Rabu, 29 Februari 2012

Bermegah Dalam Tuhan

  • Bermegah Dalam Tuhan
    Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."
    Lukas 10:20

    Seseorang bernama Sir James Simpson telah berhasil menemukan chloroform yaitu sebuah zat yang dapat menolong orang untuk tidak merasakan sakit pada waktu dioperasi. Penemuan itu merupakan penemuan besar dalam dunia kedokteran. Pada suatu kali seseorang bertanya kepada Sir James Simpson “apakah yang anda pandang sebagai penemuan terbesar anda? Jawaban yang diharapkan adalah, chloroform. Tetapi Simpson menjawab, “penemuan saya yang terbesar adalah bahwa Yesus ialah Juruselamatku.”

    Saudara saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, kebanggaan pribadi membutakan hati kita sehingga kita jatuh dalam kesombongan. Kebanggaan pribadi yang mungkin kita capai dari prestasi kita itu pada akhirnya memebuat kita seolah-olah ingin selalu dipuji orang, di hormati dan dipermuliakan orang lain. Kita tidak sadar bahwa kita telah mencuri kemuliaan Allah. Dalam nas ini Yesus mengingatkan ketujuh puluh murid yang telah dipilihnya agar jangan bersukacita, membanggakan diri atas prestasi yang telah mereka lakukan yaitu karena mereka dapat manaklukkan roh-roh jahat yang datang kepada mereka. Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita harus bersukacita atas setiap perbuatan baik yang telah kita lakukan ,kita telah diberikan kerajaan sorga. Seperti Sir James Simpson seorang ilmuwan yang telah menemukan hal besar dalam dunia kedokteran tetapi dia menyaksikan bahwa hal yang terbesar telah ditemukannya adalah Tuhan Yesus. Pengakuan itulah yang senantiasa kita saksikan dalam hidup kita agar kita tidak jatuh dalam kesombongan diri.

    Kebenarannya adalah bahwa kemuliaan seseorang yang terbesar bukanlah apa yang telah ia perbuat kepada Allah tetapi sebaliknya, apa yang Allah telah perbuat baginya.Oleh karena itu kerendahan hati dapat menolong kita untuk dapat menunjukkan kemuliaan Allah di dalam diri kita melalui hidup kita. Hidup kita ada hanya karena kasih karunia Allah saja, oleh sebab itu tidak ada alasan bagi kita untuk membanggakan diri dan menyombongkan diri. Berbahagialah jika kita dapat melakukan sesuatu yang baik bagi orang lain karena kita telah tercatat dalam kerajaan sorga. Amin

    "Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."
    (2 Korintus 10:17)

Selasa, 28 Februari 2012

"Selalu ada jalan keluar."

"Selalu ada jalan keluar."
Suatu masalah itu jika menyempit, maka biasanyanya ia menjadi meluas. Jika tali ditarik keras-keras, ia akan terputus. Jika malam semakin gelap, pertanda akan muncul fajar. Itulah tanda kehidupan yang sudah dan terus berlaku. Itulah hikmah yang pasti terjadi. Maka, relakanlah jiwamu untuk merelakan kondisinya. Karena, setelah kehausan pasti akan ada air. Setelah musim semi akan datang musim penghujan.

Mungkin saja betapa banyak kesedihan yang engkau keluhkan. Tapi permudahlah urusanmu. Lapangkanlah pikiranmu. Tidakkah engkau membaca firman Tuhan Tidakkah engkau berbahagia karena di dunia ini masih terhampar banyak harapan. Di dunia ini masih banyak kemudahan.

Wahai yang berkeluh-kesah tentang banyak urusan. Lalu menjalani hidup serasa dalam kurungan. Sementara air matanya terus mengalir karena sedih.

Sesungguhnya untuk rasa sakit, ada kesembuhan.
Untuk penyakit, ada obat.
Untuk haus, ada air.
Untuk kesulitan, ada kelapangan.
Dalam kesempitan, ada kebahagiaan.
Dalam gelap, pasti akan ada cahaya terang.
Sesungguhnya Tuhan bersama kita. Dia mendengarkan kita. Dia melindungi kita.
Sebagaimana Dia telah menghimpun kita.

Katakanlah kepada orang yang tenggelam dalam putus asa dan telah terjatuh.
Kepada orang yang telah patah arang dan terpuruk.
Kepada orang yang bimbang pemahamannya dalam masalah iman.
Bekerjalah dan beramallah, sesungguhnya Tuhan justru menurunkan hujan setelah manusia putus ada terhadap hujan.

Tuhan pasti akan menciptakan kemudahan setelah kesulitan. Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya pasti ada keadaan lain yang Tuhan berikan setelah kesulitan?

Siapapun yang mengingat nama-NYA, maka Tuhan akan menjadikan jalan keluar dari setiap kesulitannya. Tuhan yang akan memberinya jalan penyesalan terhadap setiap kegundahannya. Tidak ada daya dan upaya kecuali dari Tuhan Dengan pengharapan itu, segala beban mampu terpikul, semua kengerian bisa terlewati, seluruh keadaan bisa lebih baik, lebih melapangkan pikiran dan menambahkan rasa pasrah kepada Tuhan.

Beritakanlah kegembiraan kepada malam, dengan datangnya pagi yang menyapu gelap dari puncak gunung-gunung.

Beritakanlah kegembiraan kepada musim semi dengan turunnya limpahan air hujan hingga air itu masuk ke sela-sela pasir.

Beritakanlah kegembiraan kepada orang sesat dengan harta yang bisa mengusir kematian.

Ketahuilah, di setiap kesulitan itu ada jeda.
Di setiap kebutuhan itu ada pertolongan.

Sesungguhnya Tuhan menghilangkan bencana dengan ketulusan doa dan kebersihan harapan.
Ketahuilah, himpitan dan kesulitan itu menghilangkan kesombongan dan terus menerus mendorong kepada ampunan, syukur dan kewaspadaan berpikir. Maka tenangkanlah hatimu jika kegalauan menerpamu. Lapangkanlah dadamu jika kesulitan menyerangmu. Jangan putus asa terhadap apa yang telah terjadi dan telah hancur. Ketahuilah, karena tidak ada sesuatu yang abadi selama alam semesta ini berputar.

Semoga kesulitan menjadi lebih ringan bagimu, dan musibah bisa memberikan kebaikan untukmu. Jika hidupmu telah terhimpit dan tak ada lagi alasan yang bisa engkau angkat. Kembalilah kepada Tuhan. Ketahuilah bahwa kesulitan tak pernah berlangsung terus menerus. Tuhan pasti memandangmu dengan pandangan kasih dan sayang. Karena dunia ini tidak berada dalam satu keadaan. Karena dunia ini berwarna-warni dan beragam bentuknya. Tidak ada kengerian yang tak pernah selesai. Belenggu akan terbuka dan ikatan akan terlepas. Bersabarlah, berdoalah dan nantikanlah jalan keluar dari Tuhan.

Ketahuilah, sesungguhnya kesulitan itu akan mampu membuka kejernihan telinga dan mata, serta menajamkan pikiran.
Kesulitan bisa memberi hikmah dan pelajaran.
Kesulitan mengajarkan kemampuan untuk memikul beban dan bertahan.
Kesulitan menghapuskan dosa.
Kesulitan memperbanyak pahala.

Maka, mintalah perlindungan dan pertolongan Tuhan. Setiap musibah itu mempunyai tujuan.

Berapa kali kita merasa takut, lalu kita berdoa dan meminta kepada Tuhan. Kemudian Tuhan menyelamatkan dan melindungi kita.

Berapa kali kita di lilit lapar, lalu Tuhan memberi makan dan minum untuk kita.

Berapa kali kita diterpa kebimbangan dan keresahan, lalu tuhan memberikan kebahagiaan dan kesenangan.

Berapa kali kita terjerat dan kita hampir terjatuh dalam kehancuran.
Kemudian tuhan memberikan jalan untuk bangkit dan berjalan.

Ketahuilah, engkau berhubungan dengan Yang Maha Lembut terhadap hamba-Nya.
Yang Terkenal dengan Pemberiannya.
Yang Maha Meberi untuk kebahagiaan hamba-Nya.
Yang Maha Kuasa atas segala keinginan-Nya.

Senin, 27 Februari 2012

"Siapakah Sesamaku???"

"Siapakah Sesamaku???"
“Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” (Markus 12:31)

Sebuah kebenaran menyentakkan saya pada suatu hari, ketika Tuhan bertanya, “Siapakah sesamamu?” segera saya menjawab “Manusia”. “Itu benar, tapi siapakah sesamamu,

manusia? Sudahkah engkau memperlakukan sesamamu manusia, sebagaimana layaknya manusia?” tanya Tuhan.

Saya terdiam. Tuhan memperlihatkan pada saya, sebuah flash back di masa lalu, mengenai perlakukan saya terhadap sesama. Slide yang pertama adalah sebuah gambaran di mana saya sedang memandang orang dengan pandangan sinis dan menilai rendah seseorang hanya karena orang itu tidak mampu mengerti apa yang saya inginkan dan berbeda suku.

Slide ke-2 adalah ketika saya dengan sengaja memperalat tenaga orang lain dengan alasan pelayanan padahal untuk kepentingan diri sendiri. Slide yang ke-3 adalah ketika saya dengan sadar membicarakan kelemahan orang lain dan dengan sengaja mempermalukannya di depan publik.

Di tengah-tengah slide yang Tuhan tampilkan, Tuhan berkata dengan lembut, “Menurutmu, apakah ini yang dinamakan mengasihi sesama?” Saya tertunduk seraya berkata dalam hati, “Tidak, Tuhan.”

Tuhan membawa saya pada sebuah kebenaran “Sesamamu manusia adalah orang-orang yang ada di sekitar dirimu, orang-orang yang berbeda pendapat denganmu, orang-orang yang tidak kamu sukai

karena mereka telah menyakiti hatimu, orang-orang yang telah mempermalukan dan menjatuhkan harga dirimu, termasuk orang-orang yang membenci dirimu karena engkau menjadi pengikut-Ku.”

Saudaraku, bagaimana dengan anda? Masihkah anda merasa bahwa diri anda lebih berharga dan lebih hebat dari orang lain karena anda memiliki kemampuan melebihi kebanyakan orang? Masihkah anda memandang orang-orang yang berbeda dengan anda seperti sebuah penyakit menular yang harus dihindari dan dibuang jauh-jauh?

Masihkah ada belas kasihan di dalam hatimu bagi jiwa-jiwa yang terhilang dan belum mengenal kasih Bapa? Atau jangan-jangan kita bahkan sudah lupa bagaimana mengasihi karena waktu kita tersita habis oleh pekerjaan dan masalah?

Saudaraku ketahuilah, Tidak ada seorang pun yang hebat di muka bumi ini, tidak ada seorangpun yang lebih ahli di muka bumi ini. Semua sama di mata Allah, yang mengaruniakan keahlian kepadamu dengan maksud, untuk engkau mengajarkannya kepada orang-orang yang tidak memiliki pengertian dan membuat mereka menjadi maju dan keluar dari kebodohannya.

