala ciptaan-Nya.

Allah menampilkan kecerdasan dan kuasa-Nya lewat setiap ciptaan-Nya.

Gbu all...

Rabu, 21 Mei 2025

Perbaikan Dini

Mazmur 90:12

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 147; Yohanes 7; 2 Samuel 21-22

AIDS adalah salah satu epidemik terbesar di dunia dan kita tidak memeranginya dengan cukup baik karena pada awalnya sering ditutup-tutupi dan dianggap memalukan. Cina baru mau mengakuinya tahun 2002 setelah angka statistik penderitanya yang sangat tinggi. India sempat ngotot kalau penyakit ini hanya diderita pekerja seks komersial dan pelaku seks bebas. Presiden Mbeki dari Afrika Selatan mengatakan pada New York Times bahwa dia tidak pernah kenal seorangpun mengidap AIDS padahal lebih dari 30 juta penduduk Afrika terkena AIDS (HIV positif).

Menurut laporan UNAIDS, badan PBB yang menangani masalah AIDS dan HIV, penyakit ini telah membunuh lebih dari 25 juta orang. Secara global, pada tahun 2007, 46 juta orang hidup dengan HIV. Menurut UNFPA (United Nations Population Fund) pengidap HIV/AIDS bisa mencapai 290 juta orang pada tahun 2050. Dari Depkes Indonesia, lebih dari 2.000 orang meninggal karena AIDS pada tahun lalu. Wabah ini telah memperlambat pertumbuhan ekonomi dan membunuh sumber daya manusia termasuk anak-anak. Coba saja jika masalah ini diakui dan dhtangani dari awal mungkin akibatnya tidak separah ini.

Hal yang sama juga bisa berlaku dengan karakter dan kebiasaan buruk kita. Seringkali kita tidak mau menangani kelemahan kita dengan segera karena menganggapnya cuma sesuatu yang sepele yang bisa ditutup-tutupi. Padahal jika kita mau menanganinya dengan segera, ia akan meminimalisasikan kerusakan hidup yang lebih berat lagi. Banyak kebiasaan buruk dalam pekerjaan seperti kebiasaan datang terlambat, rajin melihat situs porno, korupsi kecil-kecilan, bekerja asal selesai saja, atau sifat yang tidak mau belajar yang jika dibiarkan terus, lama-kelamaan bisa menghancurkan kehidupan, karir maupun keluarga kita.

Lakukan perbaikan sedini mungkin sebelum terlambat.

Gbu all....

Selasa, 20 Mei 2025

Pursuit Of Knowledge

Pengkhotbah 12:12

Lagipula, anakku, waspadalah! Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, dan banyak belajar melelahkan badan.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 146; Yohanes 6; 2 Samuel 19-20

Siapa memiliki pengetahuan, memiliki otoritas. Pertama kali saya mendengar kalimat tersebut dari Peter Drucker, the Father of Modern Marketing. Saya merasa bahwa pengetahuan merupakan suatu hal yang wajib dikejar dalam kehidupan ini. Tidak ada seorang pun ingin menjadi orang yang bodoh karena hampir seluruh posisi strategis dalam dunia usaha dikuasai oleh mereka yang memiliki intelektual tinggi. Tidak heran begitu banyak orang yang rela bekerja dan belajar berjam-jam demi mengejar sesuatu yang disebut pengetahuan, bahkan sekalipun hal tersebut mengorbankan kesehatan dan waktu mereka demi keluarga.

Ketika kita berbicara mengenai pengetahuan, ada kehidupan seorang tokoh yang patut menjadi perenungan dalam hal ini. Raja Salomo merupakan orang yang sangat pandai. Ia menjadi raja dalam usia muda dan menulis banyak buku serta amsal. Namun demikian, pada akhir kehidupannya ia berkata bahwa pengejaran akan pengetahuan adalah sia-sia tanpa hidup takut akan Tuhan. Sebagaimana para ahli Farisi, Salomo juga mengetahui banyak akan kebenaran, namun ia tidak melakukan apa yang diajarkannya tersebut.

