Rabu, 13 November 2024

Glowing In The Dark

Efesus 5:8

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 128; Yohanes 5; Yeremia 30-31

Sepulang dari sebuah perjalan ke luar negeri, seorang pria membelikan oleh-oleh bagi istrinya berupa sebuah kotak korek api yang bercahaya dalam gelap. Saat ia memberikan kepada istrinya, ia ingin memperlihatkan pada istrinya bahwa kotak itu bisa bercahaya, namun sewaktu lampu di nyalakan kotak itu tidak mengeluarkan Cahaya.

“Dagelan yang tidak lucu,” demikian seru istrinya.

Dengan kecewa pria itu berkata, “Aku telah tertipu.”

Tapi saat istrinya membolak balik kotak korek api itu, dia melihat sederet kalimat dalam bahasa Perancis. Setelah bertanya pada seorang teman, ternyata kalimat itu berbunyi, “Jika Anda ingin saya bersinar pada malam hari, jemurlah saya di bawah terik matahari.” Karena itu si istri menempatkan kotak itu di jendela. Sorenya saat sang suami pulang, ia memadamkan lampu dan memperlihatkan pada suaminya bagaimana kotak itu sekarang bisa bercahaya.

Suaminya heran dan bertanya, “Apa yang kau lakukan?”

Istrinya menjawab, “Aku sudah tahu rahasianya. Kotak itu harus di jemur di bawah terang supaya dapat bercahaya.”

Sama halnya dengan orang percaya, jika kita ingin bersaksi di tengah gelapan dunia ini, kita harus berada di dalam terang Tuhan dulu. Berjemurlah dalam terang firman Tuhan, penuhilah hidup Anda dengan hadirat Tuhan, dan ijinkan Roh Kudus memakai hidup Anda untuk bercahaya dalam kegelapan.

Rasul Paulus menuliskan kepada orang percaya di Filipi seperti ini, “Supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.” Filipi 2:15-16.

Anda tidak bisa bersinar dengan kekuatan Anda sendiri. Anda hanya bisa bersinar jika Anda berada dibawah terang Kristus Yesus.

Gbu all...

Selasa, 12 November 2024

Memberi Dengan Sukacita

2 Korintus 9:7

Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 112; 1 Petrus 4; Yehezkiel 26-27

Mengapa Allah ingin kita memberi dengan sukacita dan tanpa paksaan bukannya sebuah kewajiban? Jawabannya sangat sederhana, karena Allah tidak butuh pemberian Anda. Allah adalah pemilik seluruh alam semesta ini, Dia tidak membutuhkan derma dari kita. Lagi pula, memberi kepada Tuhan bukan sebuah syarat agar kita dapat menerima sesuatu dari-Nya. Kita memberi karena kita telah menerima berkat dari Tuhan.

Ketika kita memberikan sebagian kecil dari harta yang kita telah terima, itu adalah bentuk ungkapan syukur. Seperti seorang anak kecil yang menerima hadiah dari orangtuanya, dia pasti akan mengungkapkan rasa terima kasihnya.

Memberi mengajarkan kita untuk bermurah hati dan tidak tamak yang merupakan karakter Ilahi. Tuhan ingin anak-anak-Nya bertumbuh menjadi serupa dengan-Nya. Memiliki karakter-karakter-Nya. Sama seperti Tuhan bersukacita saat Ia memberkati kita, demikian juga seharusnya kita ketika memberkati sesama kita.

Mari bersukacita bukan karena berkat yang akan Anda terima ketika memberi, namun bersukacitalah karena bisa menjadi berkat dengan memberi apa yang telah Anda terima.

Gbu all...

Senin, 11 November 2024

Mempertontonkan Iman

Matius 5:16

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 110; 1 Petrus 2; Yehezkiel 23-24

Bukan sikap kita di hari Minggu pagi yang menggambarkan dalamnya iman kita kepada Kristus, tetapi sikap kita dalam keseharian kita di dalam pekerjaan dan di rumah. Bagaimana Anda bekerjsama dengan rekan kerja Anda, bagaimana Anda bersikap kepada pemimpin Anda, bagaimana Anda melayani klien, semua hal itulah yang akan memperlihatkan iman Anda yang sesungguhnya.