Allah adalah Allah yang kreatif, tidak ada satupun manusia yang diciptakan sama. Setiap orang berbeda dan unik dan Alalh menyukai perbedaan itu. Allah tidak memandang perbedaan sebagai sebuah jurang, tapi Allah memandang perbedaan sebagai suatu simfoni yang manis bagi alam semesta.

Darah Yesus adalah darah yang dipenuhi oleh belas kasihan akan jiwa-jiwa dan Yesus memberikan darah itu secara cuma-cuma kepada semua orang. Darah Yesus itu sekarang telah ada di dalammu dan darah Yesus yang memampukan anda untuk mengasihi jiwa-jiwa tanpa batas.

Ketika kita sudah mulai kehilangan belas kasihan akan jiwa-jiwa, itu artinya sumber mata air hidup anda sudah kering, terkuras habis oleh kesenangan pribadi dan pergumulan hidup yang tak habis-habisnya. Jalan satu-satunya hanya satu yaitu datang, berdiam diri di hadapan Allah dan minta Roh Kudus untuk memenuhkan kembali hidup anda dengan kasih-Nya. Setelah itu, tebarkanlah belas kasihan yang telah engkau miliki itu, kepada orang-orang di sekelilingmu terlepas dari apakah dia layak untuk menerimanya atau tidak. Berilah dengan tulus dan tanpa pamrih.

Sesamaku, adalah orang-orang yang bersamanya kita tidak merasa nyaman tapi kita memilih untuk menciptakan suasana nyaman. Adalah orang-orang yang telah menyakiti hati kita dan kita memilih untuk melepaskan pengampunan kepadanya. Adalah orang-orang yang menderita dan kita memilih untuk merangkul dan membantu mereka untuk pulih. Adalah orang-orang yang belum mengenal Allah dan kita memilih untuk memberitakan kabar keselamatan itu kepadanya.

Kasih yang sejati, adalah kasih yang memberi dan tidak menuntut.
Adalah kasih yang “MESKIPUN” dan bukan “WALAUPUN”.
Adalah kasih yang tidak menunggu waktu tapi mencari waktu.
Adalah kasih yang selalu tersedia 24 jam di toko swalayan hatimu.

Minggu, 26 Februari 2012

BELAJARLAH UNTUK MENGERTI KEHENDAK ALLAH

BELAJARLAH UNTUK MENGERTI KEHENDAK ALLAH
Hidup tentram, nyaman dan damai serta di berkati Allah adalah dambaan setiap insan. Berbagai cara ditempuh oleh setiap insan untuk meraihnya. Tetapi tidak jarang kita gagal menemukan kebahagiaan, bila diperhadapkan dengan kebahagiaan menurut pandangan Tuhan. Tidak heran kita sering membohongi diri, pura-pura bahagia, tetapi sesungguhnya ketakutan dan kekecewaan lebih banyak kita jumpai.

Secara logis perbuatan kita tidak mampu membalas seluruh Anugerah dan Kasih Karunia Allah. Sehingga sangat tidak benar ketika orang muda itu berkata "apa yang harus aku perbuat?". Dalam benaknya bahwa dengan perbuatan ia akan mendapat hidup kekal. Karena apa yang Yesus perintahkan untuk dilakukan menurut kebiasaan keagamaannya telah ia lakukan. Ia pun menantang Yesus dengan mengatakan "Semua telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang" (ay.20).


Akhirnya satu hal yang Yesus ajukan diluar perkiraannya, yaitu juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku (ay.21). Tantangan ini sungguh berat bagi dirinya, sehingga ia pergi dengan kecewa dan meninggalkan Yesus (ay.22).

Kita selalu takut memberikan yang paling berharga dalam hidup ini untuk sesama. Padahal yang Tuhan minta bukanlah nyawa kita, tetapi sesuatu yang masih dapat kita raih kembali, karena kita seringkali gagal menangkap maksud dan berkat-berkat Tuhan pada masa yang akan datang. Sehingga kita terjebak menjadi manusia munafik. Berbuat sedikit tapi menuntut hak lebih besar kepada Allah. Tanpa kita bisa menyerahkan apa yang akan menjadi milik kita kelak ke dalam keputusan Allah. Kita sadar Allah tidak buta dan tuli; Allah tidak bodoh dan lelah untuk melihat anak-anakNya yang menyerahkan hidupnya secara total kepada Dia. Karena hanya Dia yang akan menambahkan apa yang menjadi harapan kita.

Sabtu, 25 Februari 2012

"Kesempatan Hidup dari Tuhan."

"Kesempatan Hidup dari Tuhan."
Kesempatan Hidup dari Tuhan
Kesaksian oleh NN – Jakarta

Ini adalah pengalaman hidup saya di kota besar Jakarta ini. Benar kata pepatah orang tua, Injaklah ibukota dan jangan ibukota menginjak kami. Banyaknya tempat hiburan dan juga bebasnya pergaulan membuat setiap orang bisa terlena sama glamour dan hingar bingarnya kehidupan ini.

Enam tahun sudah saya merantau dari daerah dan bekerja di salah satu perusahaan swasta didaerah pinggiran ibukota ini. Perusahaan ini termasuk kecil dengan jumlah karyawan tidak lebih 100 orang termasuk stafnya, Saya bekerja sebagai staf kantor dengan tugas mengontrol kinerja karyawan pabrik.

Gaji yang kami terima sungguh sangat kecil walaupun perusahaan ini adalah penanaman modal asing 100%. Namun fasilitas kantor yang banyak membuat kami betah untuk bekerja. Siapa saja bisa menggunakan line telepon tanpa terkontrol, juga pemakaian komputer untuk keperluan pribadi serta printer yang bisa dipakai sepuasnya.

Jam kerja di kantor pun tak terbatas, namun aturan 40 jam seminggu kerja tetap dilaksanakan. Biasanya hingga larut malam kami masih sibuk di kantor tetapi bukan untuk urusan kantor, namun sibuk dengan kegiatan masing masing, seperti menelpon siapa saja, main game, ber-internet ria hingga membuka situs-situs porno.

Untuk hal yang terakhir itu, saya termasuk salah seorang yang suka melakukannya. Saya betah berlama-lama di depan internet membaca cerita maupun membuka gambar yang berbau pornografi. Saya terlena dengan chatting di dunia maya hingga terpengaruh dengan cerita kehidupan sesama jenis di internet.

Pikiran itu terus membayangi pikiran saya, hingga tidak pernah terlintas untuk mencari pacar wanita, meskipun keluarga dan teman selalu menanyakan siapa pacar saya.

Dunia maya terus menguasai hidup saya, hampir setiap hari saya selalu menyempatkan diri untuk membuka situs-situs tersebut serta chatting dengan laki-laki yang juga menyukai sesama jenis. Berawal dari ngobrol di internet kemudian dilanjutkan di dunia nyata atau kopi darat. Kehidupan seperti itu aku jalani terus tanpa seorang pun mengetahuinya.

Saya masuk ke dalam kehidupan dengan sesama jenis lebih dalam lagi.

Dari tempat itu saya sampai ke tempat kost agak siang, terus tidur, dan bahkan jadi jarang kegereja karena ketiduran sehabis dugem.Saya sudah sangat terpengaruh sekali dengan kehidupan seperti itu.

Tetapi hati kecil saya selalu sedih melihat saya, saya selalu berdoa agar Tuhan Yesus menguatkan saya untuk tidak terlibat dalam pergaulan bebas itu, saya selalu berdoa. Tetapi saya tidak pernah kuat, meminta ampun kepada-Nya. tapi besoknya melakukan seperti itu lagi. Sungguh saya merasa seperti orang najis yang tidak tahan menahan nafsu duniawi.

Saya pergi dari satu gereja ke gereja yang lain hanya sekedar berdoa agar saya kuat menahan godaan ini. Hampir lima tahun saya jatuh dalam godaan itu dan karir dipekerjaan saya juga stagnan, tak pernah naik naik. dibandingkan dengan teman saya yang sama sama masuk kerja kini telah menjadi manager dan menjadi atasan saya. Saya sendiri dari pertama masuk kerja sampai saat itu tetap dengan posisi semula.

Setiap malam saya selalu berdoa agar saya dilepaskan dari keterikatan nafsu tersebut. Namun begitu selesai berdoa beberapa hari kemudian saya melakukannya lagi.

Menjelang perpisahan tahun 2008 ke tahun 2009 sehabis acara di gereja saya jalan jalan ke kawasan monas sekedar melihat pertunjukan kembang api atau keramaian. Tepat pukul 00.00 seharusnya saya dengan saudara saya yang sudah berkeluarga yang tinggal di Bekasi seharusnya berdoa , melakukan ibadah syukur kepada Tuhan, dan saling memaafkan dengan sesama anggota keluarga maupun dengan orang tua yang tinggal dikampung. Tetapi itu tidak saya laksanakan saya pergi ke tempat dugem tempat biasa yang sering saya kunjungi. Disana saya melakukannya lagi dengan sesama jenis.

Sepulang dari tempat itu sudah siang hari dan tanggal satu januari tanpa pergi beribadah ke gereja. Awal tahun 2009 saya sudah berkomitmen untuk tidak melakukan dosa itu serta mulai hidup baru, namun sama seperti tahun tahun sebelumnya saya berkomitmen namun di tengah jalan komitmen itu kalah dengan nafsu saya.

Akhir Januari 2009 seperti biasa ketika libur saya pergi ke warnet plus-plus. Sore itu saya balik dari warnet itu dan ditengah jalan protokol ibukota ini saya tabrakan. Motor yang saya kendarai tidak apa apa, namun kaki kiri saya patah. Untungnya saya masih memakai helm sehingga kepala saya aman dari benturan keras dengan aspal.

Saya langsung dilarikan ke rumah sakit, lalu malam itu juga dibawa ke pengobatan alternatif patah tulang. Saya dirawat disana hampir dua bulan.
Saya merenungi setiap malam selama dirawat. Inikah peringatan Tuhan kepada saya supaya saya tidak melangkah lagi ketempat tempat seperti itu. Puji Tuhan, Dia selalu mendengar doa saya, dengan kejadian tabrakan itu saya diingatkan bahwa kaki ini harus melangkah ke jalan yang benar. Tuhan telah menuntun aku agar aku kembali ke jalan yang benar. Teman -teman saya datang mendoakan saya agar kesembuhan terjadi pada saya.

Kini lima bulan sejak kejadian itu saya tidak bisa berbuat apa-apa selain tidur dirumah dan melakukan pengobatan. Tetapi sekali lagi puji Tuhan Yesus kini saya sudah bisa mulai berjalan lagi, Sedikit demi sedikit, walaupun masih dalam proses pengobatan tapi mujijat itu nyata, kesembuhan terjadi dalam kaki saya.

Terimakasih Tuhan atas berkat dan jalan yang Kau beri. Agar saya tidak melakukan hal hal seperti dahulu lagi. Kini saya harus mulai lagi dari bawah tentang karir dan jodoh saya. Namun saya yakin dan percaya Tuhan selalu mendengar doa doa saya.Hari esok pasti lebih cerah dan lebih banyak lagi berkat Tuhan yang akan diberi.

