Sabtu, 31 Maret 2012

Kesempatan yang Mulia

Kesempatan yang Mulia

Mazmur 104:31
"Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya!"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 23; Matius 23; Kejadian 45-46

C.T Studd, seorang pemain kriket terkenal dari Cambridge dan perintis penginjilan, menulis dua baris kalimat di bawah ini saat ia masih menjadi mahasiswa di Cambridge:
Hanya satu kehidupan, yang segera akan menjadi masalah lalu;
Hanya apa yang diperbuat bagi Kristus yang bisa bertahan.

Kehidupan adalah sebuah kesempatan yang mulia jika digunakan untuk menyiapkan kita bagi kekekalan. Jika di sini kita gagal, walaupun kita sukses dalam hal-hal lainnya, maka hidup kita menjadi sebuah kegagalan. Tidak ada jalan keluar bagi manusia yang menyia-nyiakan kesempatannya untuk bersiap-siap bertemu dengan Allah.

Anda tidak akan pernah mengulangi kehidupan hari ini; sekali itu berlalu, akan berlalu selamanya. Bagaimana Anda menjalaninya? untuk diri sendiri atau untuk Kristus? Biarlah tulisan C.T Studd di baris kalimat keduanya tertanam kuat dalam hati kita: "Hanya apa yang diperbuat bagi Kristus yang bisa bertahan."

Melayani Tuhan di dunia ini adalah sebuah anugerah besar karena kita melayani Raja di atas segala raja.

Jumat, 30 Maret 2012

Kisah di Musim Semi

Kisah di Musim Semi

Amsal 12:3
Orang tidak akan tetap tegak karena kefasikan, tetapi akar orang benar tidak akan goncang.

Bacaan Alkitab setahun : Mazmur 91; Filipi 4; Ayub 42

Kadang sebagai manusia, kita sulit mengerti jalan pikiran Tuhan. Kita berpikir bahwa sesuatu yang indah dan mudah pasti baik bagi kehidupan kita. Namun ternyata tidak selalu demikian. Jerry Stemkoski belajar hal ini dari seorang petani tua.

Jerry menuliskan seperti ini: Pada suatu hari di musim semi, aku berkenalan dengan seorang petani tua. Di musim semi itu sering turun hujan, dan aku berkomentar bahwa turunnya hujan di awal musim seperti itu tentu bagus untuk tanaman. Dia menyahut, “Tidak juga, sebab kalau cuaca terlalu memanjakan tanaman, maka tanaman mungkin hanya akan menumbuhkan akar di permukaan. Kalau itu terjadi, badai akan dengan mudah menyapunya. Sebaliknya, kalau cuaca kurang bersahabat pada awal musim tanam, maka tanaman harus menumbuhkan akar yang kuat dan dalam yang diperlukan untuk mendapatkan air dan zat hara dari dalam tanah. Jika ada badai atau angin kering melanda, tanaman cenderung lebih bisa bertahan hidup.” Sekarang aku memandang saat-saat sulit sebagai peluang untuk menumbuhkan akar untuk membantuku di saat badai di waktu mendatang yang melanda hidupku.

Ada satu pertanyaan yang perlu kita tanyakan pada diri sendiri setelah memasuki tahun 2011 ini, “Apakah akar kehidupan kita sudah cukup dalam tertanam dalam Kristus Yesus?” Ingatlah bahwa akar kehidupan Anda akan menentukan apakah Anda tetap bertahan saat badai melanda nanti.

Bertumbuhlah dalam Firman Tuhan dan doa Anda, sehingga apapun yang menanti di depan nanti, Anda kuat menghadapinya.

Kamis, 29 Maret 2012

Kehidupan yang Tentram

 Kehidupan yang Tentram

Matius 25:23
"Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 30; Filipi 2; Ayub 40-41

Siapa di dunia ini yang tidak menginginkan kehidupan yang aman dan tentram? Bila itu ditanyakan kepada masing-masing pribadi, setiap orang berkata pasti menginginkan keadaan itu. Namun, apakah hal tersebut dapat ditemukan di dalam dunia yang sudah semakin jahat? Jawabannya tentu bisa, tetapi bila Anda tinggal di dalam Allah.

Dia memberikan ketenangan bagi Anda melalui setiap perkataan-perkataan yang disampaikan-Nya bagi Anda. Suara-Nya yang lembut namun memiliki kuasa memberikan rasa tentram di kala kita sedang dalam kesusahan, frustasi, dan kebimbangan. Bahkan dalam keadaan yang "biasa-biasa" saja dalam ukuran kita, penyertaan-Nya tetaplah nyata dan sempurna.

Bersama dengan Allah, tidak perlu ada lagi kekuatiran-kekuatiran. Kasih dan sukacita yang dicurahkan kepada setiap kita membuat hidup yang kita jalani pun terasa ringan. Ketentraman bukanlah menjadi sebuah angan-angan ketika Yesus tinggal di dalam hati kita. Apakah Anda hari-hari ini sudah melekat dengan-Nya?

Jika Anda hidup dalam penyertaan Allah maka ketentraman akan Anda nikmati hari demi hari.

Rabu, 28 Maret 2012

Pola Pikir Yang Menghasilkan Mukjizat

  • Pola Pikir Yang Menghasilkan Mukjizat


    Rahasia pertama untuk memiliki iman kepada Tuhan adalah - mengerti bahwa di dalam Tuhan segala sesuatu mungkin. Di dalam Tuhan, tidak ada penderitaan, tidak ada kesedihan, kekalahan, dan tidak diinginkan.

    Rahasia kedua adalah mengakui bahwa Tuhan memiliki otoritas total atas segala sesuatu di dunia ini - di atas setan, malaikat, keadaan, dan semua dunia fisik (lihat Yohanes 14:12). Ketika Anda berdiri di hadapan-Nya, Anda sedang berdiri di hadapan Dia yang dapat memperbaiki apa pun. Yang perlu Dia lakukan hanyalah berfirman.

    Rahasia ketiga adalah belajar apa yang menjadi kehendak Tuhan disetiap waktu (lihat Roma 12:1-2, I Yohanes 5:14-15). "Tuhan, apa yang akan Engkau lakukan dalam situasi ini? Apa yang Anda ingin lakukan?" Ketika Anda berkomunikasi dengan-Nya dan menghabiskan waktu bersama-Nya, Anda akan menemukan apa yang menjadi kehendak-Nya (lihat Mazmur 85:8, Ibrani 12:25). Lalu amin-kan apa yang Tuhan janjikan dalam hidup Anda. Alkitab mengatakan Abraham percaya kepada Allah, " maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran" (Yakobus 2:23). Dia setuju dengan yang diucapkan oleh Allah. Itulah yang harus kita lakukan: Amin Tuhan dan setuju dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan dalam hidup Anda. Abraham setuju dengan Tuhan ketika Tuhan mengatakan bahwa dia akan punya anak, meskipun ia dan istrinya sudah lewat usia subur. Daripada meragukan atau melemahkan iman, Alkitab mengatakan dia "diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah" (Roma 4:20).

    Rahasia keempat adalah tidak mengandalkan kekuatan sendiri. Jangan menganggap bahwa seluruh dunia melawan Anda. Jangan menganggap bahwa tugas yang diberikan kepada Anda tampaknya mustahil. Jangan hanya memikirkan ketidakmampuan Anda sendiri, atau kegagalan Anda sebelumnya, melainkan bertumbuhlah dalam iman, dan berikan kemuliaan kepada Allah. (Lihat Mazmur 84:11, Yesaya 65:24, Yeremia 32:27, Matius 19:26).

    Rahasia kelima adalah sepenuhnya yakin. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Abraham “penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan." (Roma 4:21). Abraham dengan penuh keyakinan. Dalam semangat, ia tidak hanya setuju dengan Tuhan namun juga menjadi sepenuhnya yakin bahwa apa yang Tuhan telah katakan akan terjadi. Sepenuhnya “yakin” adalah apa yang Yesus ajarkan tentang iman yang memindahkan gunung, “apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (lihat Markus 11:24). Ada sesuatu di dalam diri Anda yang mengatakan, “Ini milikku.. Ini adalah milikku. Sekarang aku memilikinya. Tidak ada pertanyaan tentang hal itu. Allah telah mengatakan itu, dan saya percaya itu. Saya sepenuhnya yakin. Saya bukan sedang mempertimbangkan. Saya menerimanya sekarang!”

    Abraham mulai hidup seakan-akan punya anak. Hingga waktunya tiba, Ishak "anak yang dijanjikan," dilahirkan.

    Keyakinan semacam itu tidak dapat datang dari usaha manusia belaka. Itu hanya muncul dari tergantung pada Allah, karena "iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Ini harus datang dari Tuhan. Upaya memaksa diri untuk percaya tidak akan menghasilkan apapun. Anda harus menggunakan iman yang Tuhan telah berikan kepada Anda. Pertolongan Allah datang kepada Anda ketika Anda menghargai keberadaan-Nya, ketika Anda menyadari kuasa-Nya, ketika Anda memuji Dia, saat Anda membaca FirmanNya, ketika Firman ini meresap dalam hati Anda, dan ketika Anda telah mendengar firman yang diucapkan-Nya dalam hati Anda, “Ini adalah apa yang akan Aku lakukan. Percayalah!”

Selasa, 27 Maret 2012

Tidak Menyerah Hadapi Tragedi

Tidak Menyerah Hadapi Tragedi

Ibrani 10:36
Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 131; Yohanes 8; Yeremia 37-38

Pada tanggal 2 bulan Juli, 1932, di Atlantic City, seorang bayi laki-laki lahir. Enam minggu kemudian, sepasang suami istri mengadopsinya, tetapi pada saat usianya 5 tahun, ibu angkatnya meninggal dunia. Ayahnya membawanya dari satu kota ke kota lain untuk mencari pekerjaan, hingga saat usianya 12 tahun, anak laki-laki itu mendapatkan pekerjaan pertamanya di sebuah restoran – dan dia menyukainya. Ketika dia berumur 15 tahun, ayahnya ingin pindah lagi, tetapi anak muda ini menyukai pekerjaannya di Hobby House restoran. Akhirnya dia membuat keputusan, dia berhenti sekolah dan pindah ke YMCA dan bekerja sepenuh waktu di restoran itu.

Beberapa tahun kemudian, bos dari Hobby House menawarkan anak muda itu kesempatan. Bosnya memiliki empat restoran KFC yang merugi, dan memintanya untuk membuat restoran itu berhasil. Dengan kerja keras dan tujuan yang kuat, selama empat tahun usaha itu sukses. Akhirnya restoran itu di jual kembali ke KFC, dan dia menjadi jutawan dalam usia 35 tahun. Siapa anak muda ini? Namanya Dave Thomas, pendiri Wendy’s. 45 tahun setelah ia drop out dari sekolah-nya, Dave akhirnya berhasil mendapatkan ijasahnya.