Pengetahuan tidak pernah ada batasnya. Saya tidak sedang berbicara bahwa Anda tidak perlu belajar dan terus berusaha menjadi orang yang pandai. Tetapi jauh lebih dalam dari hal itu adalah jangan pernah mengijinkan pengejaran akan pengetahuan menghentikan pengejaran Anda akan pribadi dari Tuhan sendiri.

Intelektual dapat mempesona orang, namun hanya kasih yang mengubah hidup seseorang.

Gbu all....

Senin, 19 Mei 2025

Mahatinggi Tapi Tidak Mahajauh

Mazmur 18:7

Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 145; Yohanes 5; 2 Samuel 17-18

Saya memiliki beberapa teman yang tampaknya sulit sekali dihubungi saking padat jadwalnya. Entah apa kesibukannya. Setiap kali saya ada perlu dengannya, jauh-jauh hari harus menghubunginya, karena kalau tidak dipastikan tidak ada waktu tersisa untuk bertemu. Pada umumnya, kalau ada orang yang memiliki kedudukan tinggi dan terhormat, maka akses untuk mendekat kepadanya sulit dan birokrasinya panjang. Misalnya mau menemui atasan puncak atau presiden. Begitu pula gambaran para ‘dewa sakti' di kebanyakan cerita mitos kuno. Manusia yang butuh pertolongannya harus menempuh perjalanan yang panjang dan sulit.

Tapi syukurlah, Allah yang kita percayai, meski hidup dan bertahan di sorga yang Mahamulia, tetapi bagi setiap orang yang mencari dan mengandalkan-Nya, Ia adalah Allah yang cukup dekat dan perduli. Sebuah lagu rohani mengatakan "Ia hanya sejauh DOA". Allah kita tidak rumit untuk dihampiri. Entah dari dasar laut atau dari gunung yang tinggi, bahkan dari lembah bayang-bayang maut (Mazmur 139:7-12).

Lantas mengapa beberapa orang merasa Allah sangat jauh dan sulit didekati? Halangan menghampiri Allah, bukan ‘jarak' antara manusia dengan Allah, melainkan SIKAP HATI. Ia selalu benci kepada orang yang tinggi hati, tapi dekat dan berkenan pada semua orang yang rendah hati, dan tahu merendahkan diri ke hadapan-Nya. Jadi dengan sikap hati benar di hadapan-Nya, maka kita dapat menghampiri-Nya.

Allah kita tidak rumit untuk dihampiri.

Gbu all.....

Minggu, 18 Mei 2025

Tidak Bisa Direbut

Yohanes 10:28

“Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka tidak akan binasa sampai selama-lamanya”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 143; Yohanes 3; 2 Samuel 13-14

Pada pertengahan tahun 1950-an, General Motors (GM) tidak hanya memajang mobil dalam pameran mereka. Pada suatu pameran yang diadakan di kota Miami, GM menampilkan pajangan yang terdiri dari satu juta lembar uang pecahan senilai satu dolar dan Hope Diamond, yaitu berlian biru yang paling besar di dunia.

Pada suatu sore, badai melanda kota tersebut, petir menyambar, dan listrik padam. Para pengemudi truk kemudian bergegas menghampiri pajangan khusus itu sambil membawa lampu senter dan membentuk lingkaran di sekeliling penjaga keamanan bersenjata yang sudah ada di sana. Berlian dan uang tunai itu kini aman dalam penjagaan dua lapis petugas keamanan.

Di dalam kitab Yohanes pasal 10, Yesus menjelaskan keamanan umat-Nya, ”Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (ayat 28). Apabila kita mengenal Yesus sebagai Juru Selamat, kita akan aman dalam tangan-Nya; kita tidak dapat kehilangan keselamatan kita. Akan tetapi, ada lapis keamanan yang lain. Yesus mengatakan, “Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa” (ayat 29).

Hope Diamond dan uang tunai yang banyak itu cukup aman dalam dua lapis penjagaan. Namun, betapa kita jauh lebih aman selamanya dalam tangan Yesus dan Bapa-Nya, Allah yang Mahakuasa!