Terimakasih Tuhan atas kesempatan hidup yang Engkau berikan kepada saya.

Untuk kita semua agar saling memperhatikan perilaku kehidupan anggota keluarga kita atau saudara saudara yang kita cintai. Karena saya melihat begitu banyak orang yang terjerumus ke dunia yang tidak benar itu. Terimakasih, Tuhan memberkati....

Jumat, 24 Februari 2012

"Saat Hati tak lagi Berbelas Kasihan."

"Saat Hati tak lagi Berbelas Kasihan."
Bayangan indah saat pacaran hanya tinggal kenangan. Masa pacaran dilalui Indra dan Desly dengan kecerobohan hingga akhirnya mereka melakukan hubungan suami istri. Pada waktu itu Indra baru setahun berdinas di kepolisian sehingga ia mempunyai ikatan dinas yang belum mengijinkannya untuk menikah. Kehamilan Desly membuat Indra kelabakan, apalagi orang tuanya juga tidak menyetujui hubungan mereka.

Dalam kekalutannya Indra pun meminta Desly untuk meminum berbagai ramuan untuk menggugurkan kandungannya, namun Desly menolaknya karena ia tidak ingin melakukan dosa yang lebih keji lagi. Kehamilan yang tak diinginkan ini membuat Desly stress berat. Seringkali saat Desly mandi, ia menekan perutnya dengan keras ke bak mandi dengan harapan janinnya keluar dari kandungannya. Namun hal ini tidak berlangsung lama karena Desly memilih untuk pasrah dan membiarkan janin itu bertumbuh di dalam rahimnya. Namun Indra tetap bersikeras agar Desly menggugurkan kandungannya. Tuntutan Desly agar Indra menikahinya tidak digubris sama sekali karena Indra tidak ingin mengambil resiko menerima sanksi dinas dan juga menerima penolakan dari keluarganya.

Karena rasa cintanya kepada Indra, Desly menerima usul Indra untuk pulang kepada kedua orang tuanya dalam keadaan hamil. Desly menyiapkan diri meskipun ia harus menghadapi kematian di tangan ayahnya sendiri. Karena ayah Desly adalah seorang polisi dan memiliki karakter yang sangat keras sekali. Hati Desly dipenuhi ketakutan. Desly hanya berani menceritakan kehamilannya kepada ibunya. Ibunyalah yang menyampaikan kemamilan Desly kepada ayahnya.

Dalam ketakutannya menghadapi kemarahan ayahnya, Desly membayangkan hidupnya akan berakhir hari itu. Ayahnya pasti akan mencabut pistol dan menembak dirinya. Desly tidak berani keluar kamar sama sekali. Ia hanya berpikir untuk melindungi bayinya dengan menutupi perutnya dengan bantal. Saat mendengar suara langkah ayahnya masuk ke kamarnya, ketakutan Desly tak dapat dibendung lagi. Desly semakin erat memeluk bantal di perutnya.

Namun saat masuk ke kamarnya, hati ayah Desly sangat hancur. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ayahnya hanya naik ke atas tempat tidur dan menangis. Desly pun hanya dapat memeluk kaki ayahnya dengan perasaan malu dan memohon ampun.

Saat itu juga ayah Desly meminta nomor telepon Indra dan menuntut pertanggungjawaban Indra untuk menikahi Desly. Demi memaksa Indra agar bertanggung jawab, Desly dan orang tuanya pun akhirnya menghadap atasan Indra dan melaporkan perbuatan Indra. Laporan Desly ditanggapi dan pernikahan itupun terjadi walaupun direkayasa hanya untuk menyelamatkan karir Indra.

Meskipun telah menikah dengan Indra, Desly tetap memendam kekecewaan. Karena setelah mereka menikah, Indra langsung meninggalkan Desly pulang ke Jakarta dengan alasan dinas. Desly tidak dapat sepenuhnya menerima hal ini. Komunikasi hanya diadakan seperlunya lewat telepon. Karena tanpa pengawasan inilah, Indra jatuh dalam perselingkuhan dengan seorang wanita. Dengan wanita ini pun Indra telah jauh melangkah sampai telah beberapa kali melakukan hubungan suami istri. Kepada wanita ini Indra mengaku belum menikah.

Dalam keadaan hamil besar, Desly pun mulai menyelidiki kehidupan Indra di Jakarta dan mendatangi kontrakannya. Ternyata Indra telah pindah kontrakan tidak jauh dari sana. Dari informasi teman-teman Indra lah Desly mengetahui bahwa Indra telah memiliki wanita lain. Hal ini memaksa Desly untuk kembali melaporkan perbuatan Indra kepada atasannya. Laporan Desly sempat membuat Indra ditahan.

Saat Desly hendak melahirkan anak pertamanya, Desly menjalani operasi cesar karena usia kandungannya telah memasuki usia 11 bulan sehingga tidak memungkinkan lagi baginya untuk melahirkan normal. Saat dokter meminta Indra menandatangani surat persetujuan operasi, dengan kasar dan tampak tidak perduli sama sekali, sempat keluar dari mulut Indra kalau itu bukan anaknya. Mendengar perkataan Indra, Desly benar-benar kecewa terhadap suaminya. Setelah melahirkan, Indra sama sekali tidak mau menengok anaknya. Hati Desly sangat terluka karena hal ini. Indra benar-benar tidak mau tahu kondisi anak dan istrinya. Ditambah lagi anak yang dilahirkan Desly bukanlah bayi yang normal.

Dengan ribuan derai air mata, akhirnya Desly mendapati Indra kembali padanya. Akan tetapi hal itu tidak dapat berlangsung lama. Rekomitmen ulang dilakukan Indra dan Desly demi kelangsungan pernikahan mereka. Sikap Indra mulai berubah. Indra menyayangi Desly dan juga anaknya sampai akhirnya tanpa terasa mereka telah dikaruniai dua orang anak. Dengan kebanggaan memiliki suami yang baik, Desly pun dibutakan dengan kebaikan Indra sampai akhirnya Desly tidak menyadari kalau Indra telah mulai berselingkuh lagi.

Narkoba dan kehidupan malam memang bersentuhan langsung dengan Indra selama ia menjalankan tugas kepolisiannya. Hal inipun akhirnya menyeret Indra ke dalam pergaulan malam kelas bawah dan melakukan perselingkuhan dengan wanita malam jalanan. Kepekaan Desly sebagai seorang istri sangat terbukti. Setiap kali Desly tidur, di dalam pikirannya ia seperti sedang menonton video yang memperlihatkan Indra sedang bersama wanita lain. Desly hanya dapat membawa hal ini di dalam doa. Dengan alasan dinas Indra selalu membohongi Desly padahal sebenarnya ia sedang bersama wanita pelacur pinggir jalan. Kelakuan Indra kembali menusuk batin Desly.

Sampai akhirnya kecurigaan Desly terbukti. Tanpa sengaja, Desly membaca pesan singkat yang sangat mesra di telepon genggam suaminya. Membaca pesan singkat seperti itu, emosi Desly langsung memuncak. Dengan serta merta Desly mendatangi Indra yang sedang makan. Tidak cukup dengan pertanyaan-pertanyaan yang tajan dan keras, tangan Desly pun mulai menampar Indra. Kaki Desly pun ikut beraksi dan mulai menendangi Indra. Anak-anak mereka sangat ketakutan melihat kedua orang tuanya bertengkar hebat. Desly bahkan sempat berniat membunuh Indra dengan mengambil pisau dari dapur. Untuk menghindari keributan yang lebih hebat lagi dengan Desly, Indra memutuskan untuk pulang ke Jawa dengan membawa salah seorang anaknya.

Keinginan dalam hati Indra tidak bisa dicegah lagi. Melalui bimbingan seorang hamba Tuhan, Indra menyatakan keinginannya untuk megikut Yesus sungguh-sungguh. Akan tetapi pertobatan ini harus dibayar Indra dengan mahal.

Dalam banyak kesempatan, Desly mengorek informasi dari Indra mengenai wanita-wanita selingkuhannya di masa lalu. Namun kejujuran Indra tak dapat diterima oleh Desly. Tak kuat memendam sakit hatinya, Desly pun mulai sering menghajar Indra hingga babak belur. Dengan latar belakang karate yang dimilikinya, pukulan dan tendangan bertubi-tubi diarahkan Desly kepada Indra. Menghadapi pukulan dan tendangan Desly, Indra tidak melakukan perlawanan sama sekali karena ia menyadari kesalahannya. Teriakan ketakutan dari anak-anaknya pun tak mampu menghentikan kemarahan Desly terhadap Indra. Desly benar-benar seperti kesetanan saat melakukan hal itu. Indra pun pernah pingsan dibuatnya akibat tendangan yang diarahkan ke mukanya. Setiap kali sehabis menghajar Indra, Desly selalu menangis dan menyesali perbuatannya. Namun setiap mengingat kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan Indra, kemarahannya seringkali tak dapat dibendung lagi.

Desly sering dinasehati oleh seorang ibu gembala di gerejanya. Dalam nasehatnya ia mengatakan, bahwa Tuhan sebenarnya sedang mempersiapkan Desly supaya nantinya ia dapat menjadi berkat dan memulihkan keluarga lain yang menghadapi kehancuran seperti rumah tangganya, hanya saja Desly harus kuat menghadapi cobaan dalam rumah tangganya saat ini.

Desly menyadari betapa jahatnya ia terhadap Indra, suaminya sendiri. Namun kesadaran itu tidak pernah berlangsung lama. Kebencian Desly kepada Indra melebihi segalanya. Meskipun Desly merasa ia telah mengampuni Indra, namun kekerasan tetap dilakukannya terhadap Indra. Desly pun menyadari kalau pengampunannya terhadap Indra hanya di mulut, belum dari hati.

Indra dan Desly pun membawa permasalahan keluarga mereka kepada seorang hamba Tuhan. Akhirnya hamba Tuhan ini menyarankan Indra untuk mengikuti camp pria sejati. Namun Desly berpendapat, kalau memang ada gerakan seperti itu, yang seharusnya ikut adalah dirinya karena memang Indra sebenarnya telah benar-benar berubah.

Keikutsertaan Indra ke camp pria sejati sangat berdampak pada Desly. Setiap makalah yang dibawa Indra merubah pandangan Desly tentang keluarga dan suami. Desly sadar kalau dirinya selama ini ternyata salah. Karena selama ini Desly merasa Indra yang salah sehingga segala tindakannya terhadap Indra dapat dibenarkan. Namun ternyata tidak demikian adanya. Semenjak itu, Desly mulai dapat menerima Indra apa adanya. Seringkali Desly menangis di hadapan Indra, menumpahkan semua keluh kesahnya. Pemulihan pun mulai terjadi dalam pernikahan Indra dan Desly.

