Kamis, 31 Juli 2025

Mujizat-Mujizat Kecil

Rat 3:22-23

Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,
selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 22; Matius 22; Yesaya 1-2

Orang Kristen cenderung melihat berkat sebagai materi. Ukurannya selalu uang dan hal-hal materi. Jika orang Kristen punya mobil, rumah dan tabungan yang mencukupi, yang diucapkan kemudian adalah, "puji Tuhan, ini semua adalah berkat-Nya!" Tentu saja hal ini tidak salah, tetapi pemahaman seperti ini kurang seimbang.

Sebenarnya ada banyak hal-hal kecil yang terabaikan dan telah kita anggap sebagai sebuah kebiasaan. Pada akhirnya kita dikaburkan untuk melihatnya sebagai berkat Tuhan yang luar biasa. Padahal sebenarnya tanpa hal-hal itu, kehidupan kita bisa jadi masalah besar.

Sadarkah kita bahwa organ-organ vital seperti jantung, ginjal dan paru-paru digerakkan oleh otot bawah sadar yang diciptakan Tuhan? bisa dibayangkan jika semua itu digerakkan oleh alam sadar, kita tidak akan pernah bisa tidur. Kita harus terus berjaga untuk memerintahkan organ-organ itu bekerja. Sadarkah kita bahwa udara yang kita hirup setiap hari adalah gratis? Berapa yang harus kita bayarkan jika TUhan mengeluarkan tagihan untuk itu semua?

Mujizat-mujizat kecil itu adalah bukti dari kasih setia Tuhan yang tak berkesudahan dan tak ada habisnya. Menyadarinya sebagai suatu anugerah, akan membuat kita mudah mengucap syukur kepada-Nya. Kita lantas berterimakasih untuk nafas hidup, untuk organ - organ tubuh yang tetap bekerja dan untuk hal-hal sepele lainnya. Ah, betapa baiknya Tuhan itu...

Mujizat-mujizat kecil itu adalah mujizat juga! Hargailah!

Gbu all...

Rabu, 30 Juli 2025

Mengatasi Kesalahan

Luk 15:11-24

"Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 19; Matius 19; Amos 8-9

Tidak ada seorangpun yang kebal dari kesalahan. Sepandai apapun seseorang, ia pasti melakukan kesalahan. Oleh sebab itu, kita perlu bertanya tidak hanya "mengapa" tapi juga "bagaimana" kita dapat mengatasi kesalahan atau kegagalan hidup kita.

Lukas 15 menceritakan tentang seorang anak yang melakukan kesalahan dalam hidupnya. Ia meminta harta warisan dari ayahnya, menghamburkannya dengan berfoya-foya, dan akhirnya menjadi melarat. Tapi, kisah ini tidak berhenti sampai di sini. Di dalam Tuhan selalu ada pengharapan. Bagaimana sikap anak yang bungsu ini dalam menghadapi kesalahannya?

Pertama, ayat 17 mengatakan bahwa ia menyadari kesalahannya. Kesadaran merupakan langkah positif pertama menuju kesembuhan! Banyak orang yang melakukan kesalahan sama berulang kali dan tidak pernah menyadari kesalahannya. Kita perlu berdoa dan meminta hikmat pada Tuhan agar kita peka dengan dosa sehingga kita cepat menyadari kesalahan kita.

Kedua, anak ini mengingat bahwa kasih bapanya lebih besar daripada segala kesalahannya (ayat 18). Kita perlu memegang prinsip hidup ini: Kasih Tuhan selalu lebih besar daripada segala kesalahan kita. Ini bukanlah alasan untuk melakukan dosa, melainkan adalah suatu pengharapan. Tuhan tidak pernah menolak orang yang datang kepadaNya, berapapun besar kesalahannya. Tuhan tidak pernah memutuskan hubunganNya dengan kita. Kitalah yang sering menolak dan meinggalkan Dia. Dia adalah Maha Pengasih dan Maha Pengampun.

Ketiga, anak ini bangkit dan pergi kepada bapanya (ayat 20). Bila kita tidak bangkit dari kesalahan kita, maka pembaharuan tidak akan pernah terjadi. Selama kita mau bangkit, kita tidak akan gagal. Kegagalan terjadi bila ita berhenti mencoba. Pelajari kesalahan kita dan apa yang membuat kita gagal, supaya hal tersebut tidak terulang lagi.

Pertobatan melibatkan kesadaran, iman, dan juga tindakan nyata.

Gbu all...

Selasa, 29 Juli 2025

Pintu Tertutup

Yoh 10:7-9

Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 18; Matius 18; Amos 6-7

Tuhan tidak pernah menutup satu pintu tanpa membuka pintu yang lain. Tuhan tidak pernah menutup satu kesempatan tanpa membuka kesempatan yang lain. Mengapa Tuhan menutup pintu atau kesempatan? Seringkali Tuhan ingin menarik perhatian kita. Dia ingin agar kita memiliki prioritas yang benar. Bila kita menyimpang dari jalanNya, kita tidak hanya mnghancurkan hati Tuhan, tapi juga menghancurkan hidup kita.

Tuhan ingin mengarahkan kita pada kesempatan yang lebih besar. Kita biasanya igin tinggal di zona nyaman dan aman serta tidak menyukai perubahan. Semua perubahan mempunyai resiko dan tantangannya masing-masing. Tuhan seringkali menutup satu pintu untuk memberikan kesempatan atau hal yang lebih baik, mungkin sesuatu yang akan lebih dapat mengeluarkan dan mengasah potensi kita, atau melatih dan membentuk karakter kita.

Oleh sebab itu, bila ita menemukan pintu di depan kita tertutup, jangan langsung putus asa. Alexander Graham Bell berkata, "Sometimes we stare so long at a door that is closing that we see too late the one that is open." Kadangkala kita terpaku terlalu lama dengan pintu yang tertutup sehingga kita terlambat untuk melihat pintu lain yang terbuka. Ubahlah pandangan Anda, siapa tahu setelah itu Anda akan dapat melihat kesempatan yang baru!

Satu pintu harus ditutup sebelum sebuah pintu yang lain dibuka.

Gbu all...

Senin, 28 Juli 2025

Visi: Seberapa Penting?