Tidak ada yang benar-benar dapat menjaga kehidupan kita dengan sangat sempurna, selain Allah sendiri.

Sumber: Kingdom Magazine Februari 2010

Gbu all....

Sabtu, 17 Mei 2025

Rumah di Surga

Ibrani 10:34

“sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 140; 2 Korintus 13; 2 Samuel 7-8

Paulus suatu kali menulis, “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia” (I Korintus 15:19). Jika tidak ada kehidupan setelah kematian, tidak ada surga, tidak ada janji akan dunia yang lebih baik-maka hidup menjadi kosong, tak berpengharapan, tanpa arti atau tujuan.

Tetapi hidup ini tidak demikian! Di depan terdapat Surga, dan suatu hari “kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan” (I Tesalonika 4:17). Suatu hari kita akan pulang ke rumah di mana terdapat kebahagiaan, sukacita, dan kedamaian. Betapa hambarnya hidup kita jika kita tidak memiliki pengharapan ini.

Mengetahui bahwa surga itu nyata akan membawa perbedaan dalam cara kita hidup. Kita tidak akan terikat dengan perkara-perkara di dunia ini. kita akan berkata bersama Paulus, “Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan” (Filipi 4:11).

Setiap hari Anda bertemu dengan orang yang tidak mengenal Kristus. Maukah Anda menceritakan Kristus kepada mereka?

Surga adalah tempat tinggal kedua yang disediakan Tuhan Yesus bagi orang-orang beriman setelah meninggalkan dunia ini.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Gbu all....

Jumat, 16 Mei 2025

Ketika Banjir Melanda

Matius 7:25

“Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 141; Yohanes 1; 2 Samuel 9-10

Suatuhari ketika mengikuti arung jeram, pemandu yang menemani kami selama mengarungi sungai sempat bercerita mengenai apa yang terjadi setiap banjir besar melanda sungai tersebut. Setiap kali banjir besar melanda, keadaan sungai sampai lekuk-lekuknya bisa berubah drastis dalam semalam. Hal ini membuat para pemandu harus menyusuri sungai sekali lagi untuk mengetahui perubahan yang sedang terjadi. Jika tidak, mereka akan mengalami kesulitan ketika harus memandu peserta yang akan mengarungi sungai setelah banjir terjadi.

Dalam mengarungi sungai kehidupan ini, ada kalanya “banjir besar” melanda hidup kita. Hal itu bisa berupa masalah keuangan, PHK, kematian orang-orang yang kita sayangi, kegagalan dalam pelayanan, atau anggota keluarga kita yang terlibat tindak kriminal. Keadaan tersebut dapat mengubah banyak hal dalam hidup kita: menjadi lebih baik atau hancur, semakin mengenal Tuhan atau meninggalkan, memperkuat karakter atau melemahkan karakter, membuat nama Tuhan dimuliakan atau membuat nama Tuhan dilecehkan karena respon kita terhadap hal-hal tersebut.

“Banjir besar” atau masalah-masalah dalam hidup kita menjadi penguji seperti apa kualitas hidup kita, dan seberapa kuat pondasi kehidupan kita tertanam. Hanya ketika kita belajar untuk mendengar, memahami, dan melakukan firman, maka hidup kita ibarat rumah yang didirikan di atas batu karang, permasalahan atau pergumulan hidup tidak akan merobohkan atau menghancurkan hidup kita. Malah lekuk-lekuk karakter, iman, dan pengharapan yang makin teguh dapat disaksikan oleh orang lain karena pekerjaan Allah yang dahsyat dalam hidup kita. Jadi, hadapilah dan jalanilah apa pun yang sedang terjadi, sebab Allah menyertai kita.

Hari ini, sementara kita menyediakan waktu untuk bersekutu secara pribadi melalui doa, membaca dan merenungkan firman Tuhan, yakinilah bahwa pondasi hidup kita sedang semakin dikokohkan oleh Tuhan. Dialah Sumber kekuatan dan pertolongan kita yang sejati. Hidup kita tidak akan mudah digoyahkan oleh permasalahan dan tekanan hidup. Jadilah kuat, dalam kasih karunia Tuhan.