Kehidupan adalah arena dimana Anda mempertontonkan iman dan karakter Anda yang sesungguhnya. Sebagian besar waktu Anda di habiskan dimana? Pekerjaan? Disanalah Anda akan menemukan orang-orang yang mengenal pribadi Anda yang sesungguhnya. Pekerjaan dan hubungan dengan sesama memberikan tekanan dan gesekan setiap harinya, saat itulah Anda memperlihatkan karakter Anda yang sesungguhnya, dan iman Anda ditunjukkan secara terbuka kepada orang di sekeliling Anda.

Yusuf adalah sebuah teladan bagaimana ia dapat mempertontonkan iman dan karakter Ilahi dalam kehidupan kesehariannya. Di rumah Potifar, di dalam penjara ataupun di bangku perdana menteri Mesir, Yusuf tetap menunjukkan integritas dan iman yang benar kepada Allah.

Bahkan ketika Yusuf menghadapi saudara-saudaranya yang telah menjualnya sebagai budak, Yusuf bukannya membalas dendam atas apa yang telah mereka lakukan, namun dengan besar hati ia mengampuni mereka bahkan memelihara kehidupan mereka. Yusuf mempertontonkan karakter yang mulia yang terbentuk dari hubungan yang intim dengan Allah.

Iman kepada Allah bukan sekedar penampilan sesaat di hari Minggu. Iman kita yang sesungguhnya dipertontonkan dalam keseharian.

Gbu all...

Minggu, 10 November 2024

Kristen Make-Up

Amsal 31:30

“Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 122; 3 Yohanes 1; Yehezkiel 42, 25

Seorang wanita agar terlihat cantik di depan orang banyak maka ia akan berdandan. Ia akan me-make-up wajahnya dengan alat-alat kecantikan yang ia telah beli dari toko kecantikan tertentu. Pada satu sisi tujuan dari wanita merias wajah adalah baik, tetapi di satu sisi yang lain ada hal kurang baiknya.

Bagi yang terbiasa berdandan, ia tidak akan percaya diri dengan wajahnya yang tanpa make-up sehingga begitu keluar dari rumah maka wajahnya akan penuh dengan warna. Tidak jarang, untuk menipu wajah mereka yang sedang ditumbuhi jerawat maka mereka akan menebalkan riasan wajah agar tidak terlalu kentara dilihat orang.

Orang-orang Kristen sekarang ini cukup banyak yang berlaku layaknya seperti wanita yang me-make-up wajahnya. Agar terlihat orang lain sebagai pengikut Kristus yang taat dan baik, ia memoles habis-habisan sisi penampilan luarnya. Berpakaian rapi dan sopan, wangi, selalu melemparkan senyum kepada orang lain, dan hal-hal baik lainnya.

Jika boleh jujur, Allah tidak terlalu mementingkan semua itu. Dari Alkitab perjanjian lama sampai perjanjian baru diketahui bahwa Allah hanya concern dengan apa yang ada di dalam diri manusia. Bahkan saat Tuhan Yesus datang ke dunia dan melihat hidup ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang sepertinya saleh ketika itu, Dia justru memberikan kecaman kepada mereka.

Berpenampilan menarik dan simpatik di depan orang yang kita temui sebenarnya tidak salah, tetapi alangkah lebih baik jika kita lebih memfokuskan diri kepada apa yang dalam diri kita. Implikasinya, ketika kita melakukan apapun di depan orang lain maka apa yang kita lakukan itu benar-benar jujur, apa adanya.

Saat kita tersenyum kepada orang lain maka senyum yang kita lemparkan kepada orang lain itu adalah senyum yang berasal dari dalam hati kita. Saat kita memberikan semangat kepada orang yang sedang dalam putus asa, kata-kata yang kita keluarkan adalah kata-kata yang benar tulus dari dalam diri kita.

Jika ada diantara Anda saat ini yang masih menjadi Kristen make-up, berhentilah sekarang juga! Jadilah pribadi yang jujur kepada Allah dan sesama manusia karena sesungguhnya inilah kerinduan hati-Nya kepada setiap kita, anak-anak yang dikasihi-Nya.

Dari segala yang Allah lihat pada manusia, Dia lebih tertarik dengan hatinya, bukan yang lain.

Gbu all...