“Apa yang kata manusia tidak mungkin rumah tangga saya bisa pulih, ternyata Tuhan bisa membalikkan semuanya dan keluarga saya bisa pulih seperti saat ini. Keluarga saya dipulihkan, anak saya menjadi luar biasa dan istri pun sudah menerima saya apa adanya, demikian juga dengan saya, pokoknya sangat jauh berbeda dengan dahulu. Sekarang dalam hal apapun istri sudah bisa mempercayai saya, saya pun demikian sudah sepenuhnya percaya kepadanya. Setiap malam kami berdoa bersama, sangat jauh dibandingkan dahulu yang hanya diisi dengan pertengkaran demi pertengkaran. Hubungan di antara kami juga semakin dekat dan rumah tangga saya dipulihkan secara luar biasa berkat Tuhan Yesus,” ujar Indra menutup kesaksiannya dengan tersenyum lebar.

“Kami yang pas-pasan bisa merasakan bahagia karena Yesus hadir dalam rumah tangga kami. Kami tidak pernah kekurangan,” kisah Desly dengan bahagia. (Kisah ini sudah ditayangkan 18 Februari 2008 dalam acara Solusi di SCTV).

Kamis, 23 Februari 2012

"Dalam Himatnya Sendiri."

"Dalam Himatnya Sendiri."
Dalam Hikmatnya Sendiri

Dalam Hikmatnya Sendiri, Manusia Sering Menggunakan Agama Sebagai Alat Mencapai Tujuannya!!

Penulis : Nomi Br Sinulingga

Beberapa waktu yang lalu, satu keluarga selebriti yang keluar dari agama Kristen mengatakan bahwa di dalam agama mereka yang baru, mereka mendapatkan ketenangan dan sangat cocok bagi kehidupan mereka. Mereka yang dulunya ada dalam kegiatan gerejawi dan mungkin tidak jauh dari pelayanan memiliki pandangan dan perasaan bahwa agama yang tidak mengenal Kristus itu lebih baik bagi jiwa mereka. Mereka bukanlah orang yang mudah dipengaruhi oleh orang lain untuk pindah agama. Semua yang mengenal mereka akan mengakui kalau mereka cerdas dalam pemikiran. Ketika mereka memutuskan memeluk agama yang sekarang, pastilah mereka sudah memikirkannya matang-matang. Dan dalam kebijakan mereka dan dengan penuh hikmat manusia, merekapun memberitahukan kepada umum kalau mereka bukan orang Kristen lagi.

Alkitab sudah mengingatkan supaya kita tidak menipu diri sendiri. Kesalahan yang fatal dari orang yang mengaku Kristen adalah mereka tidak menjadikan Alkitab sebagai santapan bagi jiwa mereka. Sehingga kekayaan firman Tuhan tidak pernah mereka mengerti. Manusia kadang lebih peduli dengan makanan jasmani saja, mereka mau membayar mahal kepada seorang dokter untuk mengatur makanan mereka. Mereka bisa menggunakan waktu berjam-jam untuk olahraga supaya mereka mendapat kesegaran jasmani. Tetapi untuk kebutuhan jiwa yang jauh lebih mulia daripada kebutuhan jasmani tidak mereka penuhi. Alkitab yang merupakan santapan bagi jiwa, yang akan membuat jiwa yang haus dipuaskan dan jiwa yang lapar dikenyangkan tidak pernah mereka sentuh. Olah jiwa yang akan memberikan mereka jiwa yang kuat melalui perbuatan kasih kepada sesama dan menjadi pelaku firman Tuhan, mereka abaikan.

Orang yang menyebut dirinya Kristen sering menipu dirinya sendiri, (I Kor 3 : 18). Bahkan banyak orang Kristen yang tidak pernah mengatakan, saya merasa nyaman dengan agama saya yang baru, namun sesungguhnya mereka juga nyaman dengan agama Kristen mereka yang tertera di KTP saja, tanpa pernah menjadi orang Kristen yang sesungguhnya. Agama sering menjadi alat untuk memenuhi semua yang kita inginkan dalam hidup ini. Hal ini membuat banyak orang Kristen yang memiliki pemahaman menjadi murid Kristus sangat dangkal. Agama bukan menjadi kehidupan yang mejadi nafas dalam hidup mereka tetapi agama menjadi alat bagi mereka untuk mencapai tujuan mereka.

Mereka menginginkan kenyamanan dan ketenangan dalam hidup ini dan menurut mereka seharusnya agama memberikan itu. Mereka lupa bahwa sejarah memberikan banyak bukti bahwa kedamaian dan kenyamanan mengikut Yesus bukan seperti apa yang diimpikan manusia. Hidup yang damai sejahtera dari Allah sering diwarnai dengan pengejaran dari orang yang ingin membinasakan murid Kristus, diiringi dengan kesulitan dan penyiksaan serta disingkirkan dari komunitas. Namun semua itu memberikan sejahtera dalam hati karena bisa mengalami penderitaan karena menjadi saksi Kristus.

Kedamaian yang dari Allah adalah kedamaian yang melampaui akal dan pikiran manusia.

Kita juga tidak menutup mata kalau banyak anggota permata menjadikan agama dan gereja adalah alat untuk mendapatkan keinginnya, seperti untuk mendapatkan jodoh, teman atau kepopuleran. Mereka menggumulkan teman hidup dan dengan hikmatnya sendiri mencarinya di tengah-tengah gereja. Mencari jodoh melalui kegiatan gereja tidak salah, dan memang lebih baik kita mendapatkan teman hidup dari komunitas gereja. Tetapi ketika kehadiran di tengah Permata dijadikan alat untuk mendapatkan semua yang diinginkan ini, maka mereka akan kecewa ketika tidak mendapatkannya. Kegagalan mereka mendapatkan tujuan melalui kehadirannya dalam kegiatan Permata sering membuat mereka akhirnya menjauh dari Permata. Kebutuhan akan teman hidup lebih besar daripada kebutuhan untuk bersekutu dalam tubuh Kristus. Jadi jangan heran kalau mereka bisa juga keluar dari Kristen karena mendapatkan teman hidup yang bukan agama Kristen. Tepatnya, seseorang yang menjadi religius dengan tujuan memperoleh dunia ini akan dengan senang hati membuang agama untuk memperolehnya. Yudas sudah dengan pasti memiliki tujuan dalam dunia ini dengan menjadi beragama, dia juga dengan pasti menjual agama dan Tuannya untuk tujuan yang sama.

Ketika orang Kristen karena pernikahan, jabatan atau banyak alasan lain meninggalkan agama Kristen, kita sangat sedih dan ingin melakukan sesuatu supaya hal itu tidak terjadi. Hal ini sangat baik dan memang seharusnya kita melakukan sesuatu untuk mencegahnya, karena tugas kita untuk menyatakan kebenaran kepada orang lain. Namun sering sekali mata mereka sudah tertutup dan mereka merasa bahwa keputusan mereka itu tepat dan bijak sekali, Allah mengatakan bahwa hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Dalam hikmatnya sendiri, manusia akan memperalat agama untuk memenuhi keinginannya yang fana. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia ini, akan dipilih Allah untuk mempermalukan orang-orang yang berhikmat. Dalam I Korintus 1 : 25 tertulis, sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia.

Rabu, 22 Februari 2012

"Kesuksesan - Kekayaan - Kasih."

"Kesuksesan - Kekayaan - Kasih."
Pada suatu hari ada seorang Ibu yang baru pulang dari pasar melihat ada 3 orang berjanggut di halaman rumahnya. Ketiga pria itu terlihat letih dan lapar. Ibu itu mengajak mereka masuk untuk makan, tapi mereka bertanya, “apakah suamimu sudah pulang ?” “Belum” jawab Ibu itu.

“Kalau begitu kami tidak bsa masuk.” Ketika suaminya pulang, Ibu itu menceritakan tentang ketiga orang tersebut, dan suaminya mnyuruhnya mengajak ketiga orang itu untuk masuk. Ketika ia menyuruh mereka masuk, salah seorang berjanggut itu berkata: “Yang itu bernama Kekayaan, yang itu Kesuksesan dan saya bernama Kasih. Kalian harus memilih salah satu dari kami untuk masuk ke dalam rumahmu, kami tidak bisa masuk bersama-sama.”

Ibu itu masuk ke dalam dan menceritakan apa yang dikatakan orang itu, suaminya berkata: “suruh Kekayaan masuk saja, saya ingin rumah ini penuh dengan harta Kekayaan.” Tapi Ibu itu berkata: “lebih baik Kesuksesan, biar semua pekerjaan kita selalu penuh dengan Kesuksesan dan keberhasilan.”

Anak-anak mereka berkata: “lebih baik Kasih saja, biar rumah ini selalu penuh dengan Cinta dan Kasih, tidak ada lagi pertengkaran antara papa dan mama” Akhirnya semua setuju untuk mengajak “Kasih” masuk, Ibu itu kembali ke depan dan berkata, “yang bernama “Kasih” silahkan masuk.”

Ketika orang yang bernama Kasih berjalan masuk, kedua orang yang lain mengikutinya. Si Ibu heran dan berkata, “kami hanya mengundang Kasih, kenapa kalian ikut juga?” Orang itu berkata, “Kalau Ibu memilih Kekayaan atau Kesuksesan, kami hanya bisa berjalan sendiri-sendiri. Tapi karena Ibu memilih KASIH, kami berdua akan selalu mengikutinya kemanapun dia berjalan. Sebenarnya kami berdua ini buta, hanya KASIH yg bisa melihat dan menuntun kami kemanapun dan kapanpun juga”.

Mari kita jalani hidup ini dengan Kasih dan selalu bersyukur kita masih berada diantara orang-orang yg mencintai dan mengasihi kita.

Selasa, 21 Februari 2012

"Dari Pengkhotbah cilik jadi pengidap"

."Dari Pengkhotbah cilik jadi pengidap
Pada tahun 1983, kota Tarutung, Sumatera Utara dibuat heboh oleh seorang anak balita bernama Kaleb Otniel Hutahaean yang dapat menyembuhkan orang sakit hanya dengan berdoa. Dalam waktu singkat namanya menyebar ke berbagai pelosok Indonesia, dan undangan berkotbah untuk Kaleb pun mulai membanjir.

“Orang otomatis mulai mengenal nama saya, dalam satu bulan bisa kurang lebih dua puluh harian di luar rumah,” jelas Kaleb.

Diusianya yang baru tiga tahun, Kaleb sudah harus melayani panggilan berkotbah ke berbagai penjuru kota di Indonesia. Karena hal ini, orangtua Kaleb menitipkannya ke salah satu kerabat di Jakarta.

Sekalipun Kaleb menjadi anak ajaib yang dipakai Tuhan untuk menyembuhkan banyak orang, Kaleb tetap berprilaku seperti anak pada umumnya.

“Kalau dia habis kotbah, dia turun, dia langsung main-main seperti biasa,” jelas Ibu Hutapea, ibu angkat Kaleb yang mengurusnya saat itu.

Selama sepuluh tahun lamanya, Kaleb memberitakan firman Tuhan dengan tekun dan dipakai Tuhan untuk menyembuhkan banyak orang. Namun tidak ada orang yang tahu bahwa ada sebuah pergolakan terjadi di lubuk hatinya.