Allah adalah pemandu yang terbaik dalam hidup kita, oleh karenanya dengarkanlah Dia!

Gbu all...

Kamis, 15 Mei 2025

Pertolongan yang Tak Terduga

Yosua 2:4

“Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 139; 2 Korintus 12; 2 Samuel 5-6

Pada tahun 1803, Thomas Jefferson memerintahkan Lewis and Clark untuk memimpin suatu ekspedisi melintasi bagian Amerika yang belum terjelajahi sampai ke Pantai Pasifik. Ekspedisi ini dinamai Corps of Discovery (Satuan Penemuan) sesuai dengan namanya. Ekspedisi itu mendata 300 spesies baru, mengidentifikasi hampir 50 suku Indian, dan menjelajahi medan yang belum pernah disaksikan orang Eropa sebelumnya.

Dalam perjalanan, mereka bergabung dengan seorang pedagang bulu dari Perancis dan istrinya, Sacajawea. Mereka segera menyadari bahwa sang istri berperan sangat penting sebagai pemandu dan penerjemah.

Dalam perjalanan itu, Sacajawea bertemu dengan keluarganya. Kakak laki-lakinya telah menjadi seorang kepala suku, dan ia membantu mereka mendapatkan kuda dan peta daerah Barat yang belum tergambar. Tanpa bantuan tak terduga dari Sacajawea dan saudaranya, ekspedisi itu belum tentu berhasil.

Alkitab menceritakan sebuah ekspedisi yang bisa mendapat pertolongan yang tak terduga. Orang-orang Israel mengirimkan mata-mata memasuki Yerikho, sebuah kota yang berada di tanah yang dijanjikan kepada mereka. Disana, mata-mata Israel tinggal di rumah Rahab, seorang perempuan sundal. Wanita itu setuju untuk menjamin keluar mereka asalkan ia dan keluarganya dilindungi saat kota tersebut diruntuhkan. Para mata-mata ini setuju dengan syarat yang diajukan Rahab.

Singkat cerita, mata-mata Israel berhasil lolos dari Yerikho dan kembali kepada Yosua. Mereka pun menceritakan segala sesuatu yang mereka alami disana kepada Yosua. Saat tiba penghancuran Yerikho, kedua pengintai ini pun menyelamatkan Rahab beserta orang-orang yang ada di dalam rumahnya tepat seperti yang mereka janjikan. Yosua dan bangsa Israel pada akhirnya berhasil memperoleh kemenangan besar seperti yang Allah janjikan kepadanya.

Dari kisah diatas, kita dapat melihat bagaimana Allah memakai Rahab sebagai sumber bantuan untuk menggenapi janji-Nya kepada Yosua dan bangsa Israel. Sebuah pertolongan yang yang manusia se-pintar apapun belum tentu bisa merancangkannya.

Apakah saat ini Anda sedang mengalami suatu tantangan? Ingatlah, Allah dapat memberikan pertolongan dari sumber-sumber yang tak terduga.

Allah yang kita sembah adalah Allah yang penuh kuasa. Dia dapat membuka jalan bagi setiap persoalan kita walaupun sepertinya semua jalan itu telah tertutup

Gbu all...

Rabu, 14 Mei 2025

Mengubah Masa Depan

Yosua 1:8

“Janganlah engkau lupa memperkatakan Kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala sesuatu yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 138; 2 Korintus 11; 2 Samuel 3-4

Efek dahsyat setelah membaca buku dialami oleh Karl May (1842-1912), pengarang cerita petualang asal Jerman yang populer dengan serial Winnetou. Karya-karyanya, terutama “kisah perjalanan” ke berbagai pelosok dunia ia ciptakan di atas meja. Hingga akhir hidupnya, ia tidak pernah berkunjung ke Wild West, salah satu lokasi dalam kisah-kisah petualangnya terjadi dan menjadikannya terkenal.