Sabtu, 09 November 2024

I Need Jesus

Yohanes 15:5b

“sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 121; 2 Yohanes 1; Yehezkiel 29:17 - 30:19

Delapan tahun yang lalu, saya melakukan sebuah kesalahan yang cukup fatal yakni saya sombong ke Tuhan. Saat itu saya bilang dalam hati saya bahwa saya bisa melakukan apa pun seorang diri, tanpa bantuan-Nya sekalipun. Dalam argumen saya, saya berkata bahwa saya memiliki otak yang cukup cerdas sehingga saya tidak terlalu membutuhkan pertolongan dari-Nya atau dari siapapun.

Keangkuhan saya runtuh seketika ketika saya melihat apa yang saya lakukan tidak ada yang benar. Mata pelajaran-mata pelajaran yang sewaktu SMP dulu saya kuasai, di SMA justru saya mendapatkan nilai yang jelek. Saya frustasi dengan keadaan itu sampai satu titik akhirnya saya menyerah juga kepada Tuhan. Saya berdoa kepada-Nya, memohon agar Dia kembali menuntun kehidupan saya. Ketika saya melakukan ini ternyata membuahkan hasil.

Nilai-nilai rapor caturwulan I saya di sekolah yang dulunya anjlok justru kembali naik. Tingkat kerohanian saya yang sempat down karena berbulan-bulan tidak melayani dan membangun hubungan dengan-Nya secara pribadi akhirnya kembali menyala-nyala.

Di luar Tuhan, Anda tidak dapat akan berbuat apa-apa. Anda akan menjadi orang-orang yang kerap menemui kegagalan demi kegagalan dalam kehidupan Anda. Oleh karenanya, jangan sekali-kali mencoba untuk menjauh dari-Nya. Bangun terus hubungan pribadi yang intim dengan-Nya setiap hari karena itu akan membuat Anda semakin mengenal-Nya dan mengetahui siapakah Anda di hadapanNya.

Orang-orang yang tidak membutuhkan Yesus pada dasarnya adalah orang-orang yang tidak sadar bahwa dirinya lemah.

Gbu all...

Jumat, 08 November 2024

Waspadai Isi Dompet Anda

Lukas 12:15

Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 119:89-150; 1 Yohanes 4; Yehezkiel 44-45

Cinta akan uang seringkali menguasi hati manusia sehingga mengorbankan hati nuraninya dan mengabaikan nilai-nilai kebenaran. Allah memberi peringatan keras tentang hal ini, karena mamon atau harta seringkali menggeser posisi Allah dalam kehidupan kita, padahal semua itu sifatnya sementara.

Dalam sebuah renungan harian, saya membaca sebuah kisah yang sangat mengesankan. Suatu saat dua orang pemain bola professional terjebak oleh badai salju di Rocky Mountain. Mereka terpaksa meninggalkan kendaraan yang mereka pakai untuk mencari tempat perlindungan. Setelah bersusah payah, mereka menemukan sebuah tempat dan untungnya disana ada beberapa potong kayu dimana bisa menghangatkan tubuh mereka. Namun sayangnya mereka tidak memiliki apapun untuk menyalakan api. Mereka hampir saja putus asa, untung salah satu dari mereka menemukan sebuah ide, mereka masih memiliki uang kertas di dompet mereka.

Segera saja lembaran-lembaran uang kertas itu dibakar diantara potongan-potongan kayu itu. Akhirnya api bisa menyala dan mereka bisa menghangatkan tubuh, hal ini menolong mereka bertahan melawan suhu yang membeku hingga pertolongan datang.

Terkadang Tuhan mengijinkan keadaan yang membuat kita bisa menempatkan harta kita sebagaimana seharusnya, sama seperti dua orang pemain sepak bola itu. Mereka sadar bahwa uang ribuan dolar yang ada dikantong mereka tidak sepadan dengan kehilangan nyawa. Demikian juga seharusnya kita sebagai orang percaya, harta dan uang yang kita bisa miliki di dunia ini, sebanyak apapun tidak sebanding dengan kehidupan kekal di dalam Yesus Kristus. Jadi jangan Anda tukarkan harta yang kekal itu dengan sesuatu yang fana. Tentukan prioritas Anda.

Uang adalah fasilitas yang Tuhan beri agar Anda bisa efektif melayani Dia. Jangan sampai Anda menjadikan uang Tuhan atas hidup Anda.

Gbu all...