“Banyak hal yang saya tidak mengerti, mengapa saya harus menjalani kehidupan yang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Ketika saya berdoa dan bertanya pada Tuhan, sepertinya Tuhan juga terdiam dan tidak menjawab. Akhirnya saya mencari jawaban-jawaban itu dengan cara saya sendiri.”

Hingga satu titik, Kaleb sudah tidak tahan lagi dan meminta ijin pada orangtuanya untuk berhenti dari pelayanan. Orangtua Kaleb dengan penuh pengertian mengijinkannya, dan Kaleb pun akhirnya bisa menjalani kehidupan normal yang ia impikan.

Ditengah masa remajanya itu, sama seperti anak-anak lain, Kaleb pun melakukan pencarian akan jati dirinya. Namun karena salah pergaulan, ia terperosok pada perangkap narkoba.

“Saya waktu itu memiliki banyak waktu luang dan ngumpul dengan teman-teman. Otomatis ngga mungkin kita ngga ngerokok, ngisep ganja bareng-bareng itu sudah pasti. Suka ngga suka, itu sudah merupakan lambang pergaulan. Kalau ngga begitu, ya ngga punya teman. Ada perasaan bangga yang sebenarnya semu, pada akhirnya saya bisa berontak, keluar dari image anak baik-baik,” demikian Kaleb mengungkapkan masa kelamnya.

Petualangan Kaleb tidak berhenti disitu, ia mulai mencoba putaw dan jarum suntik. Baginya saat itu narkoba lebih penting dari pada makan. Tapi semua itu tidak memberinya kebahagiaan, hati kecilnya berbisik dan membuatnya menyadari apa yang ia lakukan adalah salah, namun Kaleb seperti tak berkutik karena telah menjadi budak narkoba.

“Seringkali saya merasa jijik dengan diri sendiri. Di dalam diri ini menuduh, seharusnya saya bisa memiliki kehidupan yang lebih baik dari ini. Ada keinginan untuk kembali lagi ke dalam rangkulan Tuhan, hanya pada waktu itu saya tidak tahu bagaimana caranya.”

Orangtua Kaleb melihat keadaan anaknya sudah tidak terkendali lagi, untuk itu mereka mengambil langkah untuk membawa Kaleb ke panti rehabilitasi.

“Saat di panti rehabilitasi itulah saya ketemu dengan salah seorang mentor baru dimana kami banyak berbincang-bincang dan berdiskusi. Ada suatu kesan dia itu seperti sahabat, dan banyak menasihati saya dari kebenaran firman Tuhan.”

Persahabatannya dengan sang mentor membawa Kaleb kepada sebuah wawasan baru ketika suatu saat ia mencobai sang mentor.

“Saat itu saya di ruang isolasi, saya minta rokok sama dia.”

Sang mentor saat itu berkata, “Ini yang pertama kali dan yang terakhir kali, saya tidak akan pernah lagi beli.” Namun justru peristiwa itu mengubah Kaleb.

“Justru peristiwa ketika dia kasih rokok sama saya membuat saya merasa, ‘Ini dia sebenarnya yang saya cari. Ketulusan yang seperti ini. Orang yang ngga menggurui dan sungguh mengerti kondisi saya.’ Dari situ saya memutuskan untuk berhenti merokok, saya berhenti narkoba dari free sex, karena saya sudah menemukan hati Bapa ketika saya bergaul dengan mentor saya, Redolius,” kenang Kaleb.

Sembuh dari kecanduannya akan narkoba, Kaleb pun memutuskan untuk mencari kehidupan yang baru di sebuah komunitas. Dikomunitas itulah, Kaleb memutuskan untuk menjadikan hidupnya lebih baik. Empat tahun ia jalani dalam keadaan bebas dari keterikatan pada narkoba dan seks bebas serta memberikan hidupnya untuk melayani masyarakat pra sejahtera bersama teman-temannya di komunitas itu, namun sesuatu yang tidak pernah ia duga terjadi.

“Didapati paru-paru kanan saya bolong besar, paru-paru kiri saya bolong kecil-kecil.” Dokter yang menangani Kaleb menyatakan bahwa ia mengidap TBC kelenjar, TBC paru, ada jamur ditubuhnya yang merajalela dan mengalami serangan semacam asma. Namun semua penyakit itu belumlah cukup, vonis dokter yang terakhir ini membuat seakan dunia yang ia miliki hancur.

“Saya positif HIV/AIDS..”

Kaleb bertanya-tanya, mengapa semua itu diijinkan terjadi saat ia sudah bertobat dan sudah kembali melayani Tuhan. Namun dalam kondisinya yang sudah dekat dengan maut saat itu, ia tidak menyalahkan Tuhan.

“Saya menyadari betul siapa saya. Saya sadar perbuatan saya dan saya percaya bahwa Tuhan tidak pernah merencanakan sesuatu yang buruk untuk kehidupan saya.”

Selama berminggu-minggu kondisi Kaleb terus menurun, bahkan untuk bernafaspun ia sulit sekalipun sudah dibantu dengan tabung oksigen. Teman-teman sepelayanan Kaleb terus berdoa dan memberikan semangat kepada Kaleb, mereka memohon kepada Tuhan agar Kaleb diberi kesempatan kedua.

Dukungan yang diberikan oleh rekan-rekannya membuat semangat hidup bagi Kaleb, “Tuhan, kalau Tuhan kasih kesempatan untuk keluar dari ruangan ini, saya akan membuat suatu pertarungan yaitu the last battle yang benar-benar dasyat dan luar biasa. Lalu saya menerima suatu rhema dari Amsal, yaitu ‘Seperti orang yang membuat perhituangan dengan dirinya demikianlah dia.’ Dari ayat itu saya renungkan, saya belajar, baru saya dapati : oh.. ternyata untuk bangkit dari sini saya harus membuat perhitungan yang benar dulu dengan diri saya. Maka dari situ saya mulai mengubah paradigma saya, tidak lagi melihat HIV ini sebagai suatu penghukuman, bukan lagi suatu kutuk, tapi saya melihat HIV ini sebagai suatu kesempatan untuk memuliakan nama Tuhan. Saya melihat ini sebagai suatu amanah, saya melihat ini sebagai suatu tugas. Justru saya melihat seluruh kondisi kehidupan saya ini sebagai suatu kesaksian hidup untuk bercerita kepada orang bahwa pengharapan itu ada.”

Perubahan paradigma pada diri Kaleb membawa perubahan bagi tubuhnya, kondisinya mulai membaik. Setelah menjalani perawatan selama tiga bulan di rumah sakit, hasil cek kesehatan Kaleb menunjukkan sebuah perubahan yang luar biasa. Lobang pada paru-paru kiri dan kanannya telah tertutup semua, bahkan dokter yang melihat hasil roentgen-nya tidak percaya dengan hasil yang ada dan memerintahkan untuk memeriksa ulang.

“Terakhir dia cuma nanya sama saya, ‘Kamu beli nyawa berapa ratus juta?’ Saya cuma tersenyum saja.”

Virus HIV yang merupakan bayang-bayang kematian bagi Kaleb tiba-tiba tidak terdeteksi lagi, bahkan dokter menyatakan bahwa kesehatannya sama seperti orang yang tanpa HIV.

“Hal pertama yang timbul dalam pikiran saya saat itu adalah: ternyata pengharapan itu sungguh ada. Sesudah saya mengetahui fakta-fakta medis yang sangat memuaskan seperti itu, membuat saya semakin bergairah menjalani hidup saya.”

Mengalami mukjizat kesembuhan yang luar biasa itu, membuat Kaleb memutuskan sebuah komitmen yang baru.

“Dulu waktu saya kecil saya melayani berdasarkan kasih karunia, bukan kehendak saya. Komitmen saya kepada Tuhan setelah Tuhan percayakan kehidupan yang kedua ini pada saya, ialah saya melayani dengan hati.”

Perjalanan hidupnya ketika menjalani hidup yang baru ini tidaklah semudah membalik telapak tangan. Masih ada godaan dari teman-temannya yang masih menggunakan narkoba, namun dengan kasih karunia Tuhan dia mampu menolak semua itu. Hatinya tidak lagi tertarik dengan semuanya itu.

“Satu alasan mengapa saya tidak kembali ke kehidupan saya yang lama adalah karena kehidupan yang saya jalani sekarang lebih baik daripada kehidupan saya yang dulu,” ungkap Kaleb sambil tersenyum. (Kisah ini ditayangkan 16 Februari 2011 dalam acara Solusi Life di O’Channel.

Senin, 20 Februari 2012

HATI PANCARAN KEHIDUPAN

"Hati Pancaran Kehidupan."
HATI PANCARAN KEHIDUPAN

Ams 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Sakit gigi memang tidak mengenakkan karena segala macam makanan tidak dapat dimakan dengan baik. Ketika memakan daging, terasa makanan ini begitu menyakitkan untuk disentuh oleh gigi. Setiap makanan yang masuk ke mulut tidak ada yang enak untuk dimakan, semuanya terasa menyakitkan. Gigi terasa nyut-nyut dan rasanya hati dan pikiran tidak dapat berjalan dengan sinergis. Ternyata sakit gigi membuat semua makanan tidak dapat masuk ke dalam perut dengan sempurna dan menyebabkan makanan tersebut juga tidak dapat menjadi sari makanan dengan sempurna serta hasilnya kekuatan tubuh menjadi lemah.

Sakit hati hampir sama dengan kondisi sakit gigi. Kalau seseorang mengalami sakit gigi, semua makanan akan sulit untuk masuk ke dalam mulut dan perut, demikian juga dengan sakit hati. Ketika seseorang sakit hati terhadap orang lain, maka setiap informasi yang diterima dari luar yang hendak masuk ke dalam pikiran akan sangat menyakitkan dan sangat sulit untuk dicerna. Ketika orang yang sakit hati mendengar informasi mengenai orang yang menyakitinya mengalami penderitaan atau mengalami kesenangan, maka spontan hati ini akan mengatakan yang tidak baik mengenai orang tersebut. Sebaliknya, ketika hati yang sakit diisi dengan firman Tuhan, maka setiap firman Tuhan yang disampaikan akan sulit untuk diterima oleh pikiran. Itu sebabnya dikatakan oleh kitab Amsal agar kita menjaga hati karena dari situlah terpancar kehidupan.