Pengalaman Karl May dengan buku-bukunya lebih dari seabad lampau telah menjadi inspirasi penting bahwa buku dengan segala isinya mampu membentuk pribadi pembacanya. Dalam proses pembentukan karakter ada satu mata rantai penting, yaitu guru. Jika subyek pembentukan karakter bangsa ini adalah anak-anak dan orang-orang muda, guru yang telah dibentuk kepribadiannya oleh buku akan kian besar pengaruhnya.

Tuhan mengajar bangsa Israel untuk menggunakan pola belajar firman terus menerus dan dalam intensitas yang terus ditambah. Para orangtua diperintahkan untuk mengajarkan prinsip-prinsip kebenaran itu di segala kesempatan: pada waktu duduk maupun pada waktu berdiri, pada waktu berjalan maupun saat berbaring. Kebenaran yang diajarkan terus-menerus dan dalam banyak kesempatan akan membentuk kebiasaan, dan kebiasaan pada akhirnya akan membentuk karakter.

Tuhan Yesus mengajar para murid melalui praktik langsung. Dia menggunakan bumi dengan segala isinya, bahkan alam semesta ini sebagai alat peraga untuk mengajarkan banyak hal. Di antara para murid, ada yang bisa belajar dengan cepat, ada yang lamban, bahkan ada yang gagal memenuhi targetnya. Namun, Dia tetap memberikan kesempatan belajar itu bagi mereka. Dia tidak pernah menutup pintu bagi setiap pribadi untuk memperbaiki diri. Ini berarti kuncinya ada pada setiap pribadi. Apakah mereka bersedia menggunakan kesempatan itu.

Bersyukurlah bahwasanya hingga hari ini kita masih berkesempatan untuk belajar. Proses belajar akan menolong kita mendapat pengetahuan, membentuk kebiasaan, membangun karakter, dan mewarisi masa depan. Agar tidak kehilangan kesempatan, pergunakanlah setiap kesempatan tersebut untuk belajar dengan baik.

Apa yang Anda baca hari ini adalah siapa Anda di masa depan.

Gbu all....

Selasa, 13 Mei 2025

Melakukan Kebenaran Saat Situasi Menyakitkan

Ulangan 32:26

“TUHAN akan memberi keadilan kepada umat-Nya, dan akan merasa sayang kepada hamba-hamba-Nya.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 137; 2 Korintus 10; 2 Samuel 1-2

Menunggu adalah sesuatu pekerjaan manusia yang sangat membosankan, apalagi jika itu berkaitan dengan hari pembalasan Allah. Sebagai umat Kristiani, kita dituntut Allah untuk mengasihi sesama manusia. Jika ada orang yang melakukan kesalahan atau menyakiti hati kita, kita tidak boleh membalas apa yang ia atau mereka perbuat. Namun, untuk menerapkan kasih yang seperti ini dalam kehidupan sehari-hari sangatlah susah.

Joel Osteen pernah mengalami kondisi dimana ia sangat ingin untuk membalas perbuatan orang yang telah jahat kepada ia dan keluarganya. Pria yang cukup lama ia kenal telah melakukan perbuatan tidak etis terhadap dirinya dan istrinya Victoria dalam hal perjanjian bisnis. Orang tersebut tidak menepati janjinya dan berakhir dengan mencuri banyak uang mereka.

Joel dan Victoria pun tergoda untuk melakukan pembalasan kepada pria itu dan membuat kehidupannya sengsara. Dalam pikiran mereka, orang ini telah membuat mereka menderita; mengapa mereka tidak membuatnya menderita saja? Namun, Roh Kudus mengingatkan mereka untuk menyerahkan segala permasalahan tersebut kepada Tuhan. Awalnya berat, tetapi akhirnya mereka pun tunduk kepada suara tersebut.

Satu bulan..dua bulan..tiga bulan..hingga sampai beberapa tahun Joel dan Victoria tetap tidak melihat perubahan apa pun dalam situasi tersebut. Tetapi, mereka tetap mengingatkan diri mereka bahwa Tuhan adalah Tuhan yang adil. Dan ternyata hari itu tiba. Entah dari mana, Tuhan secara ajaib masuk dan mengubah keadaan itu. Dia tidak hanya mengeluarkan orang yang telah membohongi mereka dari kehidupan mereka, Dia juga membayarkan kembali dalam kelimpahan segala sesuatu yang telah diambil orang itu.