Dunia penuh dengan orang seperti Dave, mereka menghadapi tragedy, penyakit, terluka, kemiskinan dan kesulitan di berbagai area, dan mereka tidak menyerah dengan keadaan serta menjadi orang yang dikagumi oleh banyak orang.

Orang-orang tersebut adalah orang yang mau berjuang dan bekerja keras. Tuhan ingin kita menjadi orang jenis ini. Pribadi yang tidak takut atau dilemahkan oleh kesulitan. Rasul paulus menulis kepada Timotius bahwa Tuhan tidak memberi kita roh ketakutan tapi roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban (II Timotius 1:7). Ketakutan hanya akan membuat Anda kehabisan tenaga dan mematahkan semangat Anda. Namun bersama dengan Kristus, Anda akan mendapatkan kekuatan untuk menanggung segala perkara. Jangat takut saat kesulitan datang, tetapi lihatlah kedepan dan jalani dengan penuh antusias, semangat dan kasih.

Orang yang sukses dan gagal sama-sama berjuang, namun yang membedakan mereka adalah seorang sukses tidak menyerah dengan kegagalan.

Senin, 26 Maret 2012

He Never Sleeps

He Never Sleeps

By Bill Crowder

Read: Psalm 121
He will not allow your foot to be moved; He who keeps you will not slumber. —Psalm 121:3
Bible in a year:
1 Samuel 22-24; Luke 12:1-31

Giraffes have the shortest sleep cycle of any mammal. They sleep only between 10 minutes and 2 hours in a 24-hour period and average just 1.9 hours of sleep per day. Seemingly always awake, the giraffe has nothing much in common with most humans in that regard. If we had so little sleep, it would probably mean we had some form of insomnia. But for giraffes, it’s not a sleep disorder that keeps them awake. It’s just the way God has made them.

If you think 1.9 hours a day is not much sleep, consider this fact about the Creator of our tall animal friends: Our heavenly Father never sleeps.

Describing God’s continual concern for us, the psalmist declares, “He who keeps you will not slumber” (Ps. 121:3). In the context of this psalm, the writer makes it clear that God’s sleepless vigilance is for our good. Verse 5 says, “The Lord is your keeper.” God keeps us, protects us, and cares for us—with no need for refreshing. Our Protector is constantly seeking our good. As one song puts it: “He never sleeps, He never slumbers. He watches me both night and day.”

Are you facing difficulties? Turn to the One who never sleeps. Each second of each day, let Him “preserve your going out and your coming in” (v..

The Rock of Ages stands secure,
He always will be there;
He watches over all His own
To calm their anxious care. —Keith

The One who upholds the universe will never let you down.


Dia Tak Pernah Tidur

Oleh Bill Crowder

Baca: Mazmur 121
Dia tidak akan memungkinkan kaki Anda untuk dipindahkan, Dia yang membuat Anda tidak akan tidur. -Mazmur 121:3
Alkitab dalam satu tahun:
1 Samuel 22-24, Lukas 12:1-31

Jerapah memiliki siklus tidur terpendek dari setiap mamalia. Mereka tidur hanya antara 10 menit dan 2 jam dalam waktu 24-jam dan rata-rata hanya 1,9 jam tidur per hari. Tampaknya selalu terjaga, jerapah tidak ada banyak kesamaan dengan manusia yang paling dalam hal itu. Jika kita memiliki tidur begitu sedikit, mungkin akan berarti kita memiliki beberapa bentuk insomnia. Tapi bagi jerapah, itu bukan gangguan tidur yang membuat mereka tetap terjaga. Hanya saja cara Allah telah membuat mereka.

Jika Anda berpikir 1,9 jam sehari tidak banyak tidur, pertimbangkan fakta ini tentang Pencipta teman hewan kita yang tinggi: Bapa surgawi kami tidak pernah tidur.

Menggambarkan kekhawatiran terus-menerus Allah bagi kita, pemazmur menyatakan, "Dia yang membuat Anda tidak akan tidur" (Mazmur 121:3). Dalam konteks mazmur ini, penulis menjelaskan bahwa kewaspadaan tanpa tidur Allah adalah untuk kebaikan kita. Ayat 5 berkata, "Tuhan adalah penjaga Anda." Allah memegang kita, melindungi kita, dan peduli terhadap kami-dengan tidak perlu menyegarkan. Pelindung kami terus mencari baik kita. Sebagai salah satu lagu dikatakan: "Dia tidak pernah tidur, Dia tidak pernah terlelap. Dia melihat aku baik siang dan malam. "

Apakah Anda menghadapi kesulitan? Putar untuk Dia yang tidak pernah tidur. Setiap detik setiap hari, membiarkan Dia "akan menjaga Anda keluar dan kedatangan Anda dalam" (ayat [8)].

The Rock of Ages berdiri aman,
Dia akan selalu ada;
Dia mengawasi semua sendiri
Untuk menenangkan hati cemas mereka. -Keith

Dia yang menjunjung tinggi alam semesta tidak akan pernah mengecewakan Anda.

Minggu, 25 Maret 2012

Rencana Allah

Rencana Allah

Bacaan kita hari ini dari Roma 8: 26-30

Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

True Story: Setelah peristiwa 11 September 2001, sebuah perusahaan mengundang karyawan dari perusahaan lain yang selamat dari serangan atas WTC – untuk menceritakan pengalamannya. Seorang kepala keamanan selamat karena harus mengantar anaknya ke sekolah sebab istrinya sedang sakit. Seorang wanita terlambat datang karena alarm jamnya tidak berbunyi tepat waktu. Seorang karyawan ketinggalan bus. Seorang karyawan menumpahkan makanan dibajunya sehingga perlu waktu untuk berganti pakaian. Seorang karyawan mobilnya tidak bisa dihidupkan. Seorang lainnya memakai sepatu baru pagi itu dan berangkat kerja dengan bersemangant. Namun sepatu itu menyebabkan luka di tumit dan membuatnyya berhenti disebuah toko obat untuk membeli plester.

Firman Tuhan berkata bahwa Allah turut bekerja dalam segaa hal, termasuk ketika sepertinya segala hal tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita hanya dengan maksud untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia. Perhatikan bahwa Tuhan berkata semua ini akan terjadi bagi orang yang mengasihi Dia, yaitu yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah, bukan rencana kita! Yang perlu kita lakukan adalah berusaha mengerti akan setiap karya Tuhan didalam hidup ini. Hari ini, ketika banyak hal tidak sesuai dengan rencana kita, semuanya terlihat sangat kacau, atau bahkan hal-hal kecil seperti anda tidak bisa menemukan kunci mobil, lampu merah mati dan membuat macet; jangan terburu-buru marah atau frustasi, karena TUHAN sesungguhnya sedang bekerja untuk menjaga kehidupan anda!

Motivasi: Mari belajar bersyukur atas segala hal yang telah, sedang dan akan terjadi dalam hidup kita. Ini karena kita percaya bahwa Tuhan tetap memegang kendali atas segala hal yang terjadi dan semuanya terjadi hanya dengan maksud agar rencana-Nya dapat digenapi dalam hidup kita ini

Sabtu, 24 Maret 2012

SALAH MELIHAT

SALAH MELIHAT
Bacaan : Matius 7:1-5

Nats : Mengapakah engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (Matius 7:3)


Sir Percival Lowell adalah astronom ternama pada akhir abad ke-19. Ketika melihat planet Mars dari teleskop raksasa di Arizona, ia melihat ada garis-garis di planet itu. Menurutnya, itu adalah kanal-kanal buatan makhluk planet Mars. Lowell mengabdikan seluruh hidupnya untuk memetakan garis-garis itu. Namun, foto satelit kini membuktikan tidak ada kanal di Mars. Lantas apa yang dilihat Lowell? Ternyata ia melihat pembuluh-pembuluh darah di matanya sendiri saat melihat teleskop! Ia menderita penyakit langka yang kini disebut "Sindrom Lowell".

Sama seperti Lowell, kita pun bisa salah memandang orang lain. Sifat-sifat buruk orang lain tampak begitu besar dan nyata, sehingga kita terdorong untuk menegur dan menghakiminya. Padahal tanpa sadar kita pun punya sifat buruk itu, bahkan mungkin lebih parah! Ini ibarat orang yang mau mengeluarkan serpihan kayu dari mata orang lain, padahal ada balok di matanya sendiri. Sebuah perbuatan munafik yang tidak akan berhasil. Seseorang harus menyadari dulu sifat-sifat buruknya sendiri, lalu berusaha mengatasinya. "Balok di matanya" harus dikeluarkan, sebelum bisa menegur orang dengan penuh wibawa.

Sikap suka menghakimi kerap muncul dalam keluarga. Bisa terjadi dalam hubungan antara orangtua dan anak, atau suami dan istri. Kedekatan membuat kita sangat mengenal cacat cela orang-orang yang kita kasihi. Akibatnya, kita menjadi sangat mudah menemukan kesalahan mereka. Ini yang harus kita waspadai. Lain kali, sebelum menuduh dan mencaci-maki, periksalah diri sendiri dulu. Belum tentu kita lebih baik dari mereka. Jadi, lebih baik saling menasihati daripada saling menghakimi --JTI

DENGAN MENGHAKIMI KITA MERASA DIRI HEBAT

DENGAN SALING MENASIHATI KITA AKAN MERASA DIRI SEDERAJAT

Jumat, 23 Maret 2012

Siap Diuji

Siap Diuji

Daniel 3:17
“Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari tanganmu, ya raja.”

Seberapa berat ujian iman yang pernah Anda alami? Pernahkah Anda diancam akan dibakar hidup-hidup karena melakukan kebenaran firman Tuhan? Saya sendiri harus saya akui belum pernah berhadapan dengan hal seperti itu, tetapi ketiga sahabat Nabi Daniel mengalaminya. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego adalah orang-orang yang takut akan Allah dan berkomitmen hanya menyembah-Nya saja. Mereka menolak sujud kepada ilah lain berupa patung yang didirikan Raja Nebukadnezar, meski akhirnya mereka harus dibakar di perapian yang sangat panas.

Jika Daniel, sahabat mereka tidak imannya ketika pintu gua singa terbuka untuk mencampakkan dirinya jika ia tetap menyembah Allahnya, begitu pula dengan ketiga orang pemberani ini. Panasnya dapur perapian tidak cukup untuk menggoyahkan iman mereka kepada Allah. Mereka melakukannya bukan karena komitmen yang membabi buta dan tanpa dasar, tetapi karena mereka mengenal siapa Allah yang selama ini mereka sembah. Seandainya Allah tidak menolong pun, mereka tetap akan setia kepada-Nya.

Alkitab mencatat bahwa ketiga orang-orang luar biasa ini selamat dari api dan bukan hanya itu, Allah menganugerahkan kedudukan tinggi kepada mereka bertiga di dalam pemerintahan raja Nebukadnezar sebagai upah kesetiaan mereka.