Kamis, 07 November 2024

PeDe Aja Lagi

Yosua 1:7

“Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 120; Yehezkiel 48; Yehezkiel 46-47

Beberapa tahun yang lalu, seorang alumni dari kampus dimana saya berada pernah berkata kepada saya, “Jika kamu sudah memasuki dunia kerja maka kamu tidak akan bisa seperti sekarang. Kamu tidak akan bisa menjadi orang yang 100% Kristen”. Mendengar hal itu, saya pun bertanya, “Kok bisa?” Kakak Alumni saya pun memberikan jawabannya, “Karena sekali kamu menunjukkan kekristenan kamu, maka perusahaan-perusahaan akan memusuhi kamu”.

Sejujurnya, saya tidak pernah mempercayai ucapan senior saya tersebut. Hal ini bukanlah karena saya merasa bahwa tingkat rohani saya sudah tinggi atau sangatlah baik, tetapi karena saya beriman bahwa Allah ada bersama dengan hidup saya sehingga saya tidak perlu takut untuk menujukkan siapakah diri saya sebenarnya. Terbukti, ketika saya sudah lulus dari bangku kuliah dan tetap memegang apa yang saya imani, saya tetap bisa bekerja dan bahkan mendapatkan penghasilan yang bagus.

Menjadi pengikut Kristus di tengah-tengah dunia memang bukan perkara yang mudah, tetapi jangan jadikan hal ini sebagai alasan untuk mengambil sikap “abu-abu”. Jadilah orang Kristen yang sejati ! Hiduplah seperti yang dikatakan Allah kepada Anda. Janganlah takut dengan omongan miring orang lain terhadap Anda, percaya dirilah dengan nilai-nilai kebenaran yang Anda pegang karena sesungguhnya ketika Anda melakukan ini Bapa di Surga sedang tersenyum kepada Anda.

Pengikut Kristus sejati tidak perlu malu untuk menunjukkan iman-Nya kepada dunia.

Gbu all...

Rabu, 06 November 2024

Menikmati Proses

Yakobus 1:2-3

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 119:1-88; 1 Yohanes 3; Yehezkiel 42-43

Kita saat ini hidup dalam sebuah budaya instant. Mulai dari makanan hingga keberhasilan atau kesuksesan, kita inginkan yang instant, itu sebabnya tayangan-tayangan pencarian bakat banyak diminati.

Namun Allah tidak bekerja dengan cara instant ini. Dia membuat kita mencapai keberhasilan dengan menjalani proses. Tuhan ingin kita memiliki kesabaran dan stabilitas dalam diri kita sehingga kita “menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.” (Yakobus 1:4).

F.B Mayer seorang pendeta Babtis asal Inggris pernah memberikan sebuah ilustrasi tentang proses yang menghasilkan kualitas ini seperti berikut: Sepotong besi seharga $2.50, kalau di tempa menjadi tapal kuda akan menjadi seharga $5. Jika ditempa menjadi jarum, harganya naik menjadi $175. Kalau ditempa dan dibentuk menjadi pisau silat harganya akan berlipatganda menjadi $1.625. Kalau dibentuk menjadi jarum penunjuk arloji, harganya melonjak lagi menjadi $125.000.

Setiap tempan dan pembentukan terhadap besi tersebut akan meningkatkan nilai jualnya. Lebih banyak di tempa, dipukul, dibakar, maka nilainya semakin tinggi. Demikian juga dengan manusia. Jika Anda mengalami banyak pembentukan, tempan, dan ujian, maka karakter mulia yang ada di dalam diri Anda semakin terbentuk.

Ingatlah bahwa Anda tidak perlu menjalani kehidupan ini dengan tergesa-gesa, nikmatilah prosesnya dan “Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang,”

Gbu all....

Selasa, 05 November 2024

Istana Pasir

Matius 7:24

Setiap orang yag mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orangnyang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 117; 1 Yohanes 1; Yehezkiel 38-39

Dalam sebuah kamp pemuda, mereka membuat permainan membangun istana pasir di pantai. Beberapa kelompok di buat dan mereka ditantang untuk membuat istana pasir setinggi mungkin. Ketika mereka sedang membangun istana-istana pasir itu, deburan ombak yang menyapu pantai terus saja menggempur bangunan yang mereka buat. Dengan menggunakan apapun yang mereka temukan, anak-anak muda itu berusaha membangun istana pasir mereka setinggi dan sekuat mungkin sehingga dapat bertahan dari gempuran air laut. Setelah istana itu terbangun mereka menaruh sebuah bendera kecil diatasnya. Air pasang naik, dan anak-anak muda itu kembali ke villa mereka.