Yeh 12:27

"Hai anak manusia, lihatlah, kaum Israel berkata: Penglihatan yang dilihatnya itu, harinya masih jauh, nubuatan yang diucapkannya, waktunya masih lama."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 16; Matius 16; Amos 1-2

Thomas Medical Centre dikenal sebagai penyedia layanan kesehatan yang memfokuskan diri pada pelayanan bersalin (pediatri). Tapi jauh sebelum cerita pencapaian mereka sampai hari ini, semuanya berawal dari visi pendirinya, Dr. Cheng Wei Chen, yang sekaligus menjabat sebagai Executive Chairman. Ia memimpikan agar proses melahirkan, yang biasanya dipandang sebagai hal yang menakutkan bagi wanita, dapat dialami sebagai proses yang menyenangkan.Visi ini menyentuh langsung kebutuhan mendasar yaitu safety bagi kaum wanita, yang seringkali ingin punya anak, tapi di sisi lain merasa ngeri membayangkan pross bersalin.

Dr. Cheng mengenal baik ketakutan itu dan kemudian berusaha menguranginya dengan mengenalkan proses itu sampai terasa akrab bagi calon ibu, selain itu ia juga menjadikan keamanan saat bersalin sebagai hal yang diutamakan dalam pelayanan mereka. Sekarang cerita itu pada gilirannya menginspirasi orang-orang untuk mencari dan mewujudkan visi mereka.

Bagaimana kontrasnya kehidupan orang yang memiliki tujuan dan yang tidak memiliki tujuan? Pendeknya, orang yang mempunyai tujuan dijagai oleh lingkup visi. Visi itu membuat kita sadar bahwa kita harus membuat hal itu terjadi. Ini membuat tidak ada hari-hari yang dilalui dengan sia-sia, atau bertanya-tanya apa yang sebenarnya sudah membuat kita sibuk selama ini, karena kita tahu bahwa kita sedang mewujudkan sesuatu yang berharga.

Dr. Cheng meresponi visinya dengan tepat, dan apa yang dihasilkannya adalah sesuatu yang luar biasa. Apakah Anda sudah mempunyai visi dan sedang dalam perjalanan mewujudkan visi itu?

Beberapa kesempatan kecil seringkali adalah awal dari usaha yang besar.

Gbu all...

Minggu, 27 Juli 2025

Kepercayaan adalah Aset Berharga

Amsal 28:20

"Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat kaya, tidak akan luput dari hukuman."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 14; Matius 14; 2 Raja-Raja 13-14

Ketika kita bicara tentang bisnis, kebanyakan orang akan berkata bahwa "business is abouttrust." Saat kita menunjukkan pada orang lain (entah klien, rekan, konsumen) bahwa kita bisa dipercaya, dapat dikatakan kita sudah memiliki aset penting untuk terus menjalankan bisnis. Tapi tentu untuk mendapatkantrust dari orang lain, apalagi orang yang baru kita kenal, tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Bagaimana dengan kehidupan seorang profesional yang mengabdi pada sebuah perusahaan?Trust juga rupanya merupakan hal yang tidak bisa diabaikan. Kalau kita senantiasa belajar untuk menunjukkan sikap dan kinerja yang baik, bukan seadanya. Hal itu juga akan membuat tingkatkepercayaan atasan kita bertambah. Jadi intinya,trustworthy adalah satu hal yang penting dalam berbagai bidang kehidupan kita.

Lantas bagaimana supaya kita mendapatkantrust itu? Saya bersyukur karena Tuhan memberikan prinsip di dalam firmanNya untuk bisa memperolehtrust. Dalam Lukas 16 jelas dikatakan bahwa kesetiaan dan kebenaran yang kita tunjukkan dalam perkara kecil akan membawa kita pada perkara yang lebih besar. Luar biasa bukan? Kuncinya sederhana saja, meski tidak selalu mudah dilakukan: setia dan benar. Tidak cukup setia, tapi juga harus benar.

Jadi, apapun yang saat ini dipercayakan pada Anda, jangan menjadi "lemah", teruslah setia dan lakukan dengan benar,trust akan datang dalam hidup Anda, pertama-tama yang terpenting adalah dari Tuhan sendiri, lalu juga dari orang lain.

Sekali gagal dalam ujiankepercayaan, dibutuhkan usaha keras dan waktu yang lama untuk bisa dipercaya lagi.

Gbu all...

Sabtu, 26 Juli 2025

Allah Mendengar

1 Sam 3:4

"Lalu Tuhan memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya bapa."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 13; Matius 13; 2 Raja-Raja 11-12

Samuel berarti Allahmendengar, atau dalam kata aslinya yang berbentuk pasif, kurang lebih berarti "didengarkan (oleh) Allah". Nama ini diberikan oleh Hana, sebagai tanda kesukaan bahwa Allah mendengar doanya dan mengindahkan kesedihannya dengan mengaruniakan seorang anak lelaki.

Kisah dengar-dengaran Samuel yang paling terkenal ini adalah kisah saat dia masih remaja. Melayani di Bait Allah di bawah pengawasan imam Eli. Tiga kali Allah memanggil Samuel dengan namanya, dan Samuel yang belum mengerti, mengira bahwa imam Eli yang memanggilnya.

Samuel adalah anak yang setia dan taat. Dia bisa langsung terbangun dan peka mendengar suara Tuhan, menandakan bahwa dia senantiasa berjaga-jaga walaupun dia tidur. Dikatakan bahwa Samuel tidur di Bait Allah, di tempat tabut Allah. Tempat tabut Allah adalah simbol dari hadirat Allah. Bagaimana kita dapat senantiasa tinggal dekat tabut Allah? Yaitu jika hati, jiwa, dan pikiran kita senantiasa memikirkan Dia, akan kasihNya.

Setiap hari kita berurusan dengan segala macam kepenatan dan kesulitan. Seringkali pula kita berdoa dengan pikiran yang terpusat pada masalah, dan kita bertanya-tanya apakah Allah mendengar kita. Mungkin ini saatnya kita belajar dari Samuel. Saat Dia memanggil kita, apakah kita tinggal dekat tabutNya sehingga kita dapat mendengar suaraNya?