Ada kalanya iman kita kepada Allah diuji, dan ujian tersebut datang tanpa meminta izin. Ada kalanya kita akan mengalami ancaman dalam skala kecil dibanding pengalaman ketiga sahabat Nabi Daniel karena iman kita kepada Yesus. Kedekatan dan pengenalan kita akan Allah sangat menentukan respons ketika ujian tersebut datang.

Perhatikanlah dan siapkanlah diri kita untuk menghadapi setiap ujian iman di sepanjang hari ini. Tetapkanlah dalam hati kita untuk tidak menyangkali iman, tetap percaya kepada-Nya, dan yakini bahwa Allah sanggup membela kita. Akan ada upah bagi orang-orang yang setia dan berani mengakui imannya kepada Allah. Ada waktunya iman yang kita pegang dimurnikan lewat ujian demi ujian hidup. Tujuannya bukanlah untuk menghancurkan, melainkan semakin menyempurnakan.

Kedekatan dengan Allah akan menentukan nilai hidup kita.

Kamis, 22 Maret 2012

MENGASIHI MUSUH. Mungkinkah?

MENGASIHI MUSUH. Mungkinkah?

“Aku (Tuhan-red.) berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;” Lukas 6:27

Sebagai anak-anak Allah kita harus memiliki sifat-sifat Allah. Ada pun salah satu sifat Allah adalah Mahapengampun, seperti kata Pemazmur, “Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni.. .” (Mazmur 86:5), bahkan “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” (Yesaya 1:18).

Seperti Yesus, agar Ia layak menjadi Putera Kerajaan Allah, Ia tidak membalas meskipun dicaci-maki, dihujat, diejek, diludahi dan dipermalukan; Ia sanggup mengampuni dan mengasihi musuh-musuhNya. Ia berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34). Ia telah meninggalkan teladan hidup yang luar biasa. Menjadi Kristen berarti pengikut Kristus, dan sudah sepatutnya kita mengikuti jejakNya dan meneladani kehidupanNya. Alkitab dengan tegas menyatakan: “Barangsiapa rnengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:6). Tuhan rnenghendaki agar kita mengasihi musuh-musuh kita. Kata-kata Yesus dari atas salib bukan kata-kata kutuk atau keluhan atau tentang penghinaan atas kematianNya yang terkutuk, tetapi adalah doa untuk mereka yang menyalibkan Dia, Putera Allah yang benar, tanpa dosa. Stefanus adalah contoh orang yang mengikuti teladan Yesus. Ketika ia dilempari batu dan hampir menghembuskan nafas terakhir, ia berdoa, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” (Kisah 7:60).

Kalau kita mengasihi dan berbuat baik kepada orang yang mengasihi kita, apakah jasa kita? Yang dikehendakiNya: “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.” (Lukas 6:27-28). Banyak orang Kristen menemehkan pengajaranNya ini. Mungkin ada kasih, tapi terhadap kawan sendiri, grup sendiri atau denominasi sendiri. Terhadap saudara seiman yang tak dikenal secara pribadi saja kita sulit mengasihi, bagaimana dengan musuh?

Betapa sedih hati Yesus melihat orang Kristen tak dapat mengikuti teladanNya!



RENUNGAN 2 :  Seberapa Lama Akar Itu Tertanam?

Pada suatu hari seorang tua yang bijaksana berjalan melalui hutan bersama seorang muda yang terkenal tidak bertanggung jawab dan kepala batu. Orang tua itu menghentikan langkahnya, lalu menunjuk sebuah pohon yang masih kecil. "Cabutlah pohon itu," katanya. Segara pemuda itu membungkuk, dan hanya dengan dua jari saja ia dengan mudah dapat mencabut pohon itu.

Setelah berjalan lebih jauh lagi, orang tua itu berhenti di depan sebuah pohon yang agak besar. "Coba cabut pohon ini," katanya. Sekali lagi pemuda itu menuruti perimtahnya, namun kali ini dia menggunakan kedua tangannya dan dengan sekuat tenaga mencabut akar pohon itu.

Akhirnya, mereka berhenti lagi di depan sebuah pohon yang sangat besar. "Sekarang, cabutlah pohon ini!" perintahnya lagi.

"Wah, itu tidak mungkin!" protes pemuda itu.

"Aku tidak dapat mencabut pohon sebesar ini. Untuk memindahkannya diperlukan sebuah buldoser."

"Engkau benar sekali," Jawab orang tua itu.

"Kebiasaan, entah baik ataupun buruk, sama seperti pohon-pohon itu. Kebiasaan yang belum berakar dalam seperti pohon yang masih sangat kecil, dapat dicabut dengan sangat mudah. Kebiasaan yang akarnya mulai mendalam seperti pohon yang sudah agak besar; untuk mencabutnya diperlukan usaha dan tenaga yang kuat. Kebiasaan yang sudah sangat lama telah berakar sangat dalam, sehingga orang itu sendiri tidak bisa lagi mencabutnya. Jagalah dirimu agar kebiasaan yang sedang engkau tanamkan adalah kebiasaan-kebiasaan baik."

Coba ambil waktu dan selidiki hati Anda. Adakah kebiasaan buruk Anda yang masih sangat kecil tertanam di hati Anda? Adakah ‘pohon’ buruk yang sudah agak besar? Yang lebih penting, adakah ‘pohon’ besar yang sudah tertanam begitu lama? Jika ada, carilah penyelesaian masalah atas kebiasaan buruk Anda. Tanya orang lain yang menurut Anda bisa dipercaya dan mampu menyelesaikan masalah. Tidak hanya itu, berdoa kepada Tuhan merupakan obat bagi penyelesaian masalah Anda. Ubah sedikit demi sedikit perilaku yang buruk menjadi baik. Walau sesekali Anda gagal, terus ulangi. Dengan sikap ingin berubah yang total, Anda bisa membuang ‘akar’ jelek tersebut.

GBU ...

Rabu, 21 Maret 2012

ALLAH Peduli

ALLAH Peduli

Keluaran 3:7-10 – Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."

Seorang warga Perancis yang bernama Charney telah membuat ketidaksenangan Napoleon, oleh sebab itu dia dimasukkan ke dalam penjara. Dia merasa telah ditinggalkan oleh teman-temannya dan dilupakan oleh setiap orang diluar penjara. Dalam kesendirian dan keputusasaanya, Charney mengambil sebuah batu dan menggoreskannya pada dinding selnya serta menulis kata-kata, ”Tak seorangpun peduli”.

Suatu hari sebuah tunas hijau tumbuh menembus lantai penjara ditempat bekas sebuah batu yang telah diambilnya tersebut. Tunas itu menjulur kearah terang yang masuk melalui jendela kecil di selnya. Setiap hari saat ada kesempatan keluar sel, Charney membawa air untuk menyirami tunas itu. Tunas itu terus bertumbuh dan akhirnya menjadi sebah tanaman. Beberapa hari kemudian tanaman itu mengeluarkan sebuah kuncup bunga indah berwarna biru. Hari berganti hari, kuncup bunga itu akhirnya mekar dengan sangat indahnya. Di tengah-tengah kesendiriannya, Charney menghayati pertumbuhan tunas itu menjadi sebuah tanaman yang berbunga indah dan kemudian diatas goresan yang pertama, ia menggores dinding itu lagi dengan batu yang sama dengan sebuah tulisan, ”Allah peduli”.

Tulisan itu bukan sekedar tulisan tanpa makna, tetapi Allah benar-benar mempunyai berkat bagi ”tahanan itu”. Di sel yang lain, seorang tahanan mempunyai anak perempuan yang diizinkan mengunjungi para tahanan. Dia juga menengok kearah sel dimana Charney ditempatkan. Perempuan ini juga mendengar kasih Charney kepada sebuah tanaman yang tumbuh di selnya. Berita tersebut kemudian disampaikan kepada Ratu Josephine yang terkenal ramah itu. Ratu berkata, ”Seorang yang mengasihi dengan sungguh dan memelihara sebuah bunga tidak akan menjadi seorang yang jahat.” Sang Ratu kemudian membujuk Napoleon unntuk membebaskan Charney dan Charney pun dibebaskan. Charney membawa bunganya kerumahnya dan dengan hati-hati memelihara bunga tersebut. Hal itulah yang mengajarnya untuk percaya kepada Allah dan kepedulianNya terhadap orang lemah.

Mungkin saat ini Anda sedang mengalami pergumuan yang berat, Anda sedang mengalami kejatuhan dan Anda merasa tidak ada orang yang peduli terhadap Anda, ingatlah bahwa Allah peduli kepada Anda. Allah peduli akan pergumulan yang Anda alami. Allah yang tidak berubah itu, yang telah mempedulikan umat Israel dalam penderitaan mereka di Mesir, Ia juga akan mempedulikan Anda. Belajarlah akan kepedulian Allah terhadap alam semesta. Burung pipit dan bunga bakung pun dipedulikan Allah, masakan Allah tidak mempedulikan Anda? Jangan berharap pada manusia, tetapi percayalah kepada Allah dan kepedulianNya kepada Anda, serta nantikan pertolongan dan berkatNya.

DOA: Bapa, ampuni aku jika aku kurang percaya kepadaMu. Sekarang aku bertambah yakin bahwa Engkau peduli terhadap umatMu yang mengalami pergumulan berat, termasuk kepadaku. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa dan memohon ampun. Amin.

KATA-KATA BIJAK: Kepedulian Allah seringkali berwujud sesuatu yang kita anggap remeh

Selasa, 20 Maret 2012

ROH KUDUS YANG DIJANJIKAN ITU DIGENAPI

 ROH KUDUS YANG DIJANJIKAN ITU DIGENAPI

“Maka penuhlah mereka (para rasul) dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” Kisah 2:4

Rencana Allah adalah sempurna, tidak seperti rencana manusia yang seringkali tiba-tiba atau mendadak. Dan yang pasti rencanaNya tidak pernah gagal, Ayub pun mengakui: “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal.” (Ayub 42:2).

Seperti halnya kelahiran Kristus ke dunia yang telah dinubuatkan ratusan tahun sebelumnya oleh para nabi, demikian pula pencurahan Roh Kudus. Ratusan tahun sebelum Kristus dilahirkan, Allah telah berfirman kepada nabi Yoel tentang pencurahan Roh Kudus yang kita kenal dengan Pentakosta, demikian firmanNya, “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan- penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan RohKu pada hari-hari itu.” (Yoel 2:28-29). Sebagaimana diperintahkan Tuhan Yesus, para rasul dengan setia berkumpul di Yerusalem menanti-nantikan Roh Kudus yang dijanjikan itu. Janji Tuhan adalah ya dan amin! “Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.” (Mazmur 12:7). Nubuat itu digenapiNya; Roh Kudus hadir demikan dahsyatnya seperti bunyi deru angin yang keras dan seperti nyala api yang bertebaran. “Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.”