Ketika air pasang itu telah surut, beberapa anak muda itu kembali ke pantai dan mendapati beberapa istana pasir mereka telah hilang, dan yang masih bertahan pun bentuknya sudah tidak karuan. Hasil kerja keras yang mereka banggakan kini sudah lenyap.

Kehidupan ini layaknya istana pasir tadi, Yesus berkata, jika kita membangun kehidupan kita di atas pasir, unsur-unsur dunia akan dengan mudah menghancurkan bangunan kehidupan kita. Namun jika kita membangun kehidupan kita di atas dasar yang kuat dan baik, yaitu batu karang yang teguh, maka bangunan kehidupan kita tahan terhadap segala yang melanda kehidupan kita.

Yesus meminta kita agar membangun kehidupan kita di atas firman-Nya dan menjadi pelaku-pelaku atas apa yang Ia telah ajarkan. Dasar kehidupan yang dibangun diatas kebenaran firman Tuhan inilah yang akan membuat bangunan kehidupan kita menjadi kuat, sehingga kita dapat tetap teguh berdiri ketika badai melanda.

Krisis hanyalah sebuah ujian atas bangunan kehidupan yang telah Anda bangun. Jika Anda membangun dasarnya dengan benar, maka Anda tidak perlu kuatir ketika badai melanda.

Gbu all...

Senin, 04 November 2024

Hati-Hati Bahaya Mengancam Anda

Yesaya 40:11

Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 118; 1 Yohanes 2; Yehezkiel 40-41

Jika Anda tinggal di daerah pedesaan, mungkin Anda pernah mendengar tentang hewan ternak yang diganggu oleh hewan liar. Musang adalah salah satu contoh predator yang sering kali membunuh hewan ternak para petani. Musang dikenal licik dan buas, bahkan kandang yang telah dibuat para petani pun seringkali tidak dapat menghalangi mereka.

Dalam kehidupan ini, tanpa sadar kehidupan kita juga terancam oleh pemangsa yang siap mencuri, merampok dan membunuh kehidupan spiritual kita. Yohanes 10:10a berkata, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;.” Pencuri itu adalah iblis yang berkeliling mencari kesempatan di mana kita lengah dan siap diterkamnya. Dia dapat menyelinap kapan saja saat kewaspadaan kita turun dan siap membinasakan kehidupan kita. Ancaman ini serius, namun sedikit dari kita yang menyadarinya.

Jalan keluarnya untuk masalah ini sangat mudah, datanglah pada Yesus, Gembala Agung kita yang siap untuk membela dan melindungi kita dari bahaya. Yesus berkata, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;” (Yohanes 10:11). Pastikan Anda terhubung terus dengan Yesus. Jadilah seperti seekor domba yang mengenal suara gembalanya. Karena selama Anda berada di dekat dengan gembala itu, maka bahaya seperti apapun yang mengancam Anda dipastikan aman karena gada-Nya dan tongkat-Nya itu akan melindungi Anda.

Tanpa Yesus, hidup Anda dalam bahaya. Namun di dalam Yesus, Anda dijamin aman hingga ke kekalan.

Gbu all....

Minggu, 03 November 2024

Bumper Tambahan

1 Korintus 2:5

Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.

Seringkali saya menjumpai mobil angkutan kota yang dipasangi bumper tambahan, berupa batangan besi untuk menghindari kerusakan pada saat terjadi benturan. Batang besi tersebut dipasang pada mobil yang notabene telah ada bempernya. Apa yang menjadi perhatian saya adalah dengan menambah pelindung yang lebih murah dan lebih kuat pada mobilnya, saya yakin jika terjadi benturan dengan mobil lain, mobil mereka akan mengalami kerusakan yang lebih sedikit. Tapi kecerdikan ini akan mengakibatkan orang lain menderita kerusakan yang lebih parah. Pelindung tambahan ini seringkali membuat supir ini tetap memiliki perilaku berkendaraan yang tidak disiplin. Mereka tidak menghadapi resiko yang akan membuat jera perilaku berkendaraan ugal-ugalan.