Alkitab menuliskan bahwa Allah menyertai Samuel dan Samuel sendiri tidak membiarkan satupun firmanNya gugur. Hanya jika kita mendengarNya, kita dapat mengetahui dan taat pada firmanNya.

God hears us always, but do we hear Him when He calls?

Gbu all...

Jumat, 25 Juli 2025

Kuasa Fokus

2 Timotius 2:5

"Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 8; Matius 8; 2 Raja-Raja 7-8

Sebuah kaca pembesar dapat mengakibatkan kebakaran hutan. Sinar matahari dapat memotong plat baja. Jika secara sepintas kita membaca dua kalimat di atas, kita mungkin mengernyitkan dahi. Bagaimana mungkin?

Semuanya bisa terjadi kalau sinar matahari itu difokuskan. Bisa dengan kaca pembesar itu yang akan "mengumpulkan" sinar itu pada satu titik dan kemudian menimbulkan bara api, atau dengan lebih mengerucutkannya mejadi sinar laser yang mampu memotong plat baja. Segala sesuatu yang lebih terfokus ternyata menjanjikan efektifitas dan efisiensi.

Hukum yang sama berlaku juga dalam kehidupan kita. Jika kita sibuk dengan segala hal yang sebenarnya bukanfokus hidup: energi, waktu, dan uang akan habis percuma. Sebaliknya jika kita menyibukkan diri dengan hal-hal yang menjadi fokus hidup, hal-hal utama dan terpenting dapat diraih.

Bukankah seorang pelari sprint atau marathon tidak boleh sibuk dengan apapun yang ada di pinggir lintasan? Bukankah seorang perenang tidak boleh tergoda dengan apapun yang ada di luar kolam? Bagaimana mencapai finish dengan fokus terpecah? Mereka hanya bisa sampai di finish jika pandangannya hanya difokuskan pada garis akhir.

Hal-hal yang penting dalam hidup dapat diraih dengan fokus hidup yang lebih jelas.

Gbu all...

Kamis, 24 Juli 2025

Dua Belas Batu di Tengah Sungai

Yosua 4:5

"...dan Yosua berkata kepada mereka: "Menyeberanglah di depan tabut Tuhan, Allahmu, ke tengah-tengah sungai Yordan, dan angkatlah masing-masing sebuah batu ke atas bahumu, menurut bilangan suku orang Israel."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 10; Matius 10; 2 Tawarikh 22

Menyeberang sungai Yordan adalah suatu titik balik yang sangat penting dalam perjalanan orang Israel. Sungai Yordan seolah adalah gerbang untuk memasuki tanah perjanjian. Dengan melewati sungai ini, orang Israel telah mencapai tujuannya dan masuk ke dalam kehidupan yang baru.

Di situ Yosua berpesan agar mereka mendirikan tumpukan dua belas batu di tengah sungai, sebagai peringatan. Ada dua hal yang dapat mereka peringati.

Yang pertama adalah kasih setia Allah, yang akhirnya membawa mereka masuk ke tanah perjanjian, melepaskan mereka dari sengsara perbudakan.

Kedua, adalah peringatan bahwa sungai itu dan tumpukan batunya adalah batas agar mereka tidak kembali lagi ke tanah Mesir. Selama di padang gurun, orang Israel menggerutu, mengomel, dan berusaha untuk kembali lagi ke Mesir. Kedua belas batu itu adalah tugu peringatan bahwa mereka melupakan segala yang ada di belakang mereka.

Sebab Kristus adalah sungai Yordan kita. Saat kita mendedikasikan hidup bagi Kristus, di situ kita memancangkan kedua belas batu di hati kita. Kita mengingat kasih setiaNya yang mengubahkan hidup kita menjadi baru. Juga, menjadi peringatan agar kita berubah dan tidak kembali kepada kehidupan lama yang penuh dengan dosa dan keinginan daging.

Happy moments: praise God. Painful moments: trust God. Every moments: thank God.

Gbu all...

Rabu, 23 Juli 2025

Sahabat Sejati

Amsal 18:24

"Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 6; Matius 6; 2 Raja-Raja 3-4

Sahabat! Biasanya semua orang memiliki minimal seorang atau lebih sahabat dalam suatu fase kehidupannya. Tapi bagi beberapa orang, persahabatan ini seringkali menjadi hal yang menyulitkan dalam perkembangan pribadinya.

Persahabatan banyak terjadi karena orang-orang berada dalam suatu lingkungan yang sama. Memang agak sulit jika persahabatan dihubungkan dengan profesionalitas dalam pekerjaan atau pelayanan. Sungkan dan alasan tidak ingin merusak persahabatan tidak jarang membuat kita kompromi terhadap kesalahan rekan yang juga sahabat kita itu. Jika tidak hati-hati, persahabatan bisa menjadi faktor penghambat dalam kehidupan, khususnya ketika kita tidak melakukan hal yang seharusnya dilakukan karena persahabatan itu.

Mari mulailah merenungkan kembali persahabatan macam apa yang kita miliki. Sahabat adalah seorang yang ingin agar kita mencapai hasil-hasil yang maksimal, dan kita juga ingin hal yang sama terjadi atas diri sahabat kita. Jika kita melakukan kesalahan, seorang sahabat seharusnya malah lebih leluasa untuk menegur, karena itu akan membawa kita berubah ke arah yang lebih baik bukan?

Anda punya tugas menggenapi rencana Tuhan dalam kehidupan Anda sendiri. Jangan hanya karena sungkan dengan sahabat, Anda lalai dengan kehendak Tuhan. Dan jika sampai terjadi karena mengikut kehendak Tuhan Anda kehilangan sahabat, Ia yang setia akan mengganti sahabat Anda berlipat kali ganda.

Cara termudah untuk bertumbuh adalah dengan mengelilingi diri dengan orang-orang yang dapat memaksimalkan kita.

Gbu all...

Selasa, 22 Juli 2025

Empati

Roma 12:15

Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 5; Matius 5; 2 Raja-Raja 1-2

"Asalkan Anda dapat mengurangi penderitaan orang lain, kehidupan tidak akan sia-sia," tulis Hellen Keller. Keller yang cacat fisik sedari kecil, pasti mengerti seperti apa itu kepedihan emosi. Di usia 19 bulan, suatu penyakit telah membuatnya buta dan tuli. Guru Keller, Ann Sulivan yang berbelas kasihan mengajarinya membaca, menulis dalam huruf braille, dan kemudian mengajarinya berbicara. Ann mengajar dengan cara mengejakan huruf-huruf pada tangan Hellen.