Masalah hati memang sangat penting karena setiap tindakan kita ditentukan oleh bagaimana hati kita berbicara. Ketika hati kita merasa benci kepada orang lain, maka sikap kita bila bertemu dengannya akan penuh dengan dendam dan akan berusaha untuk menjatuhkannya. Ketika hati lagi patah hati terhadap pacar yang meninggalkan kita tanpa alasan yang jelas, maka sikap kita terhadap orang lain terutama lawan jenis akan menjadi hambar. Ketika hati ini dipenuhi oleh dendam pada seseorang, maka pikiran dan tindakan kita akan mencari cara untuk menghancurkan orang tersebut. Ketika hati kita merasa cemburu kepada orang lain yang lebih berhasil, disanalah akan timbul tindakan anarkhis terhadap sesama. Ada begitu banyak sikap perilaku yang menyimpang apabila hati ini sakit karena makanan berupa informasi yang baik dan juga firman Tuhan yang dapat menguatkan hati tidak dapat masuk dengan baik. Itu sebabnya firman Tuhan mengatakan agar jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Tuhan, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang (Ibrani 12:15). Ini mengandung arti agar hati tetap bersyukur dan selalu dekat dengan kasih karunia Tuhan sehingga hati ini tetap sehat dan kuat serta selalu bersuka cita. Ketika hati ini merasa sakit, ketika hati mengalami kesakitan karena dicederai oleh orang lain, ingatlah untuk segera menyembuhkannya di dalam kasih karunia Tuhan, sehingga tidak timbul dendam, iri hati, kedengkian, kemarahan, ketidaksabaran dan lain sebagainya yang akan membuat hati kita semakin hancur. Mari kita untuk selalu menjaga hati kita dengan penuh kewaspadaan. Ampunilah setiap orang yang bersalah kepada kita yang dapat mencemari hati dan dapat membuat adanya perasaan dendam, iri, curiga dan lain sebagainya sehingga kita dapat menerima setiap informasi dan firman Tuhan dengan baik. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Minggu, 19 Februari 2012

"Mengapa Orang jatuh bangun dalam Dosa?"

"Mengapa Orang jatuh bangun dalam Dosa?
mengapa orang jatuh bangun dalam dosa?
Cobalah jawab pertanyaan berikut :
Apakah Anda pernah berbuat dosa?
Apakah Anda pernah mengambil keputusan untuk bertobat dari dosa yang Anda lakukan?
Apakah Anda pernah mengambil keputusan bertobat dari dosa, tetapi tidak lama kemudian jatuh lagi dalam dosa yang sama?

Mengapa banyak orang yang ketika tersentuh dengan Firman Tuhan yang didengarnya dan telah mengambil keputusan untuk bertobat dari dosa yang telah dilakukan, tetapi tidak lama kemudian jatuh lagi dalam dosa yang sama?
Mengapa? Maz 119:9 => Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
Karena orang tersebut tidak hidup dalam Firman Tuhan tersebut.
Mari kita lihat perumpamaan tentang seorang penabur di Matius 13:19-22.
Benih yang ditabur di pinggir jalanOrang yang tidak mengerti Firman yang didengar dan tidak mau bertobat dan akhirnya tetap hidup dalam dosa.
Benih yang ditabur di batu-batuOrang yang menerima Firman dan mengambil keputusan untuk bertobat, tetapi tidak tahan/kuat dalam pencobaan, akhirnya kompromi dengan dosa dan kemudian jatuh dalam dosa lagi.
Benih yang ditabur di semak duriOrang yang menerima Firman dan mengambil keputusan untuk bertobat, tetapi ada yang menggeser Firman tersebut, misalnya pergaulan yang buruk, terikat dengan game, foya-foya, dugem, dll. Akibatnya orang tersebut lupa akan Firman tersebut dan akhirnya jatuh lagi dalam dosa bahkan melahirkan dosa baru.
Semuanya ini terjadi karena orang tersebut tidak hidup dalam Firman Tuhan. Hanya Firman Tuhan yang bisa membebaskan kita dari jerat dosa. Jika kita tidak hidup dalam Firman Tuhan, maka dosa masih akan tetap berkuasa atas kita.
Bagamana cara bangkit dari dosa ?
Membuat komitmen/keputusan untuk bertobatTanpa komitmen/keputusan untuk bertobat kita akan menjadi semakin kompromi dengan dosa. Karena itu komitmen untuk bertobat adalah langkah awal yang sangat penting.
Lakukan komitmen tersebut dan isi dengan Firman Tuhan
Matius 7:24-27 dan Lukas 11:24-26Ketika kita memutuskan untuk bertobat, maka kita harus isi hidup kita dengan Firman Tuhan dan bukan mengalihkannya dengan hal lain, sebab hanya dengan Firman Tuhan kita bisa terbebas dari jerat dosa. Jika kita tidak mengisinya dengan Firman Tuhan, maka dosa itu akan menghampiri kita lagi.
Tetaplah taat, setia, dan terus-menerus hidup dalam Firman TuhanBagaimana kesetiaan teruji? Jika ada hal yang mulai menggoncang komitmen kita. Kadangkala ada godaan untuk kita melakukan dosa tersebut, tapi ingatlah saat itulah kesetiaan kita teruji, kita harus berkata tidak terhadap dosa dan jangan sekali-kali kompromi dengannya
Miliki teman komit yang bisa saling menguatkan
Pengkotbah 4:9-12Dengan adanya teman komit, kita akan saling diperkuat, dijaga, dan didukung untuk terus hidup dalam Firman Tuhan.
Di Ulangan 30:15-20 Tuhan menghadapkan kita kepada dua pilihan, apakah kita mau memilih berkat atau kutuk. Pilihan ada di tangan kita.Jika kita memilih hidup dalam Firman Tuhan maka Ulangan 28:1-2 akan terjadi dalam hidup kita, tetapi jika kita lebih memilih hidup dalam dosa maka Ulangan 28:15 yang akan terjadi dalam hidup kita.
Jangan pernah mengijinkan benih-benih dosa mengambil sekecil apapun dari hidup kita untuk bertumbuh. Saat kita telah menganggap sepele perkara-perkara dosa dan memberi tempat dalam hidup kita, maka tanpa kita sadari, ia akan menghancurkan hidup kita. Sekali tabur dosa kehidupan rohani menurun, dua kali tabur dosa keinginan dunia akan terlihat lebih menyenangkan, tiga kali tabur dosa hubungan dengan Tuhan akan semakin menjauh.
Janganlah kompromi dengan dosa, hiduplah dalam Firman agar kita kuat dan terbebas dari jerat dosa.

Sabtu, 18 Februari 2012

"Rencana Tuhan selalu Baik adanya."

"Rencana Tuhan selalu Baik adanya."
Hari ini aku kembali disadarkan oleh pemeliharaan Tuhan yang sangat luar biasa dalam hidupku. Sungguh Tuhanku adalah Tuhan yang sangat mengasihiku dan tidak pernah meninggalkanku sedetik pun.

Siang tadi sepulang dari misa di gereja aku dihadapakan pada 2 pilihan yaitu langsung pulang ke rumah atau mampir dahulu ke mall untuk membeli beberapa keperluan yang sebetulnya bisa ditunda. Akan tetapi, seperti ada dorongan untuk menyuruh aku tetap mampir ke mall terlebih dahulu yang akhirnya memang aku pergi ke mall. Langit masih tampak cerah pada saat itu walaupun sedikit tertutup awan namun tidak tampak tanda-tanda akan hujan.

Setelah sampai di mall segera aku menuju ke tempat makan karena memang perut sudah lapar. Jam sudah menunjukkan pukul 11.45 pada saat itu. Ketika sedang menunggu makanan, aku mendengar bunyi hujan yang sangat deras. Langsung aku tersadar dan bersyukur pada Tuhan, apa jadinya kalau aku mengikuti kata hatiku dan langsung pulang ke rumah. Kalau pulang ke rumah pastilah aku akan kehujanan, karena tentunya aku akan naik angkutan umum karena jarang ada taxi yang lewat. Setelah turun dari angkutan umum tersebut aku masih harus berjalan kaki kurang lebih 7 menit tanpa payung karena pada saat itu aku tidak membawa payung.

Melalui peristiwa tersebut, aku disadarkan kembali bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkanku meski dalam perkara-perkara kecil. Aku merasa malu kepada Tuhan karena sebelumnya aku masih sering merasa khawatir tentang masa depanku, aku masih sering khawatir tentang pekerjaanku, tentang kesehatanku. Dengan peristiwa itu, aku serasa mendapat peneguhan kembali bahwa aku tidak perlu takut, aku tidak perlu khawatir karena Tuhan sudah sediakan semuanya, Tuhan sudah merencanakan sesuatu yang indah untukku pada saatNYA nanti. Aku hanya tinggal mengikuti semua ini dan mempercayakan semuanya pada pengaturanNya.

Pada saat ini, aku ingin memohonkan satu hal kepadaMu ya Tuhan. Aku tidak mohon agar semua masalah ini lepas daripadaku tetapi aku mohon bantulah aku agar aku mampu melewati semua halangan dan rintangan yang harus kuhadapi dalam hidupku agar aku dapat menikmati saat-saat indah yang telah Kau siapkan untukku. Terima kasih Tuhanku. Engkau Bapa yang sangat baik yang tidak pernah meninggalkanku.

Jumat, 17 Februari 2012

"Hati adalah Jiwa."

"Hati adalah Jiwa."
Seorang pria telungkup di tengah lapangan yang luas di bawah teriknya sinar matahari, dengan tas disampingnya. Lalu segerombolan orang menghampiri dan memeriksa keadaan pria tersebut. Meninggal, kata salah satu orang gerombolan tersebut. Mereka kemudian sepakat membuka tas disamping pria itu dan mencari tahu apa yang sebenarnya yang terjadi. Ternyata mereka semua berpikiran sama, andai tas itu terbuka sesaat sebelumnya, maka pria tersebut mungkin tidak meninggal dalam keadaan seperti ini.

Apakah isi tas itu?? Ternyata isi tas itu adalah parasut. Parasut itu gagal terbuka pada saat si pria melakukan terjun payung. Memang sangat menyedihkan dan naas. Parasut yang tidak begitu besar menjadi penentu keselamatan jiwa para penerjun payung. Dan...begitu jugalah hati kita. Hati hanya akan berfungsi jika dalam keadaan terbuka. Hati akan menjadi penyelamat.

Kita akan menyerap petunjuk lebih mudah, menerima hidayah lebih mudah dan berprilaku lebih mulia. Jangan biarkan hati tertutup dengan butir-butiran kotoran hati, yang akan kian menebal jika tidak segera dibersihkan. Karena pada keadaan tertentu, kotoran hati tidak dapat dibersihkan hanya dengan sekali-dua kali kilapan 'wing porselen'!! Kotoran hati tersebut sudah menjadi bagian dari perilaku dan sikap keseharian manusia.
Oleh karena itu :

"Perhatikanlah hatimu karena ia akan menjadi fikiranmu
Perhatikanlah fikiranmu karena ia akan menjadi perkataanmu
Perhatikanlah perkataanmu karena ia akan menjadi perbuatanmu
Perhatikanlah perbuatanmu karena ia akan menjadi kebiasaanmu
Perhatikanlah kebiasaanmu karena ia akan menjadi karaktermu
Dan ...............
Perhatikanlah karaktermu karena ia akan menjadi lintasan hatimu"

Semuanya kembali ke diri kita masing-masing. Tanyakan pada diri sendiri apa yang akan terlintas dalam hati kita pada saat ini, saat itu, dalam keadaan ini, dan jika berada dalam keadaan itu.

Karena kalau bukan diri sendiri yang bertanya lalu siapa lagi.......???

Kamis, 16 Februari 2012

"Datanglah Sebagaimana Adanya."