Kuasa Roh Kudus adalah kuasa Roh Allah sendiri yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan; Ia bukan roh yang statis dan mati. Karena itu barangsiapa dipenuhi Roh Kudus, di dalam dirinya ada sesuatu kekuatan baru dan semangat yang besar untuk menghasilkan Injil. Setelah Roh Kudus memenuhi hidup para murid, mereka memiliki keberanian dan tak takut akan rintangan yang menghambat untuk memuliakan Tuhan.

Kuasa Roh Kuduslah yang sanggup memulihkan dan mengubahkan kehidupan!

Senin, 19 Maret 2012

BISAKAH KITA MENGUASAI DIRI?

BISAKAH KITA MENGUASAI DIRI?

“Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.” Amsal 25:28.

Dahulu kala kota-kota selalu dikeliingi oleh tembok yang tinggi. Tembok tersebut berfungsi sebagai benteng perlindungan yang kuat terhadap serangan musuh. Apabila tembok itu runtuh musuh dapat dengan mudahnya memasuki kota itu dan mendudukinya. Begitu juga orang yang kehilangan penguasaan diri akan menjadi sasaran empuk kuasa jahat. Kehidupannya akan mudah tergoncang dan tidak pernah merasa aman, karena ia telah ditawan dan diperdaya oleh kuasa jahat, sebab “. . . si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8b).

Penguasaan diri dalam segala ha! sangat penting bagi anak-anak Tuhan. Orang yang memiliki penguasaan diri mampu mengendalikan dirinya, menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan dan dapat mendisiplinkan diri sendiri. Banyak contoh dalam Alkitab tentang orang orang yang memiliki penguasaan diri. Daud dapat menguasai diri sehingga enggan membunuh Saul meskipun ia memiliki kesempatan balas dendarn terhadap kejahatan yang dilakukan Saul terhadapnya. Saat melihat Saul berada di dalam gua, “... berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul; lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: ‘Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi Tuhan, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.” (1 Samuel 24:6-7). Yusuf, pemuda yang takut akan Tuhan, digoda dan dibujuk oleh istri Potifar, “‘Marilah tidur dengan aku. Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan Iari ke luar.”

(Kejadian 39:12). Yusuf dapat menguasai dirinya dari perangkap istri tuannya itu dan menjaga kekudusan dengan tidak mencemarkan diri. ltulah sebabnya kehidupan Yusuf semakin berkenan di hadapan Tuhan.

Penguasaan diri tidak datang dengan sendirinya namun melalui suatu proses yaitu tunduk pada pimpinan Roh Kudus; tanpa-Nya mustahil kita dapat menguasai diri terhadap pencobaan.

Tinggal dalam firman-Nya dan mengijinkan Roh Kudus bekerja adalah kunci untuk memiliki penguasan diri!

Minggu, 18 Maret 2012

TUHAN SELALU MEMBERI PETUNJUK

TUHAN SELALU MEMBERI PETUNJUK

“Akulah Tuhan, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.” Yesaya 48:17

Dalam menjalani hidup ini kita sangat membutuhkan tuntunan dan petunjuk dari Tuhan. Pemazmur berkata, “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” (Mazmur 1:1-2). Alkitab berisi tuntunan dan petunjuk dari Tuhan. Semakin kita mempelajari firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam semakin kita mengerti apa kehendak Tuhan, dan apa langkah-langkah yang harus kita tempuh sehingga penjalanan hidup kita selalu beruntung dan akan memberi faedah.

Tuhan memberikan contoh kehidupan empat binatang kecil, “Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan: semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas, pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu, belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur, cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja.” (Amsal 30:24-28). Semut, meskipun tergolong binatang terkecil dan lemah, ia rajin, ulet dan cekatan. Selain itu semut memiliki rasa empati yang tinggi terhadap sesamanya, mereka menopang satu sama lain dan bergotong-royong. Tuhan menghendaki hal yang demikian, “Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” (Galatia 6:2). Belalang, dalam waktu singkat sanggup menghabiskan hasil ladang berkat kerjasama dan ketekunannya.

Masih ada saja orang Kristen yang bukannya saling menopang dan bengotong-royong satu sama lain, malah saling sikut, hantam dan saling mendiskreditkan. Pelanduk, binatang lemah tapi mampu membuat rumahnya di atas bukit batu sehingga ia selamat dan aman apabila badai menyerang. Yesus adalah Batu Karang keselamatan kita. Sudah seharusnya kita mempercayakan hidup ini sepenuhnya kepada Dia.

“Setiap orang yang mendengar perkataanKu ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.” Matius 7:24

Sabtu, 17 Maret 2012

Hidup Melekat Kepada Kristus

  • Hidup Melekat Kepada Kristus


    “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Yohanes 15.4-5

    Sebuah pohon yang bertumbuh besar akan mempunyai banyak cabang serta ranting. Pohon itu akan terus bertumbuh hingga menghasilkan buah pada waktunya. Dan buahnya akan dinikmati banyak orang.

    Tetapi jika ada cabang atau ranting yang rusak atau patah maka cabang/ranting tersebut akan menjadi kering, karena sari makanan tidak akan bisa mengalir ke cabang/ranting tersebut. Dan tentunya tidak akan ada buah yang dapat dihasilkan dari cabang/ranting tersebut. Sang pemilik pohonpun juga akan membersihkan pohon tersebut dan memotong cabang/ranting yang dianggap tidak diperlukan. Cabang/ranting yang rusak dianggap tidak akan menghasilkan buah dan merusak keindahan pohon.

    Dalam kitab Yohanes, kehidupan rohani umat Kristiani digambarkan seperti cabang/ranting pohon. Sedangkan batang utamanya adalah Kristus. Ketika hidup kita melekat dengan baik kepada Kristus, maka aliran kehidupan, sukacita, damai sejahtera, kekuatan, penghiburan, hikmat dan lainnya akan mengalir bagaikan sari makanan yang mengalir pada ranting pohon yang baik.

    Kasih Kristus akan senantiasa mengalir dalam hidup kita dan terang Kristus dari hidup kita. Hidup kita akan menghasilkan buah yang baik yang dapat dinikmati oleh orang banyak. Kebaikan hati kita akan diketahui oleh orang banyak.

    Tanpa Kristus hidup kita akan menjadi hampa. Segala yang kita miliki tidak akan berarti tanpa Kasih Kristus yang mengalir dalam hidup kita.

    Biarlah hari-hari yang ada kita lalui dengan kehidupan yang intim dengan Kristus. Jangan biarkan berkat terlepas dari kehidupan kita karena kita lupa untuk bersekutu denganNya. Raih kehidupan yang penuh dengan berkat berkelimpahan di dalam Kristus Yesus.

Jumat, 16 Maret 2012

Saat Anda Jatuh

  • Saat Anda Jatuh


    Pada olimpiade musim panas tahun 1982 di Barcelona, Spanyol, terjadi sebuah peristiwa yang menarik perhatian dunia. Ketika Derek Redman melangkah menuju arena, dia membayangkan kemenangan yang akan diraihnya. Inilah saat yang telah dinantikannya, seumur hidupnya. Dalam hatinya, ia tahu, bahwa inilah perlombaan yang telah Tuhan tetapkan baginya, sejak semula ia diciptakan. Pada menit terakhir sebelum perlombaan itu dimulai, ia memandang ke arah deretan kursi penonton, mencari-cari wajah ayahnya. Memang ia ingin meraih kemenangan dalam lomba itu untuk dirinya. Tetapi, lebih dari itu ia ingin memenangkan lomba itu demi ayahnya. Ayahnya, yang telah memberikan dan mengorbankan begitu banyak banyak hal, agar ia dapat masuk menjadi peserta olimpiade itu.

    Sekarang ia memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu sebagai tanda balas budi kepada ayahnya. Inilah saatnya untuk membuat ayahnya bangga padanya. Lalu tembakan ke udara tanda mulai berbunyi. Derek berlari, mengerahkan seluruh kekuatannya. Segalanya tampak baik sampai akhirnya Derek memasuki putaran terakhir. Tiba-tiba terjatuh di tengah lintasan larinya. Ia mengalami kram pada kakinya. Rasa nyeri yang hebat mencengkeramnya. Dia berusaha untuk berdiri; berusaha untuk melompat; namun rasa nyeri itu terlalu menyakitkan baginya. Detik demi detik berlalu, bagai berjam-jam baginya, saat dia rebah menggeliat kesakitan. Dia tidak percaya, beginilah akhir dari perjalanannya selama ini.

    Mungkin dia khawatir tentang apa yang dipikirkan ayahnya saat itu, apakah ayahnya merasa malu? Apakah ayahnya akan berpaling darinya dan meninggalkannya? Mungkinkah ayahnya berpikir: Oh, bagus sekali. Jadi selama ini waktu terbuang percuma hanya untuk seorang yang bahkan tidak dapat menyelesaikan pertandingan sama sekali?

    Ternyata sama sekali bukan itu yang sedang dipikirkan oleh ayahnya. Jauh diatas sana, di antara kursi-kursi penonton, ayahnya melompat berdiri. Segera ia menyelusup di antara kerumunan penonton. Saat itu ada ribuan penonton yang sedang berdiri, melihat anaknya, dan terkejut melihat anaknya sedang menderita di dalam arena. Akhirnya sang ayah berhasil mencapai garis batas lintasan lari itu.

    Seorang penjaga keamanan menghentikannya, dan berkata, "Tidak seorangpun diijinkan masuk ke dalam arena."

    Ayah Derek menjawabnya dengan kata-kata sederhana, "Itu anak saya."

    Maka penjaga itu tidak menghalanginya lagi. Dia melewati para penjaga itu dan masuk ke dalam lintasan lari. Dan sementara ribuan orang bersorak riuh rendah padanya, dia memapah anaknya menuju ke garis finish.

    Mungkin sebagian besar Anda merasakan seolah-olah Anda telah jatuh. Anda ingin menyelesaikan perlombaan yang telah Tuhan tetapkan bagi Anda, tetapi rasa nyeri yang menyerang ini terlalu menyakitkan. Tak peduli sekeras apa Anda berusaha, tampaknya Anda tetap tak mampu untuk berdiri dan melangkah lagi. Mungkin Anda khawatir, kalau-kalau Bapa di Sorga kecewa terhadap Anda, kalau-kalau Anda tidak dapat menyenangkan hatiNya.

    Tahukah Anda bahwa Tuhan ada di pihak kita?
    Tuhan tidak kecewa pada Anda saat Anda jatuh. Anda adalah anakNya yang berharga di mataNya! Anda adalah kesayangan Bapa di Sorga. Oh, betapa sedihnya Dia menyaksikan Anda jatuh. Betapa Dia menaruh belas kasihan bagi Anda. Tuhan ada bagi Anda. Tuhan juga menghendaki agar Anda menyelesaikan perlombaan Anda dan Dia akan melakukan apa saja untuk memapah Anda menuju garis finish. Mungkin ada beberapa orang di antara Anda yang tidak mengenal Bapa di Sorga. Tetapi Dia tetap ada disana menanti Anda. Dia rindu memeluk Anda sebagai seorang anak yang berharga dan melindungi Anda, di setiap langkah, di dalam menjalani perlombaan yang telah ditentukan bagi Anda.