Pengalaman hidup Joel Osteen kiranya membukakan mata rohani kita bahwa jika kita tetap melakukan kebenaran di saat yang tidak memungkinkan sekalipun, segala sesuatu yang baik akan kita terima suatu saat nanti. Pada waktunya juga, orang yang pernah melukai kita akan menerima hukuman dari Tuhan. Ini bukan berarti kita senang dengan pembalasan yang Tuhan kerjakan kepada orang tersebut, tetapi ini merupakan keadilan-Nya. Apa yang ditabur seseorang itulah yang akan dituainya kelak.

Allah akan menggenapi setiap janji-Nya dalam kehidupan Anda asalkan Anda tetap taat kepada firman-Nya.

Gbu all...

Senin, 12 Mei 2025

Bertanya pada Pribadi yang Tepat

Hakim-hakim 20:27

“Dan orang-orang Israel bertanya kepada Tuhan -- pada waktu itu ada di sana tabut perjanjian Allah.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 136; 2 Korintus 9; 1 Tawarikh 8-10

Bulan Maret 2009 lalu, publik Inggris dikejutkan dengan kemenangan dramatis Amir Khan atas sang legenda tinju Meksiko, Marco Antonio Barrera. Petinju asal Inggris ini dinyatakan menang KO setelah wasit menghentikan pertarungan pada ronde kelima. Saat konferensi pers berlangsung, Khan mengungkapkan rahasia keberhasilannya. “Mengejutkan memang. Namun semua terjadi karena saya menuruti nasihat Manny Pacquiao. Cara yang saya gunakan serupa dengan cara Manny menaklukkan Barrera beberapa waktu lalu. Manny benar-benar membuat semuanya lebih mudah. Ia bilang, ‘pukul dan bergerak, pukul dan bergerak.’ Menurut Manny, itulah cara mengalahkan Barrera. Memang bermanfaat mengikuti saran orang yang tepat,” katanya.

Ada pepatah Cina yang berbunyi, “Percakapan pribadi dengan seorang yang bijaksana sama berharganya dengan sebulan mempelajari buku-buku.” Ya, dua cara terbaik untuk menghindari kegagalan adalah bekerja sama dengan orang yang kompeten, dan meminta saran dari mereka yang lebih berpengalaman. Saya pun belajar menerapkannya, ketika bingung harus membuat keputusan atau melakukan sesuatu, saya akan bertanya pada orangtua, abang, atau orang tua, bahkan sampai kakak rohani. Harus diakui, saat mengalami masalah, telinga kita menjadi kurang tajam untuk mendengar suara Tuhan. Partner yang takut akan Tuhanlah yang sangat berperan membantu kita menemukan solusi yang Alkitabiah.

Sudahkah Anda bertanya dan meminta saran kepada pribadi yang tepat ketika persoalan menerpa kehidupan Anda? Renungkanlah!

Saat berhadapan dengan masalah, meminta nasihat dan pertimbangan orang-orang tepat yang ada di sekitar Anda adalah kunci terbaik untuk keluar dari sana.

Gbu all...

Minggu, 11 Mei 2025

Menembus Batas

Yohanes 14:12

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu…”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 132; 2 Korintus 5; 1 Samuel 30-31

5 Maret 2010 adalah hari yang bersejarah dalam hidup Vivek Kundra karena pada tanggal tersebut Presiden Amerika Serikat, Barack Obama secara resmi mengangkatnya sebagai Ketua Bidang Teknologi Informatika (CIO) Gedung Putih. Pada jabatannya tersebut, Vivek bertanggung jawab untuk mengarahkan kebijakan dan membuat rencana investasi strategis teknologi informasi federal serta mengawasi pengeluaran teknologi federal.