 "Datanglah Sebagaimana Adanya."
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dalam ketidak percayaan. Tidak mungkin ini tempatnya. Sebenarnya, tidak mungkin aku diterima di sini. Aku sudah diberi undangan beberapa kali, oleh beberapa orang yang berbeda, dan baru akhirnya memutuskan untuk melihat tempatnya seperti apa sih. Tapi, tidak mungkin ini tempatnya. Dengan cepat, aku melihat pada undangan yang ada di genggamanku. Aku memeriksa dengan teliti kata-katanya, "Datanglah sebagaimana adanya kamu. Tidak perlu ditutup-tutupi," dan menemukan lokasinya.

Ya.. aku berada di tempat yang benar. Aku mengintip lewat jendelanya sekali lagi dan melihat sebuah ruangan yang penuh dengan orang-orang yang dari wajahnya terpancar sukacita. Semuanya berpakaian rapi, diperindah dengan pakaian yang bagus dan terlihat bersih seperti kalau mereka makan di restoran yang bagus. Dengan perasaan malu, aku memandang pada pakaianku yang buruk dan compang camping, penuh dengan noda. Aku kotor, bahkan menjijikan.

Bau yang busuk ada padaku dan aku tidak dapat membuang kotoran yang melekat pada tubuhku. Ketika aku akan berputar untuk meninggalkan tempat itu, kata-kata dari undangan tersebut seakan-akan meloncat keluar, "Datanglah sebagaimana kamu adanya. Tidak perlu ditutup-tutupi."

Aku memutuskan untuk mencobanya. Dengan mengerahkan semua keberanianku, aku membuka pintu restoran dan berjalan ke arah laki-laki yang berdiri di belakang panggung.

"Nama Anda, Tuan ?" ia bertanya kepadaku dengan senyuman.

"Daniel F. Renken," kataku bergumam tanpa berani melihat ke atas. Aku memasukkan tanganku ke kantongku dalam-dalam, berharap untuk dapat menyembunyikan noda-nodanya.

Ia sepertinya tidak menyadari kotoran yang berusaha aku sembunyikan dan ia melanjutkan, "Baik, Tuan. Sebuah meja sudah dipesan atas nama Anda. Anda mau duduk ?"

Aku tidak percaya atas apa yang aku dengar! Aku tersenyum dan berkata,"Ya, tentu saja!"

Ia mengantarkanku ke sebuah meja dan, cukup yakin, ada plakat dengan namaku tertera dengan tulisan tebal merah tua.

Ketika aku membaca-baca menunya, aku melihat berbagai macam hal-hal yang menyenangkan tertera di sana. Hal-hal tersebut seperti "damai", "sukacita","berkat", "kepercayaan diri","keyakinan", "pengharapan", "cinta kasih", "kesetiaan", dan "pengampunan".

Aku sadar bahwa ini bukan restoran biasa! Aku mengembalikan menunya ke depan untuk melihat tempat di mana aku berada. "Kemurahan Tuhan," adalah nama dari tempat ini!

Laki-laki tadi kembali dan berkata, "Aku merekomendasikan sajian spesial hari ini. Dengan memilih spesial menu hari ini, Anda berhak untuk mendapatkan semua yang ada di menu ini."

Kamu pasti bercanda! pikirku dalam hati. Maksudmu, aku bisa mendapat SEMUA yang ada dalam menu ini?

"Apa menu spesial hari ini?" aku bertanya dengan penuh kegembiraan.

"Keselamatan," jawabnya.

"Aku ambil," jawabku spontan.

Kemudian, secepat aku membuat keputusan itu, kegembiraan meninggalkan tubuhku. Sakit dan penderitaan merenggut lewat perutku dan air mata memenuhi mataku.

Dengan menangis tersedu sedan, aku berkata, "Tuan, lihatlah diriku. Aku ini kotor dan hina. Aku tidak bersih dan tidak berharga. Aku ingin mendapat semuanya ini, tapi aku tidak dapat membelinya."

Dengan berani, laki-laki itu tersenyum lagi.

"Tuan, Anda sudah dibayar oleh laki-laki di sebelah sana," katanya sambil menunjuk pintu masuk ruangan. "Namanya Yesus."

Aku berbalik, aku melihat seorang laki-laki yang kehadirannya membuat terang seluruh ruangan itu.

Aku melangkah maju ke arah laki-laki itu, dan dengan suara gemetar aku berbisik, "Tuan, aku akan mencuci piring-piring atau membersihkan lantai atau mengeluarkan sampah. Aku akan melakukan apa pun yang bisa aku lakukan untuk membayar-Mu kembali atas semuanya ini."

Ia membuka tangannya dan berkata dengan senyuman, "Anakku, semuanya ini akan menjadi milikmu, cukup hanya bila kamu datang kepadaKu. Mintalah pada-Ku untuk membersihkanmu dan Aku akan melakukannya. Mintalah padaKu untuk membuang noda-noda itu dan itu terlaksana. Mintalah padaKu untuk mengijinkanmu makan di meja-Ku dan kamu akan makan. Ingat, meja ini dipesan atas namamu. Yang bisa kamu lakukan hanyalah MENERIMA pemberian yang sudah Aku tawarkan kepadamu."

Dengan kagum dan takjub, aku terjatuh di kakiNya dan berkata, "Tolong, Yesus. Tolong bersihkan hidupku. Tolong ubahkan aku, ijinkan aku duduk di meja-Mu dan berikan padaku sebuah hidup yang baru."

Dengan segera aku mendengar, "Sudah terlaksana."

Aku melihat pakaian putih menghiasi tubuhku yang sudah bersih. Sesuatu yang aneh dan indah terjadi. Aku merasa seperti baru, seperti sebuah beban sudah terangkat dan aku mendapatkan diriku duduk di mejaNya.

"Menu spesial hari ini sudah dipesan," kata Tuhan kepadaku. "Keselamatan menjadi milikmu."

Kami duduk dan bercakap-cakap untuk beberapa waktu lamanya dan aku sangat menikmati waktu yang kuluangkan denganNya. Ia berkata kepadaku, kepadaku dan kepada semua orang, bahwa Ia ingin aku kembali sesering aku ingin bantuan lain dari kemurahan Tuhan. Dengan jelas Ia ingin aku meluangkan waktuku sebanyak mungkin denganNya.

Ketika waktu sudah dekat bagiku untuk kembali ke 'dunia nyata', Ia berbisik padaku dengan lembut, "Dan Daniel, AKU MENYERTAI KAMU SELALU."

Dan kemudian, Ia berkata sesuatu yang tidak akan pernah aku lupakan.

Ia berkata, "Anakku, lihatkah kamu beberapa meja yang kosong di seluruh ruangan ini?"

"Ya, Tuhan. Aku melihatnya. Apa artinya?" jawabku.

"Ini adalah meja-meja yang dipesan, tapi tiap-tiap individu yang namanya tertera di tiap plakat ini belum menerima undangan untuk makan. Maukah kamu membagikan undangan-undangan ini untuk mereka yang belum bergabung dengan kita?" Yesus bertanya.

"Tentu saja," kataku dengan kegembiraan dan memungut undangan tersebut.

"Pergilah ke seluruh bangsa," Ia berkata ketika aku pergi meninggalkan restoran tersebut.

Aku berjalan masuk ke "Kemurahan Tuhan" dalam keadaan kotor dan lapar. Ternoda oleh dosa. Asalku bagai kain tua yang kotor. Dan Yesus membersihkanku. Aku berjalan keluar seperti orang yang baru.. berbaju putih, seperti Dia. Dan, aku menepati janjiku pada Tuhanku.

Aku akan pergi.

Aku akan menyebarkan luaskan perkataanNya.

Aku akan memberitakan Injil ...

Aku akan membagikan undangan-undangannya.

Dan aku akan memulainya dengan kamu.

Pernahkah kamu pergi ke restoran "Kemurahan Tuhan?" Ada sebuah meja yang dipesan atas namamu, dan inilah undangan untukmu... "DATANGLAH SEBAGAIMANA KAMU ADANYA. TIDAK PERLU DITUTUP-TUTUPI."

Rabu, 15 Februari 2012

"Indahnya Pengampunan."

"Indahnya Pengampunan."
Aku mengetuk pintu rumah bercat pagar coklat itu. Kulihat jam tanganku. Jam empat tepat. Beberapa saat kemudian, pintu rumah terbuka. Di hadapanku muncul seorang wanita tua yang agak pendek, dan kurus.

“Mau cari siapa, ya?” katanya heran sambil menatapku.

“Em.. saya teman sekolah Dennis.. Dennisnya ada?” tanyaku sambil menatapnya.

“Oh, sebentar ya, Non, dilihat dulu. Dari tadi pagi sih Den Dennisnya belum keluar. Sarapannya saja sudah saya bawa ke kamarnya, tapi tidak dimakan.” paparnya jelas.

“Memangnya Dennis sakit apa?”tanyaku.

Wanita tua itu mendekatkan dirinya padaku dan membisikkan di telingaku: ”Bukan sakit, Non. Den Dennis sepertinya stress. Dari kemarin malam, Ibu dan Bapa bertengkar terus. Den Dennis mencoba melerai, tapi malah dimarahi Bapa dan disuruh masuk kamar. Sampai sore ini Den Dennis belum keluar. Padahal tadi pagi dan siang Ibu sudah bikinin makanan buat Den Dennis.”

Aku kaget setengah mati. Sekarang aku baru mengerti apa yang Dennis masalahkan saat ini.

“Siapa, Mbo?” tiba-tiba ada suara dari dalam.

“Anu, Bu, ada temannya Den Dennis.” lapornya.

“Permisi, Tante. Hari ini Dennis ngga sekolah. Saya teman sekelasnya Dennis, mau menengok Dennis. Bisa saya ketemu sama dia?” aku mencoba mengungkapkan maksudku dengan sopan.

“Oh, Dennisnya lagi tidur tuh, tadi pagi kepalanya agak pusing. Jadi hari ini tidak sekolah. Padahal tidak usah ditengok, besok juga pasti sudah sembuh.” katanya pura-pura berbohong.

“Siapa bilang Dennis sakit?” Dennis tiba-tiba muncul dari pintu ruang tamu.

Ibunya pasti kaget setengah mati. Tapi wajahnya masih menunjukkan wajah tidak berdosa.

“Oh, kamu sudah bangun? Mama kira kamu masih tidur.” jelasnya lagi.

Kedua tangannya masuk ke dalam kantong celana pendeknya, Dennis menghampiriku, memegang lenganku dan menggiringku ke dalam. Mama Dennis bingung setengah mati, termasuk wanita tua itu, termasuk aku.

Dennis membawaku masuk ke dalam kamarnya. Kamarnya begitu besar, mungkin dua kali lipat kamarku.

“Ngga apa-apa aku masuk ke kamar kamu?” kataku ketika menutup pintu kamar dan melepaskan tanganku.

“Ada apa ke sini?” tanyanya ketus.

Setelah aku duduk di sofanya, “Em.. kukira kamu sakit. Jadi aku ke sini. Kamu belum makan siang, kan? Nih, aku bawain makanan buat kamu. Oh, ya aku juga bawa catetan pelajaran yang tadi diajarin.” kataku menyodorkan semua barang bawaanku.