Apa sih sebenarnya yang menggerakkan Ann? Rupanya Ann sendiri tahu benar frustasinya berjuang hidup dengan cacat fisik, karena ia sendiri nyaris buta. Empatilah yang membuat Ann sanggup menempatkan diri dalam posisi Hellen dan turut merasakan penderitaannya. Tertular oleh empati gurunya, Hellen memutuskan untuk membaktikan hidupnya bagi mereka yang senasib dengannya. Entah seberapa besar efek yang dihasilkan oleh empati awal ini bagi orang-orang yang ditolong Hellen selanjutnya.

Kita tahu panggilan tertinggi kita adalah untuk mengasihi. Kita seringkali ingin mewujudkannya, tapi sayangnya kita tinggal di dunia yang mementingkan diri sendiri. Ada pepatah mengatakan, "Tinggalkanlah duniamu, dan masuklah ke dunia orang lain. Kita perlu belajar "masuk" ke dalam penderitaan orang lain sehingga dapat memahami mereka. Jadi meski niat mengasihi tinggi, jika lupa mengasah empati, mengasihi itu rasanya sulit untuk dilakukan dengan tulus.

Kita dapat menjangkau empati jika kita benar-benar memulai dari hati.

Gbu all....

Senin, 21 Juli 2025

Dewasa Dalam Memberi

2 Kor 9:6

"Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak akan menuai banyak juga."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 4; Matius 4; 2 Tawarikh 20-21

Salah satu ciri kedewasaan dalam Kekristenan adalah: pemberian. Pada praktik gereja mula-mula, bahkan sejak masa Israel, hal memberi adalah sebuah tindakan rohani yang sering ditandaskan Alkitab. Motivasi utamanya sederhana, yaitu agar manusia tidak dikuasai oleh harta yang dititipkan Tuhan padanya. Itu sebabnya Tuhan memerintahkan untuk memberi agar kita terbebas dari ketamakan. Kepada jemaat di Korintus, Paulus menguraikan beberapa prinsip dalam memberi.

Pertama, berlakunya hukum tabur tuai (2Kor 9:6). Meski tujuan utama kita memberi bukan "memancing" berkat Tuhan, tapi menurut ayat ini, apa yang kita berikan akan paralel dengan apa yang kita terima. Yang menabur sedikit akan menuai sedikit, demikian pula sebaliknya.

Kedua, kerelaan diperlukan pada saat memberi (2Kor 9:7). Kerelaan akan muncul jika tumbuh kesadaran bahwa kita bukanlah pemilik, melainkan sebatas pengelola. Kalau kita merasa memilikinya, seperti yang Paulus tuliskan, kita akan menjadi sedih dan terpaksa. Ada rasa kehilangan yang mengikuti pemberian kita. "Bagaimana dengan kehidupan saya nanti?" biasanya pertanyaan itu akan muncul.

Ketiga, memberi dengan sukacita (2Kor 9:7b-8). Daripada menyesali pemberian kita, lebih baik jika kita memberi dengan sukacita. Mengapa? Di ayat 8, ada janji Tuhan yang dinyatakan di dalamnya. Kelimpahan kasih karunia akan kita terima, kecukupan akan didapatkan, malah akan berkelebihan di dalam kebajikan.

Kini waktunya menunjukkan kedewasaan melalui pemberian yang dilandasi kerelaan dan sukacita.

Salah satu ciri kedewasaan rohani adalah memberi.

Gbu all... 

Minggu, 20 Juli 2025

Masa Menuai Sudah Tiba?

Yoh 4:38

Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 2; Matius 2; 1 Raja-Raja 19-20

Tidak ada yang lebih menggembirakan bagi seorang petani kecuali tiba saat menuai. Segala jerih payah dan waktu penantian kemudian seolah terbayar lunas, bahkan lebih, pada saat menuai.

Seorang penginjil muda dari Eropa berangkat dengan penuh semangat ke tanah Afrika sebagai seorang misionaris. Dia membawa serta istrinya dan anak perempuannya yang masih kecil. Lama dia berusaha, tidak ada hasil. Istrinya mati dengan menyedihkan di tempat misi mereka. Tak ada hasil. Satu-satunya yang dia dapat, hanyalah seorang anak desa yang kumuh dan ingusan yang mendengarkan cerita tentang Yesus.

Pulanglah dia dengan kepahitan dan sakit hati. Dia mengabaikan anaknya dan meninggalkan Tuhan. Hidup mabuk-mabukan dalam kesengsaraan yang merobek jiwa. Tahun demi tahun berlaku, anak perempuannya tumbuh dan menikah dengan pria baik-baik dan kemudian berusaha mencari ayahnya. Menyertai dia, adalah seorang penginjil kulit hitam yang telah berkhotbah di hadapan ribuan orang di berbagai Negara. Penginjil itu adalah anak kecil yang dikhotbahi penginjil yang sakit hati itu, dahulu kala.

Lihatlah lading market place kita. Apa yang kita lihat? Tuaian yang menguning. Kita bisa melihat dengan pahit dan kecewa seperti sang penginjil itu, atau kita melihat dengan mata iman, bahwa sungguh Allah yang menyediakan tuaian.

Kenali ladang tuaian anda dan kerjakan bagian anda.

Gbu all...


Sabtu, 19 Juli 2025

Penakluk Raksasa

1 Sam 17:50

"Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 1; Matius 1; 1 Raja-Raja 17-18

Di dalam Alkitab ada sebuah cerita yang sangat menarik dan membawa pelajaran berharga untuk kita. Ini adalah kisah tentang seorang anak gembala melawan seorang prajurit raksasa. Kebanyakan dari kita tentu dapat menghubungkan kisah "raksasa" ini lewat pergumulan kita sehari-hari. Mungkin bukan raksasa dalam bentuk fisik, tetapi pergumulan kita laksana raksasa-raksasa dalam kehidupan kita. Raksasa seperti depresi, kekecewaan , penyesalan, kebimbangan, pencobaan, ketakutan, keputusasaan, kesepian, kekuatiran, kecemburuan, penundaan waktu, kegagalan, kemarahan, dan rasa bersalah adalah contoh-contoh raksasa yang menghantui hidup kita.