    Satu-satunya jalan untuk menghampiri Bapa adalah melalui AnakNya.
    Yesus berfirman, "Tidak ada seorangpun sampai kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

    Tidak ada hal lain yang dapat memberikan penghiburan yang lebih besar lagi, selain dari kenyataan bahwa: Dia yang memanggil kita untuk menjalani perlombaan ini adalah juga Dia yang membantu kita untuk sampai ke garis finish.

Kamis, 15 Maret 2012

Agar Kita Kembali Menjadi MilikNya

  • Agar Kita Kembali Menjadi MilikNya


    Roma 7:4 - Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.

    I Korintus 6:19-20 - Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

    Mengapa Yesus mau datang kedunia padahal Dia tahu bahwa Dia harus ditolak, disiksa, menderita dan mati sebagai pribadi yang terkutuk? Karena Dia ingin manusia yang adalah miliknya, namun telah ditipu, dicuri dan ingin dibinasakan oleh iblis, kembali ke pelukanNya untuk menikmati hidup yang berkelimpahan (Yoh 10:10). Kerinduan Allah untuk kembali memiliki kita tercermin didalam kisah dibawah ini.

    Seorang gadis yang sangat dimanja oleh ayahnya terjerumus kedalam dunia narkoba. Ayahnya membesarkan gadis itu seorang diri, karena istrinya meninggal dunia ketika melahirkan puterinya tersebut. Karena semakin hari kebutuhannya akan narkoba semakin meningkat, gadis itu nekat mencuri uang tabungan ayahnya, kemudian melarikan diri ke Jakarta. Di Jakarta ia tinggal dirumah pamannya dan berusaha mencari pekerjaan. Sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak membuat gadis itu terpaksa bekerja sebagai pramuria disebuah night club. Disana ia harus menjalani kehidupan dunia malam, ia harus menari dan tidur dengan pria yang berbeda setiap malamnya.

    Setelah satu bulan di Jakarta, ia tinggal dirumah kost dan mendapat sepucuk surat dari ayahnya. Dalam satu minggu ia mendapat tiga pucuk surat, namun tak satupun yang dibacanya. Hari terus berganti dan ia mengumpulkan semua surat itu tanpa pernah dibaca. Menjelang hari Natal ia menerima sepucuk surat yang diantar ke night club tempat ia bekerja. Akhirnya dari salah seorang karyawan ia mengetahui bahwa yang mengantar surat itu adalah ayahnya sendiri. Kekerasan hati gadis itu akhirnya luluh, dengan tangan yang gemetar ia membuka dan membaca surat ayahnya, yang isinya sangat singkat, “Anakku saaing, ayah sudah lama tahu dimana engkau bekerja. Saat ini hanya satu yang ayah inginkan, maukah kau pulang kerumah kita?” Tiba-tiba gadis itu merasa sangat rindu pada ayahnya dan memutuskan untuk pulang. Singkat cerita ia pulang dan disambut oleh pelukan hangat sang ayah. Pertemuan mereka diwarnai oleh isak tangis yang panjang. Ternyata sejak ia pergi dari rumah, sang ayah sering begadang untuk menanti kepulangannya. Dari hasil pemeriksaan dokter ternyata ayahnya kena kanker, hati gadis itu semakin hancur. “Ayah aku bukan puterimu yang sangat kau banggakan dulu. Aku hanyalah seorang pramuria yang kotor, bahkan tengah mengidap penyakit Aids. Ayah jangan dekat-dekat aku nanti ayah tertular,” katanya sambil menangis. Ayahnya diam dan tak berkata sepatah katapun, ia malah mempererat pelukannya, seolah tidak ingin melepaskan puteri yang telah kembali ke pangkuannya.

    Allah tidak peduli pada kelamnya masa lalu kita, yang Dia inginkan adalah kita kembali ke pelukanNya dan menjadi milikNya melalui kematian Yesus di kayu salib. Saat menerima karya penebusan Yesus, kita sepenuhnya milik Yesus, bukan milik maut atau iblis.

    DOA:
    inilah keuntungan besar bagiku, Engkau mencariku ditengah kegelapan dunia, kemudian menebusku dengan darah Yesus yang sangat mahal. Dalam nama Yesus aku bersyukur. Amin.

    KATA-KATA BIJAK:
    Allah menemukan kita terpuruk di kubangan dosa, kemudian membersihkan dan membawa kita pulang ke rumahNya.

Rabu, 14 Maret 2012

Teruskanlah Kebaikan Itu

  • Teruskanlah Kebaikan Itu

    Filipi 4:5 - Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

    2 Tesalonika 3:13 - Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.

    Banyak orang berpikir bahwa kebaikan yang mereka lakukan tidak akan berdampak apa-apa. Sebuah film berjudul ”Pay It Forward” kiranya mendorong kita untuk selalu berbuat baik kepada siapapun juga.

    Film ini mengisahkan tentang seorang anak berumur 8 tahun yang berpikir untuk melakukan kebaikan kepada tiga orang disekitarnya. ”Jika tiga orang ini kemudian melakukan kebaikan kepada beberapa orang lagi dan begitu seterusnya, tentulah dunia ini akan dipenuhi orang-orang yang baik dan saling mengasihi,” demikian pikir Trevor, nama anak tersebut.

    Trevor mulai mempraktekkan perbuatan kasih kepada manusia yang kesepian dan sudah menjadi pecandu alkohol. Ia menjauhkan minuman keras dari rumah mereka dan untuk mengobati kesepian mamanya, ia mengatur rencana agar mamanya berkencan dengan guru sekolahya. Mamanya terharu dan Trevor berkata, ”Teruskanlah kebaikan ini Ma!”

    Perhatian Trevor begitu berkesan dihati mamanya sehingga mamanya pun ingin meneruskan kebaikan itu kepada ibunya, yaitu nenek Trevor. Anak dan ibu ini sudah lama bermusuhan, tetapi ketika si nenek melihat anaknya datang meminta maaf kepadanya, iapun sangat terharu. Mama Trevor berkata kepada ibunya, ”Teruskanlah kebaikan ini Ma!”

    Si nenek yang merasa bahagia kemudian meneruskan kebaikan itu dengan menolong pemuda yang dikejar segerombolan orang. Ia menyembunyikan pemuda itu dimobilnya. Kepada pemuda itu si nenek berpesan, ”Teruskanlah kebaikan ini anak muda!”

    Pemuda yang terkesan dengan kebaikan si nenek, kemudian meneruskan kebaikan tersebut dengan mendahulukan gadis kecil yang sakit parah untuk lebih dahulu diobati. Ayah si gadis berterima kasih, dan pemuda itupun berkata, ”Teruskanlah kebaikan ini Pak!”

    Ayah si gadis kecil meneruskan kebaikan itu dengan meminjamkan mobilnya kepada seorang wartawan televisi yang mobilnya rusak. ”Teruskanlah kebaikan ini anak muda!”

    Wartawan itu sangat terkesan akan kebaikan ayah si gadis, dan ia berusaha mencari tahu dari mana asal kalimat ”Teruskanlah kebaikan ini ..........” tersebut. Dia mulai mencari informasi mundur mulai dari ayah si gadis, sampai ia menemukan Trevor sang pencetus ide tersebut. Ia berusaha agar Trevor bisa tampil di televisi. Di televisi Trevor mengajak pemirsa untuk melakukan kebaikan, sehingga dunia ini dipenuhi orang-orang yang saling mengasihi.

    Sayang sekali, Trevor ditusuk pisau ketika sedang menolong teman sekolahnya yang diganggu para brandal. Usai penguburan, sang mama begitu kaget melihat ribuan orang terus berdatangan dan meletakkan bunga tanda dukacita atas kematian Trevor.

    Pada saat Anda terpesona akan kebaikan Tuhan, ungkapkan syukur Anda dengan satu cara yaitu, ”teruskan kebaikan itu” kepada orang-orang di sekeliling Anda!

    DOA: Bapa, aku sudah menerima banyak kebaikan dariMu. Sebab itu aku pun rindu meneruskan kebaikan itu kepada sesamaku. Mampukan aku Bapa. Dalam nama Yesus Tuhan aku berdoa. Amin.

    KATA-KATA BIJAK: Lipat gandakan kebaikan dengan menyalurkannya kepada sesama

Selasa, 13 Maret 2012

Pencobaan yang disebabkan oleh hawa nafsu

(Yakobus 1 : 14) Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya...

Tidak semua pencobaan berasal dari Iblis, tetapi hawa nafsu juga dapat menyebabkan kita masuk ke dalam pencobaan. Keinginan daging atau hawa nafsu terkadang timbul dalam diri manusia dan hal ini kita sebut sebagai tabiat dosa yang diwariskan sejak Adam dan hawa jatuh ke dalam dosa.

Mazmur 51 : 5 ...aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
Mazmur 51 : 7 ... dalam dosa aku dikandung ibuku.
Roma 7 : 20 Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, bukan lagi aku yang memperbuatnya tetapi dosa yang diam di dalam aku.

Melawan hawa nafsu bukanlah sesuatu yang mudah dan tidak ada seorangpun yang mampu hidup kudus dan berkenan di hadapan Tuhan tanpa pertolongan Roh Kudus. Manusia tidak akan dapat menguasai dirinya tanpa bekerja sama dengan Tuhan, sebab manusia adalah makhluk yang lemah.

Tidak mungkin manusia yang memiliki keinginan berbuat dosa dapat masuk ke dalam sorga, kalau bukan karena karya penebusan Yesus di salib. Di Sorga tidak ada dosa oleh karena itu keselamatan adalah anugerah yang Bapa berikan kepada kita dalam Yesus Kristus, itu bukan usaha kita. Manusia berusaha untuk berbuat baik, hidup kudus tetapi tanpa karya penebusan Yesus di salib dan karya Roh Kudus maka manusia itu akan berbuat sebaliknya, walaupun dia berusaha untuk tidak melakukan dosa, tetapi

Karena manusia adalah makhluk yang lemah dan dilahirkan dalam dosa maka manusia akan tetap berbuat dosa baik melalui pikiran, perkataan maupun perbuatan.

Hanya melalui darah Yesus kita menjadi kudus dan diampuni dari segala dosa dan pelanggaran kita.



Mengatasi pencobaan yang disebabkan oleh keinginan daging atau hawa nafsu :

1. Hidup dalam Roh (Galatia 5 : 16)
Maksudnya ialah : hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Jika kita ingin menaklukan hawa nafsu, maka kita harus membiarkan Roh

Kudus untuk menguasai hidup kita terlebih dahulu. Hal ini menuntut suatu keputusan dari diri kita, sebab Roh Kudus tidak pernah memaksakan kehendakNya kepada seseorang, Roh Kudus adalah Pribadi yang lemah lembut.

Hidup oleh Roh adalah : Memiliki persekutuan dengan Yesus setiap saat dimanapun kita berada, dan hal ini hanya dapat kita lakukan melalui doa dan membaca firman Tuhan.