Terpilihnya Vivek Kundra sebagai CIO menggantikan Karen Evans bukanlah tanpa sebab. Dalam keterangan persnya, Presiden Obama mengatakan bahwa Vivek Kundra adalah sosok yang kenyang pengalaman di arena teknologi. Kundra juga telah berjanji kepadanya untuk membuat sistem operasi pemerintahan dengan biaya rendah. Pria kelahiran 9 Oktober 1974 itu diyakini akan menjadi CIO yang memainkan peran penting dalam pemerintahan Obama.

Ada dua hal penting yang bisa kita ambil dari berita pengangkatan Kundra sebagai CIO Gedung Putih; Pertama, terpilihnya Kundra mencuatkan harapan bahwa orang muda dan khususnya yang berasal dari negara berkembang tidak kalah pintar atau hebat dengan orang-orang dari benua Eropa dan Amerika yang seringkali dianggap lebih hebat.

Kedua, perkataan Tuhan Yesus, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu…” (Yoh 14:12). Di dalam Tuhan, tidak ada masalah dari mana kita berasal, bagaimana keadaan ekonomi keluarga, atau warna kulit kita. Potensi untuk melakukan hal-hal luar biasa ada pada kita, selama Tuhan bersama kita. Namun, tentu saja semua itu tidak terjadi dalam semalam. Diperlukan kerja keras, ketekunan, komitmen, serta anugerah dari Tuhan untuk kita melakukannya.

Kundra dan Presiden Obama adalah orang yang semula tidaklah diperhitungkan. Namun, akhirnya mereka dapat membuktikan bahwa anggapan sebagian besar orang meleset! Hari ini Tuhan mau mengatakan hal yang sama kepada Anda, “Ini waktunya menembus batas kemustahilan dengan Aku!” Selama Allah beserta dengan kita, tidak ada yang mustahil asalkan kita mau percaya dan melangkah seturut dengan kehendak-Nya. Kita bisa menorehkan tinta emas dalam sejarah keluarga, bahkan di dunia !

Apa yang dianggap tidak mungkin terjadi dalam hidup kita justru bisa terjadi bila kita senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala hal.

Gbu all...

Sabtu, 10 Mei 2025

Singkirkan yang Tak Perlu

Yesaya 62:10

“Berjalanlah, berjalanlah melalui pintu-pintu gerbang, persiapkanlah jalan bagi umat, bukalah, bukalah jalan raya, singkirkanlah batu-batu, tegakkanlah panji-panji untuk bangsa-bangsa!”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 131; 2 Korintus 4; 1 Samuel 28-29

Suatu hari seorang wanita muda mengunjungi Michaelangelo di sanggar patungnya. Wanita tersebut begitu terkesima melihat Angelo bekerja, ia berkata, “Saya tahu bahwa mematung itu begitu mudah setelah melihat cara kerja Anda. Karena saya yakin saya juga dapat melakukannya.” “Tentu, sama sekali tidak sulit,” jawab Angelo. “Semua yang Anda butuhkan hanyalah sebongkah marmer, palu, pahat. Kemudian Anda hanya memukul-mukul dan membuang bagian marmer yang tidak Anda inginkan.”

Tahukah Anda bahwa untuk menjadi seorang yang unggul, manusia cukup membuang bagian-bagian yang tidak kita inginkan dalam hidup? Apa sajakah itu? Kemalasan, menunda-nunda pekerjaan, egois - segala sifat buruk yang sebenarnya dapat kita buang. Namun, itu semua tergantung pada sikap kita sendiri. Ingatlah akan hal ini: daging memang lemah, tetapi roh penurut.

Jika kita terus melatih roh kita, maka makin lama roh kitalah yang akan kuat. Dan dengan sendirinya justru kita bisa mengalahkan kebiasaan-kebiasaan negatif. Mungkin ada yang berkata, “Ya, sebenarnya saya mau meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang merugikan, tetapi jujur saya menyadari bahwa saya tidak sanggup.” Benarkah ini? Mengubah kebiasaan-kebiasaan negatif bukanlah soal bisa atau tidak bisa, tetapi lebih kepada adakah kemauan yang kuat untuk berubah.