Kita dapat belajar kisah penaklukan raksasa ini dari Daud saat dia mengalahkan raksasa di jamannya. Goliath berukuran sembilan kaki, dengan baju besi yang kokoh. Dia mengejek orang Israel dan Allah. Tak ada yang berani bersuara. Tidak ada. Kecuali seorang yang tak terduga, seorang anak gembala kecil.

Raja Saul tergoda untuk melengkapi Daud dengan segala perlengkapan baju perang dan senjatanya. Daud menolaknya, karena tahu dia tidak bergantung pada itu. Daud siap berperang karena kuasa Roh. Dengan hanya sebuah ketapel, Daud menembakkan sebutir batu kepada Goliat. Batu itu melesak ke dalam kepala sang raksasa. Daud menaklukkan raksasa itu bukan dengan kekuatan sendiri, namun oleh kekuatan Allah.

Hari ini, raksasa apakah yang sedang kita hadapi? Apakah kita berperang sendiri atau dengan Allah?


Allah yang sama yang akan membawa kemenangan seorang anak gembala akan menolong kita menaklukkan raksasa-raksasa.

Gbu all...

Jumat, 18 Juli 2025

Tidur Nyenyak

Mazmur 4:9

“Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 25; Matius 25; Yesaya 5-6

Salah satu permasalahan dunia saat ini adalah tingginya ketergantungan manusia akan penggunaan obat-obatan dan alkohol. Lebih parahnya lagi, hari-hari ini, orang-orang khususnya mereka yang tinggal di perkotaan menggunakan kedua barang tersebut agar dapat tidur nyentak di malam hari.

Hal itu tentunya menyedihkan Allah. Bukannya menghadapi dan mengurus masalahnya, mereka justru menggunakan obat-obatan atau alkohol untuk melarikan diri.

Namun, “solusi“ semacam itu hanya membuat semuanya bertambah buruk sebenarnya. Penulis kitab Amsal mengingatkan bahwa alkohol “.....memagut seperti ular, dan menyemburkan bisa seperti beludak” (Amsal 23:32).

Allah sangat mengasihi Anda dan Dia ingin memberi Anda kedamaian yang diperoleh dari pengenalan akan Dia. Janji Yesus bagi para pengikut-Nya pada Matius 11:28 tidak perlu diragukan. Kelegaan pasti diterima bagi siapa saja yang lemah letih yang datang kepada-Nya.

Hanya Allah yang dapat memberikan damai sejati, tak ada yang lain yang mampu melakukannya.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Gbu all...

Kamis, 17 Juli 2025

Berterima Kasih

Kolose 3:17

“Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 24; Matius 24; Yesaya 3-4

Tolong dan terima kasih adalah sebagian dari kata-kata pertama yang diajarkan kepada kita. Tak ada yang segembira orangtua atau kakek dan nenek, saat seorang anak mengucapkan kata-kata itu untuk pertama kalinya dan tahu hubungan antara meminta dengan sopan dan menerima dengan berterima kasih.

Namun, saya yakin bahwa saat kita tumbuh dewasa, kita lebih terlatih untuk berkata “tolong” daripada “terima kasih”, terutama kepada Bapa surgawi. Kita lebih memusatkan perhatian kepada kebutuhan yang mendesak daripada apa yang sudah kita terima; kita lebih banyak memohon daripada menaikkan pujian.

Dalam Kolose 3, Paulus tiga kali mengingatkan kita untuk tetap bersyukur kepada Allah: “bersyukurlah” (ayat 15); bernyanyi dengan penuh syukur kepada Tuhan (ayat 16); “lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” (ayat 17).

Dr. Michael Avery, presiden Sekolah Alkitab Allah di Cincinnati, Ohio, berkata, “Aroma harum dari jiwa yang bersyukur, menghormati dan memuliakan Allah. Hal itu mengusir kemuraman dan mendatangkan kedamaian yang indah serta pengharapan yang penuh berkat. Rasa syukur mendorong kemurahan hati.” Bersyukur kepada Allah itu adalah suatu tindakan yang baik.

Mengucap syukur seharusnya merupakan sikap yang terus menerus, bukan kadang-kadang.

Gbu all...

Rabu, 16 Juli 2025

Hidup Tenang dan Tenteram

I Timotius 2:2

“Kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 22; Matius 22; 2 Tawarikh 25-26

Sebagai seorang Kristiani, kita tidak boleh mengisolasi diri dari dunia tempat kita hidup. Kita adalah bagian dari masyarakat, dan kita pun ikut terlibat dalam kesulitan, masalah, dan pengharapan yang dialaminya.

Alkitab banyak berbicara tentang tanggung jawab sosial kita. Nabi-nabi Perjanjian Lama menegur mereka yang mengabaikan orang miskin dan memanfaatkan orang lemah. Kehidupan manusia dipengaruhi oleh dosa, dan setiap upaya untuk memajukan masyarakat akan selalu tidak sempurna. Kita tidak akan pernah membangun masyarakat yang sempurna di muka bumi.

Kita harus mengurangi penderitaan, dan menyingkirkan akar masalah ketidakadilan, prasangka ras, kelaparan, dan kekerasan. Kita bekerja demi hidup yang tenang dan tentram serta harkat manusia bagi sesama. Mengapa? Karena Allah mengasihi dunia yang menderita ini. Yesus melihat kerumunan orang dan “tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan” (Matius 9:36).

Kristus peduli dengan pribadi manusia secara keseluruhan - termasuk lingkungan masyarakat tempat manusia itu hidup. Apakah kita juga memiliki kepeduliaan-Nya?

Keberadaan anak-anak Tuhan di muka bumi ini adalah untuk menjadi jawaban atas segala permasalahan yang ada di sekitarnya.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Gbu all...