Demikian juga di tempat kerja kita. Seringkali kita memasang berbagai pelindung tambahan yang sebenarnya membuat kita tidak maksimal dalam mengembangkan potensi. Mungkin karena kita dekat dengan pimpinan, merupakan relasi dari owner, mengetahui rahasia perusahaan yang kita gunakan untuk menjaga posisi. Seperti sopir tadi bukannya memperbaiki cara menyetir, tapi menggunakan besi sebagai pelindung. Bukannya mengembangkan talenta dan bekerja lebih giat, tapi menggunakan hal-hal lain untuk menunjang karir kita. Siapa tahu orang lain telah dirugikan oleh pelindung yang Anda pasang.

Seringkali zona nyaman Anda tidak dapat memperbesar kapasitas Anda, beranjaklah dari sana.

Gbu all...

Sabtu, 02 November 2024

The Greatest Come Back

Yohanes 21:15

Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-dombaku."

Kisah Petrus menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok adalah salah satu kisah paling popular di Alkitab. Petrus, dengan gagah berani dan penuh semangat dan emosi yang meluap-luap mengumumkan janji dan tekadnya. Petrus bahkan dengan tegas menyahuti Yesus ketika diingatkan bahwa dia akan menyangkal Yesus, "Aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" Namun sejarah mencatat bahwa Petrus kemudian menyangkal Yesus, sampai tiga kali.

Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menguatkan dan menghibur Petrus. Apakah Dia mencerca Petrus akan kegagalannya? Akan janji-janjinya? Apakah Dia menuntut akan hasil dan pencapaian Petrus?

Tidak! Karena yang Dia rindukan adalah hatinya. Yang Dia tanyakan sederhana, "Simon, apakah engaku mengasihi Aku?" Dua kali Dia bertanya menggunakan kata ‘Agape' untuk ‘mengasihi' dan Petrus kini menjawab dengan ‘Phileo', saat ia menjawab, "...aku mengasihi Engkau..."

Berapa kali kita tidak setia pada Tuhan? berapa kali kita lupa dan lalai pada janji-janji kita pada-Nya? Kita bisa tenggelam dalam kegagalan atau dapat berpaling pada kasih karunia Allah yang meneguhkan kita. Kita dapat percaya dalam segala kelemahan, ketekunan Allahlah yang menjaga kita, yang terus-menerus mencari, sampai kita semua yang gagal berhasil membuat ‘the greatest come back'. Ingatlah, kasih karunia-Nya menanti kita.

Jangan biarkan Ia menunggu Ada, sebaliknya berlarilah kembali kepada-Nya.

Gbu all...

Jumat, 01 November 2024

Kepastian

Yeremia 17:5

Beginilah firman Tuhan: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!"

Sejak dulu sampai sekarang salah satu misteri bagi manusia adalah ketidakpastian akan masa depan. Dalam kegelisahannya manusia berusaha mereka-reka kalau-kalau nasib masa depan mereka bisa ditentukan oleh bintang-bintang di langit, atau hari, bulan, dan tahun saat mereka lahir. Atau lewat bola kristal. Singkatnya manusia cenderung mengandalkan dirinya sendiri.

Kepastian apa bagi Musa selama 40 tahun di padang pasir? Setiap hari hanya memandang hamparan pasir hampa, tanpa tahu kapan ini akan berakhir. Kepastian apa bagi Daud ketika hidup sebagai seorang pelarian, yang hidup sehari-hari pun tanpa jaminan, sampai-sampai harus minta roti ke Bait Allah? Kepastian apa bagi Yusuf di penjara bawah tanah di bawah segel Firaun, penguasa negara adikuasa? Secara logika mustahil baginya untuk dapat melihat alam bebas lagi.

Para pahlawan iman di atas telah membuktikan bahwa Tuhan sepenuhnya, di atas segala kekuatan dan kelemahan kita, di atas segala mudah dan sukarnya keadaan. Kepastian pada akhirnya ada dalam genggaman tangan Tuhan, dan jalan ke sana adalah mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Jalan ke sana adalah sepotong iman percaya, bahwa tangan kita sungguh tidak sanggup menggenggam masa depan, hanya tangan-Nya yang sanggup.

Kepastian masa depan Anda sungguh ada, ketika Anda mengandalkan Tuhan sepenuhnya.

Gbu all...