Hari ini marilah kita berdoa agar Roh Kudus memberi kita kemampuan untuk mengubah setiap kebiasaan kita yang tidak berkenan di hati-Nya. Kemudian miliki komitmen untuk berubah. Dan lihatlah diri kita pasti menjadi pribadi yang semakin baik setiap harinya.

Kebiasaan-kebiasaan buruk yang terus dipelihara merupakan penghalang Anda untuk mencapai tujuan hidup yang Allah sudah rancangkan sebelumnya.

Sumber: Renungan Bulanan Profesional Desember 2009

Gbu all...

Jumat, 09 Mei 2025

Buah Yang Indah

Yohanes 15:4

“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 130; 2 Korintus 3; 1 Samuel 26-27

“Buah” apakah yang Tuhan ingin lihat dalam kehidupan kita? Dia tidak akan tertarik pada “kegiatan-kegiatan gereja”, tetapi hanya pada buah rohani yang dihasilkan kalau kita tinggal dalam persekutuan dengan Kristus. Terlalu banyak orang Kristen yang berusaha “menghasilkan buah” dengan upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan dengan tinggal dalam Kristus serta membiarkan kehidupan Kristus yang menghasilkan buah di dalam dirinya.

Pohon buah tidak menimbulkan suara-suara yang gaduh pada waktu ia memproduksi buahnya. Pohon itu hanya membiarkan kehidupan yang ada di dalam dirnya mengalir dengan cara yang sealami mungkin, dan buah itu adalah hasilnya. “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak bisa berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5).

Perbedaan antara buah rohani dan “kegiatan keagamaan” manusia adalah bahwa buah itu membawa kemuliaan bagi Yesus Kristus. Kalau kita melakukan apa pun dengan kekuatan sendiri, kita mempunyai kecenderungan untuk menyombongkan pekerjaan itu. Buah rohani yang sejati sangat indah dan mengagumkan, sehingga tak seorang pun bisa mengaku atau memperoleh pujian untuk itu; kemuliaan harus ditujukan bagi Allah sendiri.

Segala sesuatu yang kita kerjakan dalam Yesus Kristus, lakukanlah semuanya itu demi nama-Nya dimuliakan dan ditinggikan di atas bumi ini.

Sumber: Sepanjang Tahun Bersama Warren W. Wiersbe; Warren W.Wiersbe; Penerbit Gospel Press

Gbu all....

Kamis, 08 Mei 2025

Menikmati Hidup

Pengkhotbah 3:13

Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.

Bacaan Alkitab setahun : Mazmur 129; 2 Korintus 2; 1 Samuel 24-25

Bila kita tidak dapat memiliki apa yang kita sukai, belajarlah untuk menyukai apa yang kita miliki. Salah satu kunci kebahagiaan adalah bila kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Ketimbang menginginkan milik orang lain, kita mengucap syukur dengan apa yang kita miliki. Ketimbang marah melihat orang lain diberkati, kita menghitung berkat yang telah kita terima dari Tuhan.

Kitab Pengkhotbah berkata bahwa kemampuan untuk menikmati apa yang kita miliki adalah karunia Tuhan. Bila kita hidup di dalam Tuhan, maka Dia akan memberikan hikmat kepada kita sehingga kita dapat melihat kehidupan ini seperti Tuhan melihatnya. Nilai-nilai Tuhan akan menjadi nilai hidup kita. Tuhan akan memberikan kepuasan dalam hidup kita, sebab Dia mau memberikan diri-Nya sendiri. Dia disalib, mati dan bangkit untuk kita.

Kehidupan yang jauh dari Tuhan adalah kehidupan yang sia-sia. Sia-sialah kita memiliki harta benda yang berkelimpahan bilamana kita tidak dapat menikmatinya. Sia-sialah kita diberi makanan yang enak, bilamana kita tidak dapat menikmatinya!

Menikmati dan mensyukuri hidup yang dianugerahkan Tuhan bagi Anda adalah kunci kebahagiaan sejati.

Gbu all...