Selasa, 15 Juli 2025

Biru

Bilangan 15:38

“Katakanlah kepada mereka, bahwa mereka harus membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka, turun temurun, dan dalam jumbai-jumbai punca itu haruslah dibubuh benang ungu kebiru-biruan”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 21; Matius 21; 2 Tawarikh 23-24

Pada zaman dahulu, Allah selalu berbicara kepada bangsa Israel melalui perantaraan Nabi-nabi. Dia tidak pernah langsung mengatakan apa yang Dia inginkan kepada umat pilihan-Nya tersebut. Suatu kali Allah memberikan perintah kepada Musa untuk diteruskan kepada bangsa Israel. Dia menyuruh agar rombongan yang keluar dari Mesir itu membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka yang di dalamnya dibubuh benang ungu kebiru-biruan (Bilangan 15:38).

Jumbai-jumbai tersebut adalah pengingat bagi bangsa Israel agar tetap setia melakukan segala perintah-Nya dan menjadi kudus bagi-Nya (ayat 40). Benang biru, seperti warna langit, berbicara tentang kuasa dan anugerah keselamatan dari Allah yang tak terukur.

Hari ini kita masih perlu diingatkan. Di dalam segala kesibukan hidup, kita dapat dengan mudah melupakan Allah dan kasih-Nya bagi kita. Ada hal-hal yang dapat membantu mengingatkan kita akan kehadiran-Nya. Salah satunya adalah warna biru.

“Langkah pertama adalah mengingat,” kata Aslan di dalam buku C.S Lewis ‘The Silver Chair’. Aslan, sebagai figur Kristus, berpesan kepada Jill untuk “mengingat tanda-tanda” yang telah ia berikan kepadanya. Jika Anda mengerti tanda-tanda Allah, seperti nilai penting dari warna biru, Anda akan lebih mudah mengingat kasih-Nya. Danau di tengah pegunungan, sungai yang mengalir dari atas gunung, lautan langit yang biru, semuanya mengingatkan kita akan surga dan kasih Allah yang tak terukur.

Mulai sekarang, cobalah ketika melihat warna-warna biru tersebut, ingatlah akan kasih Allah, khususnya kasih-Nya yang Dia tunjukkan kepada Anda.

Berkat sehari-hari mengingatkan kita akan Allah setiap hari.

Gbu all...

Senin, 14 Juli 2025

Tidak Melihat Sebagai Kegagalan

Amsal 24:16

“Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 20; Matius 20; Amos 8-9

Penyelenggaraan Piala Dunia 2010 telah berakhir dan kita pun sudah mengetahui negara manakah yang membawa pulang trofi ajang empat tahunan ini. Walaupun begitu, banyak hal yang ternyata bisa dipetik dari ajang sepakbola sejagat ini. Salah satunya mengenai tidak lolosnya tim tuan rumah, Afrika Selatan ke putaran perdelapan final (16 besar).

Tim berjuluk Bafana Bafana ini sempat diunggulkan sejumlah pihak akan lolos dari putaran pertama karena posisinya sebagai negara penyelenggara PD 2010. Menurut kebiasaan, negara yang menjadi tuan rumah akan selalu lolos ke putaran kedua. Akan tetapi, hal ini ternyata tidak berlaku bagi timnas Afsel. Kalah dalam selisih gol dengan Meksiko membuat impian Mokoena dkk mengangkat trofi piala dunia hilang sudah.

Walaupun tak melaju ke perdelapan final, pelatih timnas Afsel Carlos Alberto Parreira memiliki pandangan yang berbeda mengenai apa yang terjadi dengan timnya. "Kami kecewa karena tidak lolos, tapi saya tidak melihatnya sebagai sebuah kegagalan," ujar Parreira.

Timnas Afsel memang tidak bisa maju ke putaran selanjutnya, namun di hadapan para pendukungnya, skuad Carlos Alberto Parreira menorehkan tinta manis yakni mengalahkan juara Piala Dunia 1998 dan juara Eropa 2000, Prancis, pada laga terakhir grup A dengan skor 2-1.

Dalam hidup ini kita memiliki banyak target pribadi. Setiap target yang telah kita buat, kita mau itu terjadi dalam kehidupan kita. Bahkan dengan keyakinan ‘saya sudah mendoakannya kepada Tuhan’, kita begitu percaya diri bahwa target kita tersebut akan terealisasi pada waktu yang sudah kita doakan. Akan tetapi, dalam kenyataannya hal ini kerap tak berjalan dengan semestinya.

Apa yang kita pikirkan akan berhasil atau tercapai ternyata dalam realisasinya tidaklah demikian. Kita mungkin di awal tahun membuat target agar di pertengahan tahun memiliki atau mendapatkan sesuatu. Tetapi, sampai waktu yang direncanakan, hal tersebut tidak terjadi. Rasa kecewa pasti ada ketika apa yang kita targetkan meleset. Namun, janganlah itu dilihat sebagai sebuah kegagalan.

Satu kekalahan atau tidak tercapainya target-target tertentu bukan berarti kita gagal. Justru ini adalah kesempatan terbaik untuk mengintrospeksi diri dan belajar bersyukur atas segala kebaikan yang sudah kita terima dari Tuhan.

Orang berhasil bukanlah orang yang targetnya tidak pernah meleset, tetapi orang yang tak pernah putus asa sekalipun apa yang ditargetkan meleset dari yang direncanakan.

Gbu all...

Minggu, 13 Juli 2025

Tergesa Membawa Celaka

Amsal 16:32

“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 19; Matius 19; Amos 6-7

Alkisah pada masa dinasti Song ada seorang petani yang tidak pernah sabar. Ia merasa padi di sawahnya tumbuh sangat lambat. Akhirnya ia berpikir, “Jika saya menarik-narik padi itu ke atas, bukankah saya membantunya bertumbuh lebih cepat?” Lalu ia menarik-narik semua padinya. Sampai di rumah, dengan bangga ia bercerita kepada istrinya bahwa ia baru saja membantu padinya bertumbuh lebih cepat.

Keesokkan harinya ia pergi ke sawah dengan bersemangat, tetapi betapa kecewanya ia ketika melihat bahwa semua padi yang kemarin ditariknya ke atas sudah mati. Karena tidak sabar, “usahanya untuk membantu” malah membuatnya rugi besar.