2. Hindarilah dan jangan memberi kesempatan kepada hal-hal yang dapat menyebabkan hawa nafsu menguasai diri kita.
Kejadian 39 : 12 Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata : "Marilah tidur dengan aku. " Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan

lari keluar. yusuf tidak memberikan kesempatan kepada hawa nafsunya untuk bereaksi,

oleh karena itu langkah yang tepat adalah segera menghindar.


Daud berbeda dengan Yusuf, ketika Daud melihat Batsyeba sedang mandi, Daud berlama-lama untuk memandangnya sampai pada keadaan dimana Daud tidak dapat lagi mengatasi hawa nafsunya. Akibatnya Daud jatuh dalam dosa.

Amsal 6 : 27 Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya?
- Jika Anda melihat hal-hal yang bersifat pornografi maka dengan sendirinya nafsu anda akan menyala.
- Jika Anda bergaul dengan orang yang salah, maka lambat laun Anda juga akan terseret olehnya.

Penutup :
Sebagai anak-anak Tuhan kita harus hidup dalam kekudusan dan bukan mengikuti hawa nafsu yang membawa kita kepada kebinasaan. Roma 8 : 13 Sebab jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

Senin, 12 Maret 2012

Cerita Kehidupan dari India

"Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Tuhan, Bapa kita" (Kolose 3 : 17)

Saya pikir, hidup ini kayanya cuma nambahin kesulitan-kesulitan saya aja ! 'Kerja menyebalkan' , hidup tak berguna', dan nggak ada sesuatu yang beres!! Tapi semua itu telah berubah. Pandangan saya tentang hidup ini benar-benar telah berubah! Tepatnya terjadi setelah saya bercakap-cakap dengan teman saya. Ia mengatakan kepada saya bahwa walau ia mempunyai 2 pekerjaan dan berpenghasilan sangat minim setiap bulannya, namun ia tetap merasa bahagia dan senantiasa bersukacita. Saya pun jadi bingung, bagaimana bisa ia bersukacita selalu dengan gajinya yang minim itu untuk menyokong kedua orangtuanya, mertuanya, istrinya, 2 putrinya, ditambah lagi tagihan-tagihan rumah tangga yang numpuk! Kemudian ia menjelaskan bahwa itu semua karena suatu kejadian yang ia alami di India. Hal ini dialaminya beberapa tahun yang lalu saat ia sedang berada dalam situasi yang berat. Setelah banyak kemunduran yang ia alami itu, ia memutuskan untuk menarik nafas sejenak dan mengikuti tur ke India. Ia mengatakan bahwa di India, iamelihat tepat di depan matanya sendiri bagaimana seorang ibu MEMOTONG tangan kanan anaknya sendiri dengan sebuah golok!!

Keputusasaan dalam mata sang ibu, jeritan kesakitan dari seorang anak yang tidak berdosa yang saat itu masih berumur 4 tahun!!, terus menghantuinya sampai sekarang. Kamu mungkin sekarang bertanya-tanya, kenapa ibu itu begitu tega melakukan hal itu? Apa anaknya itu 'so naughty' atau tangannya itu terkena suatu penyakit sampai harus dipotong? Ternyata tidak!!! Semua itu dilakukan sang ibu hanya agar anaknya dapat ..MENGEMIS.. .!! Ibu itu sengaja menyebabkan anaknya cacat agar dikasihani orang-orang saat mengemis di jalanan !! Saya benar-benar tidak dapat menerima hal ini, tetapi ini adalah KENYATAAN!! Hanya saja hal mengerikan seperti ini terjadi di belahan dunia yang lain yang tidak dapat saya lihat sendiri !!

Kembali pada pengalaman sahabat saya itu, ia juga mengatakan bahwa setelah itu ketika ia sedang berjalan-jalan sambil memakan sepotong roti, ia tidak sengaja menjatuhkan potongan kecil dari roti yang ia makan itu ke tanah. Kemudian dalam sekejap mata, segerombolan anak kira-kira 6 orang anak sudah mengerubungi potongan kecil dari roti yang sudah kotor itu... mereka berebutan untuk memakannya!! (suatu reaksi yang alami dari kelaparan). Terkejut engan apa yang baru saja ia alami, kemudian sahabatku itu menyuruh guidenya untuk mengantarkannya ke toko roti terdekat. Ia menemukan 2 toko roti dan kemudian membeli semua roti yang ada di kedua toko itu! Pemilik toko sampai kebingungan, tetapi ia bersedia menjual semua rotinya. Kurang dari $100 dihabiskan untuk memperoleh 400 potong roti (jadi tidak sampai $0,25 / potong) dan ia juga menghabiskan kurang lebih $ 100 lagi untuk membeli barang keperluan sehari-hari. Kemudian ia pun berangkat kembali ke jalan yang tadi dengan membawa satu truk yang dipenuhi dengan roti dan barang-barang keperluan sehari-hari kepada anak-anak (yang kebanyakan CACAT) dan beberapa orang-orang dewasa disitu! Ia pun mendapatkan imbalan yang sungguh tak ternilai harganya, yaitu kegembiraan dan rasa hormat dari orang-orang yang kurang beruntung ini! Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa heran bagaimana seseorang bisa melepaskan kehormatan dirinya hanya untuk sepotong roti yang tidak sampai $ 0,25!!

Ia mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, betapa beruntungnya ia masih mempunyai tubuh yang sempurna, pekerjaan yang baik, juga keluarga yang hangat. Juga untuk setiap kesempatan dimana ia masih dapat berkomentar mana makanan yang enak, mempunyai kesempatan untuk berpakaian rapi,punya begitu banyak hal dimana orang-orang yang ada di hadapannya ini AMAT KEKURANGAN!!

Sekarang aku pun mulai berpikir seperti itu juga! Sebenarnya, apakah hidup saya ini sedemikian buruknya? TIDAK, sebenarnya tidak buruk sama sekali!! Nah, bagaimana dengan anda ? Mungkin di waktu lain saat kamu mulai berpikir seperti aku, cobalah ingat kembali tentang seorang anak kecil yang HARUS KEHILANGAN sebelah tangannya hanya untuk mengemis di pinggir jalan..!! Saudara, banyak hal yang sudah kita alami dalam menjalani kehidupan kita selama ini, sudahkah kita BERSYUKUR? Apakah kita mengeluh saja dan selalu merasa tidak puas dengan apa yang sudah kita miliki??

"Life is Beautiful"
"for He as made it beautiful for us"

Mari bersyukur atas indahnya hidup. Karena kita tidak pernah tahu apa yang DIA rencanakan untuk kita hari ini dan esok hari…

Minggu, 11 Maret 2012

KASIH YANG MENYATUKAN

Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. (1 Petrus 4:8)

Hidup dalam sebuah ikatan membutuhkan kasih. Ikatan suami istri, ikatan keluarga, ikatan rohani yaitu gereja kita membutuhkan kasih. Rasul Petrus memberi nasehat kepada jemaad di Asia kecil, penerima suratnya agar mereka saling mengasihi, sebab kasih menutupi banyak dosa. Membangun hubungan tidak akan selalu mulus, tidak akan berlangsung indah-indah saja. Dosa pasti muncul, sebab justru ketika orang percaya berkomitmen untuk saling mengasihi, Iblis tidak senang, ia akan berusaha menghancurkan. Dosa dapat menyebabkan gesekan, kesalahpahaman bahkan pertengkaran. Dalam kondisi seperti itulah dibutuhkan kasih. Nah dalam hal mengasihi, harus ada yang memulai. Jika masing masing bersikeras merasa diri benar, maka kasih tidak akan muncul. Harus ada seseorang yang sadar, bahwa mereka bersaudara, bahwa mereka terikat dalam suatu ikatan komitmen hidup bersama, tidak ada kata berpisah, dan harus sadar bahwa dalam setiap pertengkaran tidak ada yang 100% benar dan 100% salah, pasti kedua belah pihak mempunyai andil sekecil apapun.

Dalam suatu percekcokan yang paling saya ingat antara Bapak dan Ibu saya ialah ketika cekcok, bapak berdiri dari tempat duduk, mengambil dua lembar kertas dan berkata pada Ibu, “ayo daftarkan semua hal yang kita tidak saling sukai”. Ibu kemudian mulai menulis . Bapak memandang Ibu sejenak, dan kemudian menulis dikertasnya. Ibu menulis lagi, sejenak berhenti memandang Bapak, kemudian menulis lagi, demikian juga dengan Bapak. Akhirnya keduanya selesai. “ayo kita tukar kertas” kata Bapak, mereka saling memberikan daftar keluhan mereka, “kembalikan punyaku.” Kata Ibu ketika melihat kertas Bapak. Ternyata dari atas sampai kebawah kertas Bapak menulis, “aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu.”

MOTIVASI: Ketika saudara terlibat konflik, ingatlah bahwa saudara mempunyai andil dalam menyebabkannya, ingatlah komitmen saudara untuk hidup bersama. Ulurkan kasih.

Sabtu, 10 Maret 2012

BERKAT KASiH KARUNIA

“ Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” Ibrani 4:16

Untuk mendapatkan kasih dari raja Ahasyweros demi kepentingan umat Tuhan, Ester dengan sangat berani datang menghadap sang raja. Sesungguhnya sangat berbahaya menghadap raja jika tidak diundang. Sekalipun Ester adalah permaisuri raja, bila hati raja tidak berkenan bisa saja ia menerima hukuman mati. Tertulis: “ Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup.” ( Ester 4:11a-b ). Bisa dibayangkan betapa jantung Ester berdegup kencang kala itu, mengambil tindakan berani yang ber resiko tinggi yaitu kehilangan nyawa.

Adalah sangat kontras antara kegentaran hati Ester menghadap raja dengan kemantapan / keberanian yang kita peroleh sebagai orang Kristen untuk menghadap Bapa di sorga. Melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib yang sekarang berada di sebelah kanan Allah Bapa sebagai Imam Besar Agung, kita dengan berani menghadap takhta kasih karunia Allah. Jadi, “...oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri,” ( Ibrani 10:19-20 ). Kita dahulu memang orang-orang berdosa, tapi oleh kemurahan kasih karuniaNya kita menjadi ahli waris Kerajaan Allah. Dan akhirnya kita dapat menghadap hadirat Allah setiap saat untuk memperoleh pertolongan yang kita butuhkan. Luar biasa !

Oleh karenanya jangan pernah sia-siakan keselamatan yang telah dianugerahkan kepada kita. Namun masih banyak orang Kristen yang hidupnya sembrono dan tidak menghargai pengorbanan Kristus, bahkan ada yang sengaja meninggalkan Kristus hanya karena iming-iming harta, jodoh dan juga jabatan.