Demikian pula dengan Saul, raja Israel. Sebelum Saul berperang ke Gilead melawan bangsa Filistin, Samuel sudah berpesan bahwa ia akan datang kepada Saul untuk mempersembahkan korban. Samuel meminta Saul menunggu ia datang untuk memberi instruksi (I Samuel 13:8). Namun, Saul tidak mengindahkan perintah Samuel maupun hukum Tuhan. Ia tidak sabar menunggu Samuel. Ia lebih takut ditinggalkan rakyatnya dari pada takut pada Tuhan. Ketidaksabarannya membawa dampak yang fatal, Tuhan menolaknya sebagai raja (ayat 14).

Dalam hidup ini, kita juga kerap tidak sabar menunggu waktu Tuhan. Ketika pertolongan Tuhan rasanya tak kunjung tiba, jangan tergesa mengambil jalan. Bukannya menyelesaikan masalah, malah sering kali mendatangkan masalah baru yang justru lebih besar! Akar ketidaksabaran adalah tidak percaya. Jika kita sungguh-sungguh percaya Allah mampu menolong, kita akan menanti Dia dengan sabar.

Dalam hidup orang yang sabar selalu ada banyak kesempatan untuk Allah bekerja.

Gbu all...

Sabtu, 12 Juli 2025

Di Balik Kebisingan

Filipi 2:5

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 18; Matius 18; Amos 3-5

Sebagai orang Kristen sudah seharusnya kita tidak berpikir seperti dunia ini. Dunia dengan segala iklan, percakapan, dan filosofinya mengandung unsur-unsur pencucian otak besar-besaran. Orang-orang Kristen kadang kala tidak sadar bahwa mereka diserang dari berbagai arah propaganda duniawi, yang mendorong kita untuk hidup bagi diri sendiri dan menempatkan materi serta kesenangan pribadi melebihi Allah. Sistem limbah dunia membawa ancaman kontaminasi pada aliran pikiran orang Kristen.

Namun, di balik kebisingan kita dapat mendengar bunyi firman Tuhan: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:2).

Hitunglah waktu yang Anda luangkan bila nanti membaca Alkitab dan berdoa. Bandingkan dengan jumlah waktu menonton televisi atau bermain internet. Apakah Allah memperoleh bagian dalam waktu dan perhatian Anda? Apakah dunia ini yang membentuk pikiran Anda ataukah Kristus?

Sekuat apapun dunia mencoba meracuni pikiran Anda, itu tidak akan berhasil jika Anda terus mendekat kepada Allah.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Gbu all...

Jumat, 11 Juli 2025

Percaya Pada Tuntunan Tuhan

Mazmur 107:30

“Dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 17; Matius 17; Amos 1-2

Mazmur 107 menceritakan tentang “orang-orang yang mengarungi laut dengan kapal-kapal” (ayat 23). Sepanjang perjalanan mereka di laut, mereka melihat Allah sebagai Pribadi yang berada di balik badai yang bergelora dan Pribadi yag menenangkan badai tersebut. Di dunia kapal layar, ada dua ketakutan besar, yaitu angin ribut yang menakutkan dan tidak ada angin sama sekali.

Di dalam puisi yang berjudul ‘The Rime of the Ancient Mariner’, penyair Inggris, Samuel Taylor Celeridge (1772-1834) menggambarkan badai dan kesunyian di laut. Dua kalimat dari puisi tersebut telah sangat terkenal. “Air, air di mana-mana. Dan tak setetes pun dapat menghapus dahaga.”

Pada posisi garis lintang tertentu, angin benar-benar berhenti bertiup sehingga kapal layar tidak bergerak. Kapten dan awak kapal “terjebak” tanpa bantuan. Akhirnya, tanpa adanya angin yang bertiup, persediaan air mereka pun habis.

Kadang kala kehidupan menuntun kita untuk bertahan di dalam badai. Namun pada kesempatan yang lain, kita juga diuji di dalam kejemuan. Kita mungkin merasa terjebak. Sesuatu yang sangat kita idam-idamkan, sama sekali tidak dapat kita raih. Akan tetapi, sekalipun kita berada di dalam keadaan krisis atau berada di sebuah tempat di mana “angin” rohani telah diambil dari pelayaran kita, sangatlah penting bagi kita untuk mempercayai tuntunan Allah. Tuhan yang bertakhta atas situasi yang berubah-ubah, pada akhirnya akan menuntun kita menuju pelabuhan kesukaan kita (Mazmur 107:30).

Allah menentukan perhentian sekaligus perjalanan kita.

Gbu all...

Kamis, 10 Juli 2025

Pembawa Kristus

Matius 21:5

“Lihat, Rajamu datang padamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 14; Matius 14; 2 Raja-Raja 11-12

Seorang pendeta berkhotbah tentang Kristus yang memasuki kota Yerusalem dengan penuh kemenangan. Ia lalu bertanya, “Bagaimana jika seandainya keledai yang dinaiki Yesus berpikir bahwa semua sorak-sorai itu ditujukan untuk dirinya? Bagaimana jika seandainya hewan kecil itu yakin bahwa seruan hosana dan ranting-ranting itu ditujukan untuk menghormati dia?”

Sang pendeta lalu menunjuk kepada dirinya sendiri dan berkata, “Saya adalah seekor keledai. Semakin lama saya berdiri di sini, maka Anda akan semakin menyadarinya. Saya hanyalah seorang pembawa Kristus, bukan pribadi yang menjadi pusat pujian.”

Pada Minggu Palem, sang keledai hanyalah pembawa Kristus, yang membawa Putra Allah ke dalam kota. Di sana Dia akan memberikan nyawa-Nya bagi dosa dunia.

Apabila kita dapat mengembangkan “mentalitas keledai” yang sehat, maka kita akan memiliki aset yang luar biasa untuk menjalani hidup ini. Dengan mental seperti itu, kita tidak akan memikirkan hal yang dipikirkan orang lain tentang diri kita, tetapi kita justru akan bertanya, “Dapatkah mereka melihat Kristus Yesus, Sang Raja?” Kita tidak akan mengharapkan pujian atas pelayanan yang kita lakukan. Namun, sebaliknya kita akan puas bila dapat meninggikan Tuhan.

Hidup seorang Kristen bagaikan sebuah jendela yang melalui dirinya orang lain dapat melihat Yesus.

Gbu all...

Rabu, 09 Juli 2025

Meredakan Kemarahan

Efesus 4:26

“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 13; Matius 13; 2 Raja-Raja 9-10

Mungkin tidak banyak dari Anda yang mengenal pasangan suami istri asal Amerika Serikat ini, tetapi jika Anda mengetahui apa yang telah mereka lakukan di dalam kehidupan mereka pasti akan membuat mulut Anda terbuka lebar. Percy Arrowsmith dan Florence sempat masuk ke dalam buku rekor Guinness tahun 2005 sebagai suami istri tertua di dunia karena keduanya telah menikah selama 80 tahun.

Saat sebuah media lokal menanyakan mengenai rahasia keawetan rumah tangganya, pasangan kakek nenek ini menjawab bahwa mereka tidak akan pernah tidur sebelum konflik antarkeduanya selesai. Menurut mereka, membawa kemarahan di waktu tidur tidaklah mengenakkan. Mereka juga mengungkapkan, setiap bertengkar mereka selalu berusaha mengampuni sebelum larut malam agar hari itu bisa ditutup dengan ciuman dan genggaman tangan.

Kemarahan dapat datang tiba-tiba; ketika kita dicurangi, dituduh bersalah, atau saat melihat ketidakadilan. Pemazmur mengetahui apa yang dialami oleh hampir setiap manusia di dunia ini sehingga ia menuliskan mengenai bagaimana cara meredakannya. Pemazmur memberikan nasihat agar bagi orang yang marah hendaklah memberhentikan amarahnya (Mazmur 37:8) dan menyerahkan masalah yang ia sedang hadapi kepada Tuhan (ayat 5). Biarkanlah Tuhan yang bertindak dan memunculkan keadilan di saat kita alami ketidakadilan (ayat 10:11). Kemarahan tidak berguna. Jika disimpan, ia bagai sampah yang membusuki hati.

Apakah Anda sedang marah atau seringkali marah? Datangnya marah tak bisa dicegah, tetapi ia bisa diredakan. Ceritakan kekesalan Anda kepada Tuhan, nantikan Dia bertindak, lalu padamkan amarah Anda sebelum mentari terbenam. Jangan biarkan kemarahan mengotorkan hati, mematahkan semangat, dan mengganggu waktu tidur Anda!

Kemarahan itu bagaikan kanker, ia harus segera dibabat sebelum merambat.

Gbu all...

Selasa, 08 Juli 2025

Bukan Mimpi Belaka

Kejadian 37:5

“Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 11; Matius 11; 2 Tawarikh 22

Setiap manusia pasti pernah bermimpi dalam hidupnya. Baik mereka yang hidup dalam perkotaan maupun di desa-desa, semuanya pasti pernah memimpikan sesuatu. Namun, saya disini tidak berbicara mengenai mimpi-mimpi yang bersifat negatif, melainkan mimpi-mimpi yang membangkitkan semangat dan motivasi hidup.

Secara pribadi, saya sebenarnya bukanlah orang yang suka bermimpi ketika tidur. Sampai saat ini saja jumlah kejadian dimana saya bermimpi waktu sedang tidur adalah tidak lebih dari lima kali. Salah satu mimpi di tidur saya yang masih saya ingat hingga sekarang adalah mimpi dimana saya keliling Indonesia dan beberapa negara lain di dunia.

Sejujurnya, saya tidak pernah tahu mengapa saya memimpikan hal tersebut dan percaya apakah itu bisa terwujud. Bagi saya yang masih berusia 8 tahun, mimpi tersebut sangatlah tinggi. Namun berjalannya waktu, apa yang saya mimpikan dulu mulai tergenapi. Lewat jalur pendidikan, beberapa provinsi dan kota khususnya di pulau Jawa telah saya jalani.

Memang apa yang saya alami ini masih sangatlah jauh dari ukuran “mengelilingi Indonesia dan beberapa negara di dunia”, tetapi paling tidak jalan untuk tergenapinya salah satu mimpi saya ini telah terbuka. Saya yakin bahwa apa yang Tuhan lakukan di dalam kehidupan Yusuf anak Yakub dahulu kala dimana setiap mimpi Yusuf digenapi di dalam kehidupannya pasti juga terjadi di dalam kehidupan saya.

Adakah mimpi-mimpi di kala tidur Anda yang belum juga menjadi kenyataan hingga hari ini? Berapakah jumlahnya? Apakah ketika itu belum terwujud, rasa optimisme Anda menjadi berkurang? Seperti Yusuf anak Yakub, marilah percaya dengan mimpi-mimpi Anda. Berdoalah kepada Tuhan agar Dia membukakan jalan bagi tergenapinya mimpi-mimpi Anda tersebut. Tanamkan kata-kata penguatan ini di hati Anda masing-masing: “mimpi saya bukanlah mimpi belaka.”

Yang memutuskan mimpi Anda menjadi sebuah kenyataan atau tidak adalah diri Anda sendiri.

Gbu all....

Senin, 07 Juli 2025

Tangan Terbuka VS Tangan Tergenggam

Lukas 12:34

“Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 10; Matius 10; Obaja 1

Film buatan Inggris berjudul Millions (Jutaan) mengisahkan secara menarik mengenai dua orang kakak beradik yang menemukan sekantong penuh uang, yang tidak jelas siapa pemiliknya. Si bungsu ingin menggunakannya untuk menolong orang miskin, sementara si sulung melihat uang itu sebagai jalan menuju popularitas dan hidup yang enak. Film itu membandingkan secara kontras kebebasan dari roh yang murah hati dengan kefrustasian dari tangan yang menggegam.

Seorang pendeta yang berkhotbah di sebuah ibadah dimana saya pernah ikuti berkata, “kejatuhan manusia ke dalam dosa telah membuat tangan kita menggegam kuat.” Ajaran Yesus tentang iman dan kemurahan hati menuntun kita untuk membuka tangan. Dia berkata, “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu. Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! ... Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada!” (Lukas 12:32-34).

Kata-kata Tuhan mungkin terdengar begitu radikal, sehingga sulit bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara mempraktikkannya. Namun, jika kita benar-benar mencari tuntunan-Nya, Dia akan menuntun setiap langkah kita dan menjaga hati kita dari kekhawatiran.

Ada lebih banyak kuasa di dalam tangan yang terbuka daripada tangan yang tergenggam.

Gbu all...