“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.” Efesus 1:3

Jumat, 09 Maret 2012

Di Pikiran Allah

Di Pikiran Allah PDF Print E-mail
“Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” Mazmur 8:4
thinking gods thought.jpgBagaimanakah perasaan saudara jika suami, istri, anak, orang tua, sahabat atau orang-orang yang terdekat tiba-tiba mendiamkan bersikap diam dan cuek dengan saudara? Pasti rasanya tidak nyaman, bukan?
Dalam Alkitab kita menjumpai hanya ada dua orang yang disebut “hidup bergaul dengan Allah”, yaitu Henokh (Kej. 5:22) dan Nuh (Kej. 6:9). Bergaul dengan Allah menyebabkan keduanya mengalami pengalaman luar biasa dengan Allah. Henokh diangkat ke sorga dalam keadaan hidup-hidup, dan Nuh diselamatkan dari air bah dengan bahtera yang dibangunnya atas perintah Tuhan.
Ketika air bah melanda seluruh bumi, Allah menyuruh Nuh untuk masuk ke dalam bahtera. Perintah untuk masuk ke dalam bahtera adalah komunikasi terakhir dari Allah untuk Nuh. Selama berbulan-bulan kemudian, di dalam bahtera Nuh seperti kehilangan komunikasi dengan Tuhan.
Jika kita bepergian dengan kapal laut atau alat transportasi lainnya, di tiket yang kita pegang tertera tempar debarkasi (pelabuhan asal) dan embarkasi (pelabuhan tujuan). Tetapi tidak demikian dengan Nuh. Nuh tidak pernah tahu tujuan akhir dari ‘pelayaran’-nya, dan bahkan tidak pernah mendapat petunjuk Tuhan selama dalam perjalanan tersebut, sampai akhirnya dikatakan dalam Kejadian 8:1, “Maka Allah mengingat Nuh…”. Apakah diamnya Allah disebabkan oleh karena Allah lupa dengan Nuh?
Dalam bahasa Ibrani, “mengingat” berarti ‘menaruh dalam pikiran’. Ternyata sekalipun Allah ‘berdiam diri’, Ia tidak pernah lupa dengan Nuh. Malah Nuh selalu ada di dalam pikiran Allah! Benarlah pujian yang berkata, “Ku di tanganMu, ku di hatiMu, di pikiranMu, di rencanaMu… tak pernah ditinggalkan..”
Bukankah kita pun seringkali mengalami sepertinya Tuhan berdiam diri terhadap kita? Kita berseru dalam doa, berteriak minta tolong tetapi sorga sepertinya lengang, tidak ada jawaban! Kemudian kita menganggap bahwa mungkin saking sibuk dengan banyak urusan, Tuhan telah melupakan kita. Saudara, ketahuilah bahwa engkau selalu ada dalam pikiran Allah! Ia tidak pernah mengeluarkan engkau dari sana. Ketika saatNya tiba, dalam kedaulatan kuasaNya Ia akan bergerak untuk menjawab dan menyelamatkan engkau.(SRS)
Doa: Terimakasih Tuhan, karena aku selalu ada di dalam pikiran-Mu. Amin.
 

Kamis, 08 Maret 2012

Sikap kepada Visi

Sikap kepada Visi PDF Print E-mail
Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Kejadian 12:1-2

vision1.jpgKata Visi bahasa Ibrani juga mengandung pengertian pewahyuan atau nubuatan dari Allah.  Karenanya Firman Tuhan kepada Abraham yang waktu itu masih bernama Abram dalam Kejadian 12:1-2 dapat digolongan sebagai Visi. Sebuah nubuatan janji akan masa depan yang gemilang. Meskipun demikian faktanya: Abraham telah berusia 75 tahun dan tidak memiliki keturunan. Bila visi itu diperhadapkan dengan fakta duniawi tentu sukar untuk mempercayai janji: “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar.”

Kita tahu bersama kemudian Abraham sampai di Kanaan tanah yang dijanjikan Tuhan dan memperoleh anak dari Sarah istrinya yang bernama Ishak. Bukan hal yang mudah bagi Abraham untuk melihat visi dari Allah menjadi kenyataan. Untuk sampai kepada penggenapan visi, Allah memperhadapkan kepada Abraham proses dan ujian. Proses bicara tahapan-tahapan yang harus dilalui Abraham sementara ujian bicara soal ujian akan keyakinan Abraham kepada Allah. Terhadap proses yang Allah perhadapkan Abraham mengambil sikap taat dan terhadap ujian yang diperhadapkan kepadanya Abraham mengambil sikap beriman.

Taat dan beriman adalah sikap yang juga akan membawa Saudara melihat penggenapan visi dari Allah. Ketika Alah memberikan visi kepada Saudara baik tentang masa depan maupun dalam melayani Tuhan, Ia tidak sedang berspekulasi. Ia tahu kapasitas Saudara, Ia juga tahu kelemahan Saudara. Allah hanya menuntut Saudara kerahkan seluruh kapasitasmu. Fakta bahwa kapasitas maksimal Saudara tidak mencukupi untuk sampai kepada visi Allah bukanlah persoalan bagi Allah. Justru di titik itulah Allah akan kerahkan kapasitas-Nya untuk mencukupkan kapasitas Saudara agar sampai pada visi dari Allah. Tetapi untuk menarik kapasitas Allah Saudara butuh iman.

Ingat baik bukan tidak mungkin Saudara gagal sampai kepada visi. Hanya dua hal yang sering membuat orang gagal sampai kepada visi, pertama karena tidak taat, kedua karena tidak ada iman. Tidak taat untuk sabar melewati tahapan, tidak taat untuk tunduk melakukan apa saja yang Tuhan kehendaki dan tidak memiliki iman untuk menarik kapasitas Allah mencukupkan kapasitas manusia yang terbatas dalam mencapai visi. (TW)

Doa: Tuhan Yesus hatiku terbuka untuk taat kepada VISI dariMu. Aku tahu kapasitasku, tetapi aku tidak takut karena aku percaya kepada Engkau yang dapat melipatgandakan kapasitasku mencapai visi dariMu. Amin.

Rabu, 07 Maret 2012

Kasihilah Pasanganmu

Kasihilah Pasanganmu PDF Print E-mail
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. Efesus  5:25

love2.jpgAndi pulang ke rumah dengan wajah kusut. Negosiasi kontrak yang menghadapi jalan buntu membuatnya stress. Tiba di rumah, sambutan istrinya yang tanpa ekspresi membuatnya emosi. Andi marah dan kecewa, harapannya akan ada sambutan manis untuk meredakan stressnya tak ditemui. Jadilah malam itu diisi dengan pertengkaran. Andi tidak menyadari, sepanjang hari istrinya lelah bekerja mengurus rumah dan sekolah anak-anak mereka.
Kita terbiasa mengharapkan perbuatan manis dari orang yang kita kasihi. Kita kecewa bila yang kita harapkan tidak terjadi. Pada sisi lain pasangan kita pun mengharapkan yang sama. Kelelahan mengurusi rumah dan anak-anak membuatnya berharap bila kita tiba di rumah, kita bisa membantu dan berempati terhadap kerja kerasnya sepanjang hari. Kita dan kekasih hati kita saling berharap untuk masing-masing terlebih dahulu menunjukan pengertian. Dan bila itu tidak didapat, pertengkaranlah yang bangkit.
Kasih itu berkorban. Berkorban terhadap pasangan dapat pula berarti mendahulukan kebutuhan istri daripada kebutuhan sendiri. Bila kita dapat menyimpan harapan kita dan bertindak untuk lebih dahulu memperhatikan pasangan kita, tentu kita akan mendapat cinta sebagai balasannya. Cinta dari pasangan kita akan mampu membuat kita sanggup bekerja dan menghadapi kesulitan dengan tenang dan percaya diri. Sebaliknya bila rumah tangga berantakan pasti berpengaruh terhadap pencapaian kehidupan kita.
Dunia merayakan hari kasih sayang atau valentine’s day. Saya tidak ingin berpolemik tentang boleh atau tidak merayakannya. Saya hanya ingin mengajak para suami melihat kembali perjalanan rumah tangga mereka. Pertanyaan sederhana yang mesti kita lontarkan ke diri sendiri adalah: “Apakah selama ini kita sudah mengasihi pasangan kita?” Mungkin kita akan menemukan fakta terlalu banyak cinta yang diberikan istri kita melalui kasih sayangnya, kerja kerasnya dalam mengurus rumah dan anak-anak bahkan menopang kita dalam berkarir. Saatnyalah sekarang bagi kita untuk menunjukan cinta kita dengan mengambil bagian dalam apa yang dikerjakannya setiap hari. Upaya kita membantu kekasih hati kita mengurus anak atau mengerjakan pekerjaan rumah akan sangat dihargainya. Percayalah istri kita tidak akan mengharapkan kita ada di rumah terus dan menggantikan tugas-tugasnya. Ia hanya membutuhkan bantuan kecil yang menunjukan kita peduli dan saying kepadanya.  (TW)

Doa: Hari ini Tuhan, aku mau lebih menunjukan kasih sayangku kepada kekasih hatiku dengan berbuat sesuatu di kesehariannya. Amin.

Selasa, 06 Maret 2012

MENJADI SEORANG VISIONER

MENJADI SEORANG VISIONER PDF Print E-mail
Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka. Amsal 4:25

visioner.jpgBanyak hamba Tuhan, terutama pada waktu menghadapi tahun pelayanan baru atau ketika menerima jabatan pelayanan yang baru, mengungkapkan tentang “Visi” nya. Walaupun demikian, visi tersebut seringkali sulit untuk dimengerti oleh jemaat Tuhan tanpa adanya penjelasan yang cukup memadai.
Menjadi seorang visioner seringkali disamakan dengan menjadi seorang pemimpi. Barangkali ada benarnya juga, namun sebuah visi yang diterima oleh seorang tokoh atau pemimpin dapat diterjemahkan ke dalam aksi sedangkan mimpi pada umumnya tidak bisa. Dengan demikian visi tersebut mudah diterima dan dijalankan, karena jika tidak maka visi itu akan tetap tinggal bagaikan misteri. Visi dari setiap orang Kristen harus didasarkan kepada suatu pemahaman akan Allah, diri sendiri dan situasi.
Dalam bukunya berjudul “Mengejawantahkan Visi Ke Dalam Aksi”, George Barna mengatakan bahwa :  Seorang visioner adalah seorang yang cukup mengenal dirinya sehingga mengetahui kelemahan dan keterbatasannya dan karena itu ia bersandar pada bimbingan dan kekuasaan dari Allah. Ia juga sangat menyadari konteks dimana visi harus digenapi, mengetahui halangan yang kelihatan dan tidak kelihatan dan secara strategis menggunakan sumber daya manusia, rohani dan materi dalam usaha untuk menggenapkan seluruh visi yang diterimanya.
Bagaimanakah dengan hidup saudara? Apakah saudara telah menjadi seorang yang visioner selama ini? Atau mungkin saudara merasa tidak perlu memiliki visi dan berpikir biarlah hidup ini berjalan mengalir seperti air, sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan saja?
Ayat di atas mendorong kita untuk memandang terus ke depan dan mata kita terus ke muka. Ini berbicara tentang sesuatu yang harus dilakukan di masa depan, bukan untuk tinggal diam atau menoleh ke belakang, walaupun kadangkala kita perlu belajar dari kesalahan dan kegagalan kita di masa lampau. Tuhan mau supaya kita menjadi seorang visioner yang terus menerus dan tetap memandang kepada tujuan kita yaitu panggilan Allah yang mulia di dalam Kristus, sama seperti yang ditulis oleh Rasul Paulus dalam Filipi 3: 13-14. (PHM)

Doa: Tuhan, jadikan aku seorang visioner agar melakukan kehendakMu. Amin.

Senin, 05 Maret 2012

Berkat yang lebih

Berkat yang lebih PDF Print E-mail
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
Efesus 3:20


permen.jpgPada malam Natal, seorang anak kecil dan ibunya pergi ke sebuah pusat pertokoan yang dipadati oleh pengunjung yang hendak berbelanja. Di pintu keluar pusat pertokoan tersebut disediakan sebuah bola kaca bening besar yang berisi berbagai macam permen yang enak. Seorang berpakaian “manusia salju” dengan ramah memberi salam setiap pengunjung yang akan pulang, dan dengan senyum hangatnya ia mendekati setiap anak mempersilahkan untuk mengambil segenggam permen langsung dari dalam bola kaca itu.

Ketika anak kecil tadi akan keluar bersama ibunya, “manusia salju” dengan sopan menawarkan anak itu untuk mengambil permen. Tetapi anak itu hanya diam. Ibunya merasa heran karena ia tahu betul anaknya sangat menyukai permen, lalu membujuk si anak untuk mengambilnya. Tapi anak kecil itu tetap diam.

Karena beberapa anak lain sudah berlarian hendak keluar dari pusat pertokoan itu, maka “manusia salju” yang baik hati itu segera meraup segenggam penuh permen dan langsung memasukkannya ke dalam kantong belanja ibu dan anak kecil tadi. Anak itu senang sekali!

Dalam perjalanan pulang ibunya bertanya mengapa ia tidak mau mengambil sendiri permen yang disediakan. Dengan polos si anak menunjukkan tangannya, “Mama, tanganku sangat kecil, sedangkan Oom tadi memiliki tangan yang begitu besar. Kalau aku sendiri yang mengambilnya tentu permen yang kudapat hanya sedikit. Tapi tadi Oom itu mengambilkannya untukku, dan itu sangat banyak! Itulah yang kutunggu-tunggu…”

Cara berpikir anak kecil yang lugu ini memberikan sebuah pelajaran penting bagi kita bahwa betapa berlimpahnya berkat-berkat Tuhan yang telah dicurahkanNya bagi kita. Jauh melebihi dari apa yang dapat kita peroleh dengan upaya kita sendiri. Ia memberi segala yang kita perlukan menurut kekayaan dan kemuliaanNya, bahkan Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal supaya kita memiliki hidup yang kekal. Haleluyah! (DA)

Doa : Bapa, aku bersyukur karena Engkau terlebih tahu apa yang kubutuhkan. Bahkan apa yang tidak bisa kuperoleh dengan upayaku sendiri, yaitu keselamatan yang telah kuterima dariMu. Amin.

Minggu, 04 Maret 2012

A VERY SIMPLE PRAYER

A VERY SIMPLE PRAYER PDF Print E-mail
Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:16-18)

doa1.jpgSeorang siswi Sekolah Alkitab Batu Angkatan LV dengan inisial, Persahabatan Ruth Ln7 bercerita dalam bulletin mingguan Pantulan Pelita: suatu malam saat menara doa, kami terdiri dari 5 orang mengawali doa dengan pujian dan penyembahan yang pasti dengan rasa hormat dan rasa syukur dan .. rasa ngantuk? Pemimpin doa, entah kenapa di tengah-tengah doanya ia berkata dengan lantang: “Tuhan, kami tak perlu menyampaikan pada-Mu; karena kami percaya engkau tahu semuanya, dalam nama Tuhan Yesus, Haleluya, Amin!”  Benar-benar, doa yang sangat sederhana lagipula singkat padat; toh Tuhan tahu semuanya..?! 
A very simple prayer berlanjut, ketika seorang adik kelas giliran sembahyang, ia berdoa demikian: kami juga berdoa buat orang tua kami, ya Tuhan; jauh dekat Tuhan pelihara mereka …  “Emang angkot, jauh dekat 2.500 rp.," celutuk rekannya tiba-tiba.  Jika Tuhan tahu semuanya, dan jauh dekat DIA memelihara kita; apakah kita memang masih perlu berdoa, memuji dan menyembah, serta mengucap syukur dan terimakasih kepada-Nya?
Ketika meneliti kata ‘visi’ dalam Kamus Besar, saya tertarik menyimak salah satu arti dari kata itu sebagai kemampuan untuk melihat pada inti persoalan; atau pandangan; juga wawasan.  Lalu .., apa kaitannya dengan kehidupan doa kita?  Dari ayat emas kita di atas, hal pertama dan utama dalam doa yang disertai pujian penyembahan, adalah pandangan/wawasan bahwa DOA melindungi kita dari merasa diri benar. 
Mengucap Syukur bukan UNTUK segala hal, tetapi DALAM segala hal. In everything give thanks! Apa bedanya ..?  Yang satu, konotasinya bisa bermakna seperti ‘3S’ (sembahyang sangat sederhana) murid-murid saya tadi; yang tahunya dan maunya semuanya beres .. tanpa memahami kenyataan di lapangan yang kerapkali berbanding terbalik dengan apa yang kita harap dan inginkan dalam doa kita!  Merasa diri benar  -seperti istri Ayub-  yang tak mampu melihat inti permasalahan yang sebenarnya, ketika tidak mampu pula menerima yang buruk yang Allah izinkan menjadi bagian dari penderitaan hidup (Ayub 2:9,l0).
Tetapi mengucap syukur dalam segala hal, ternyata dari integritas (ketekunan dalam kesalehan) Ayub yang dalam penderitaan fisik dan mental yang amat sangat, senantiasa bersukacita, berdoa tanpa berkeputusan dan mengucap syukur tanpa batas.(NVDK)
Doa: Terimakasih Tuhan, Engkau mengajariku mengucap syukur dalam segala hal agar aku tahu segalanya tetap dalam kendali-Mu. Amin.

Sabtu, 03 Maret 2012

"Jadilah Pelita."

"Jadilah Pelita."
Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita. Orang buta itu terbahak berkata: "Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok." Dengan lembut sahabatnya menjawab, "Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu." Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta. Dalam kagetnya, ia mengomel, "Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!" Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.

Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta. Kali ini si buta bertambah marah, "Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!" Pejalan itu menukas, "Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!" Si buta tertegun.... Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, "Oh, maaf, sayalah yang 'buta', saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta."

Si buta tersipu menjawab, "Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya." Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.

Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta kita. Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, "Maaf, apakah pelita saya padam?" Penabraknya menjawab, "Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama." Senyap sejenak... secara berbarengan mereka bertanya, "Apakah Anda orang buta?" Secara serempak pun mereka menjawab, "Iya...," sembari meledak dalam tawa. Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.

Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta. Timbul pikiran dalam benak orang ini, "Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisa ikut melihat jalan mereka."

Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan (tabrakan!).

Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin, keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain, tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya sendiri. Dalam perjalanan "pulang", ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.

Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk "membuta" walaupun mereka bisa melihat. Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu. Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana. Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.

Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita. Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis terbagi.

Jumat, 02 Maret 2012

"Tuhan, mengapa aku masih ada masalah."

"Tuhan, mengapa aku masih ada masalah."
Tuhan, mengapa aku masih dalam masalah ini?

Ketika penundaan terjadi dalam hidup kita, kita mulai bersikap seakan-akan Tuhan tidak pernah melakukan apapun buat kita…

Tuhan pastinya pernah menolong engkau di masa lalu bukan? Engkau bisa mengandalkan-Nya untuk melakukan hal yang sama hari ini, besok, dan hari-hari sesudahnya… Ketika engkau mulai berkata “Tuhan tidak akan menolong dalam masalahku kali ini!” Engkau mulai melupakan waktu-waktu lainnya ketika Dia menolongmu. Beberapa diantaranya engkau sendiri bahkan tidak mengetahui, tapi Dia melakukannya…

Ketika Tuhan ingin membawamu ke suatu tempat, biasanya Dia membawamu melalui jalan yang panjang, bukannya jalan pintas…

Beberapa mungkin bertanya, mengapa Tuhan membawa orang Israel melalui jalan yang panjang, yang menyebabkan penundaan terjadi untuk mereka mencapai tanah yang dijanjikan?

Penundaan dirancang oleh Tuhan dengan alasan. Tuhan menggunakan penundaan untuk mempersiapkan kita. Bangsa Israel adalah budak di mesir, mereka bukan prajurit dan mereka tidak siap untuk berperang. Tuhan tahu kalau mereka langsung maju dalam peperangan, mereka tidak akan bisa menghadapinya.

Semua impian memiliki kesulitanya masing-masing. Tuhan menggunakan penundaan untuk mempersiapkan kita menghadapi waktu-waktu sulit yang akan kita hadapi selama perjalanan. Penundaan-penundaan ini dirancang untuk menguatkan kita dan membuat kita tangguh.

Tuhan menggunakan penundaan untuk menguji kita (Ulangan 8:2). Tuhan menggunakan penundaan untuk menguji bagaimana kita akan bereaksi di bawah tekanan, kesetiaan dan kepatuhan kita kepada-Nya. Tuhan menggunakan penundaan untuk melatih kita, karena kadang lebih lama mengeluarkan Mesir dari kita daripada mengeluarkan kita dari Mesir. Ketika saudara dan saya diselamatkan, kita masih mempunyai kebiasaan dan pola pikir yang dari dunia ini. Tuhan menggunakan penundaan untuk menghancurkan kebiasaan dan pola pikir itu, dan melatihmu dengan cara Tuhan sendiri berpikir dan bertindak.

“Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.” (Yakobus 1:3,4)

Ketika engkau merasa sendirian di padang belantara: you are not !!!

Tuhan tetap menjaga terang-Nya bersinar atasmu. Pergumulan kita memiliki tujuannya, mempunyai nilai kehidupan. Rasa sakit bisa memunculkan yang terbaik dari seseorang. Tekanan bisa menghasilkan sesuatu yang indah. Penderitaan bisa mencapai sesuatu yang besar…

Engkau tidak sedang menghadapi masalahmu dengan tidak ada alasannya. Dalam masalah itu Tuhan sedang bekerja melakukan sesuatu dalam hidupmu – besamamu dan untukmu. Tuhan akan membuat jalan dimana kelihatannya tidak ada jalan lagi, kita hanya perlu menunggu.

“Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.” (Habakuk 2:3)

Hal-hal yang sedang engkau nantikan dari Tuhan… jangan takut friends, satu hal yang Tuhan tidak bisa lakukan terhadap Janji-Nya adalah mengingkari…