Dia menatapku tanpa berbicara sepatah kata pun. Aku pun jadi ‘salting’ dibuatnya.

“Kenapa ngeliatin aku kayak gitu? Kamu ngga suka ya?” kataku. Dia tetap diam.

Lalu aku berdiri: ”Ya udah, deh, aku pulang dulu. Sori yah udah ganggu waktu kamu.”

Ketika aku berbalik hendak berjalan menuju pintu, Dennis memegang tanganku. Aku heran juga kaget.

Dia berkata padaku, dengan wajah yang memelas dan mata yang berkaca-kaca: ”Please, temenin aku ngobrol..!”

Aku melepaskan genggamannya dan duduk lagi.

“Sorri.” katanya singkat.

“Kamu lagi ada masalah, ya?”

“Lo udah tau..” tanyanya datar.

Aku pun mengangguk pelan.

“Tadi pembantumu yang cerita.” kataku singkat.

“Gua harus gimana?” tanyanya putus asa. Air matanya hampir keluar.

“Sebenernya aku ngga tau kejadian lengkapnya. Tapi aku cuma mau kasih tau, Tuhan udah ijinin semuanya terjadi. Tuhan juga pasti akan kasih jalan keluarnya. Dan aku tau, di balik semua ini, Tuhan pasti kasih kamu sebuah janji yang indah. Ini rencana Tuhan buat kamu dan keluarga kamu. Semua datang untuk pergi. Bawa ortumu dalam doa, dan yakin dengan iman kalau Tuhan akan jawab semua doamu.” kataku mencoba menghibur.

Kata-kataku membuat dia menangis.

“Tapi kenapa Tuhan ijinkan semua ini terjadi sama aku?” tanyanya sedih.

“Tuhan mungkin cuma pengen nguji iman kamu. Apakah kamu tahan menghadapi semua ini? Atau justru malah putus asa dan menyerah.” kataku lagi.

“Aku udah ngga tau harus ngapain lagi sekarang.. Aku udah putus asa, mendingan mati aja deh.”

“Kamu tau, ketika kamu ucapin kalimat itu, seluruh surga sedih, apalagi Tuhan. Dia udah bela-belain turun ke dunia buat selamatin kamu dari maut. Tapi kamu malah menyerahkan diri kamu kepada maut.” kataku.

“Tapi semua orang kan pasti mati. Kenapa sih Tuhan ngga cabut nyawa gua sekarang aja?! Gua tuh udah bosen hidup. Apa gua hidup cuma buat ngeliatin ortu bertengkar terus? Ngeliat mereka cerai dan gua ngga tau harus gimana?” tanyanya mulai marah.

“Nis, aku tau perasaan kamu. Aku tau kamu sakit hati banget sama kedua ortu kamu. Tapi apa waktu Yesus ditangkep dan dihakimin dia sakit hati sama orang-orang itu? Dia malah nempelin lagi telinga orang yang nangkep Dia gara-gara dipotong ama muridNya.”

“Tuhan, Tuhan! Gua, gua! Ngga ada hubungannya. Lo ngebandingin gua ama Tuhan. Udah deh ngga usah bawa-bawa Tuhan segala! Coba bayangin kalo lo di posisi gua sekarang!” katanya marah. Dia berdiri dan berjalan ke jendela.

“Kalo aku jadi kamu, aku akan bawa mereka dalam doa. Aku akan berdoa buat mereka. Karena kuasa doa betul-betul dahsyat...”

“Lo cuma doa doang? Mana bisa berenti sampe situ? Sampe tiga taon lo berdoa juga ga bakal dapet jawabannya.” tudingnya lagi.

“Aku juga bakal ngasih mereka pengertian dan kasih sayang seorang anak.” kataku menunduk.

“Lo jangan sok rohani deh, gua ngga suka!”katanya ketus.

Aku mulai menangis. Kamar itu sunyi senyap beberapa saat. Entah kenapa, aku tak sanggup lagi menahan air mataku. Seakan-akan aku ikut merasakan kesedihan di hatinya.

“Yesus perduli hidupmu. Kamu berharga di mataNya, karena Dia sayang sama kamu. Dia mau kamu menyerahkan semua masalahmu dan Tuhan akan selesaikan.” kataku sambil menangis.

Dennis pun menangis. Hatinya dijamah Tuhan dan Roh Kudus bekerja atasnya. Kedua kakinya lemah dan dia jatuh berlutut di atas karpet kamarnya yang tebal itu.

Dia menangis sejadi-jadinya. Aku mendekatinya dan ikut berlutut.

“Yesus sayang kamu..” kuulangi kata-kataku dengan penuh perasaan. Dan dia menangis lagi.

Aku mulai tumpang tangan atasnya, dan berdoa buat dia. Aku mengajaknya untuk memaafkan kedua orang tuanya. Tuhan menghapus kepahitan Dennis atas kedua orang tuanya.

Setelah kurang lebih setengah jam aku mendoakannya, dan Dennis sudah berhenti menangis, aku mengingatkannya lagi untuk selalu mendoakan kedua orang tuanya dan memberikan mereka kasih yang datang dari surga.

Jam menunjukkan pukul setengah enam. Aku masih membantunya menyalin semua catatan yang aku bawa tadi sore untuknya. Hatinya sekarang sudah agak tenang, dan menampilkan sifat aslinya yang ceria dan penuh humor. Tak lupa aku katakan pesan Bu Catherine tadi siang untuk membawa surat sakitnya besok.

“Besok sekolah, kan?” tanyaku.

“Sure!” jawabnya mantap.

“Gitu, dong!” kataku sambil tersenyum.

Pintu kamar Dennis diketuk dari luar. Pembantunya masuk membawakan mereka makanan dan minuman. Wanita tua itu heran mengapa tiba-tiba tuannya jadi ceria begini.

Aku hanya tersenyum padanya. Setelah itu dia keluar. Mama Dennis tiba-tiba masuk ketika kami sedang membuat PR bersama-sama sambil ngobrol.

Dia heran melihat perlakuan anak laki satu-satunya yang berubah drastis selama 2 jam.

“Lagi apa sih?” katanya bertanya penasaran.

“Buat PR.” jawab Dennis sambil tersenyum. Mama Dennis lebih heran lagi ketika melihat Dennis bisa tersenyum.

Terima kasih Tuhan, Kau kembalikan Dennis seperti aslinya. Terima kasih kau sudah menjamah hatinya dan memberikannya hati yang baru..

Tut.. tut.. Nokia-ku berbunyi nyaring. SMS dari Dennis.

“Thanks, ya Nes, lo orang pertama yang paling baek dan perhatian, yang pernah gua kenal. Gua seneng banget lo, Mama udah bisa ngampunin Papa, tadi kita doa sama-sama buat Papa. Baru pertama kali aku liat Mama nangis buat Papa….”

Aku tersenyum dari membalas SMS-nya: “Jangan terima kasih sama aku, tapi sama Tuhan yang mau pulihkan keluarga kamu. Terus berjuang, ya! Aku yakin pasti Tuhan jawab doa kamu. Aku juga bantu doa, kok.”

Sebulan setelah itu, semuanya sudah berubah total. Rumah yang sebesar bahtera Nuh itu, yang tadinya penuh ketegangan dan ketakutan, telah berubah menjadi rumah ‘hidup’ yang penuh keceriaan dan tawa.

Doa-doa yang kami panjatkan selama ini Tuhan dengar dan lewat semua kejadian yang Dia ijinkan terjadi pada Dennis sekeluarga, Tuhan buka mata Dennis, mengubah jalan pikiran dan juga hatinya.

Berangsur-angsur Papa Dennis sadar akan sikapnya selama ini yang terlalu gila kerja dan membiarkan istrinya mengurus rumah tangganya sendiri tanpa dukungan seorang suami.

Selama ini Dennis menunjukkan kasihnya kepada orang tuanya dan lewat itu, mereka sadar. Mereka mulai kembali pergi ke gereja setiap minggu , beribadah bersama. Dan, satu keluarga lagi yang telah diselamatkan...

II Korintus 2:10

“Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni, seandainya ada yang harus kuampuni, maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus,..”

Matius 21:22

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."

Selasa, 14 Februari 2012

"Remaslah Tanganku dan Akan Kukatakan Aku Sayang Kamu."

"Remaslah Tanganku dan Akan Kukatakan Aku Sayang Kamu."
Ingatkah ketika masih kecil kamu jatuh dan terluka? Ingatkah apa yang dilakukan ibumu untuk meringankan rasa sakit?

Ibuku, Grace Rose, selalu menggendongku, membawaku ke tempat tidurnya, mendudukkan diriku, lalu mencium “aduh”-ku. Lalu ia duduk di tempat tidur di sampingku, meraih tanganku dan berkata, “Kalau sakit, remas saja tangan Ibu. Nanti akan kukatakan Aku sayang kamu.

Sering aku meremas tangannya, dan setiap kali, tak pernah luput, aku mendengar kata-kata, “Mary, Ibu sayang kamu.”

Kadang-kadang aku pura-pura sakit hanya supaya aku memperoleh ritual itu darinya. Waktu aku lebih besar, ritual itu berubah, tapi ia selalu menemukan cara untuk meringankan rasa sakit dan meningkatkan rasa senang yang kurasakan dalam berbagai bagian hidupku.

Pada hari-hari sulit di SMU, ia akan menawarkan sebatang cokelat almond Hershey kesukaannya saat aku pulang. Semasa usiaku 20-an, Ibu sering menelepon untuk menawarkan piknik makan siang spontan di Taman Eastbrook untuk sekadar merayakan hari cerah dan hangat di Wisconsin.

Kartu ucapan terima kasih yang ditulisnya sendiri tiba di kotak pos setiap kali ia dan ayahku berkunjung ke rumahku, mengingatkanku betapa istimewanya aku baginya.

Tapi ritual yang paling berkesan adalah genggamannya pada tanganku saat aku masih kecil dan berkata, “Kalau sakit, remaslah tangan Ibu dan akan kukatakan aku sayang kamu.”

Suatu pagi, saat aku berusia akhir 30-an, setelah orangtuaku berkunjung pada malam sebelumnya, ayahku meneleponku di kantor. Ia selalu berwibawa dan jernih saat memberi nasehat, tapi aku mendengar rasa bingung dan panik dalam suaranya.

“Mary, ibumu sakit dan aku tak tahu harus berbuat apa. Cepatlah datang kemari.”

Perjalanan mobil 10 menit ke rumah orangtuaku diiringi oleh rasa takut, bertanya-tanya apa yang terjadi pada ibuku. Saat aku tiba, Ayah sedang mondar-mandir di dapur sementara Ibu berbaring di tempat tidur. Matanya terpejam dan tangannya berada di atas perut. Aku memanggilnya, mencoba menjaga agar suaraku setenang mungkin.

“Bu, aku sudah datang.”

“Mary?”

“Iya, Bu.”

“Mary, kaukah itu?”

“Iya, Bu, ini aku.”

Aku tak siap untuk pertanyaan berikutnya, dan saat aku mendengarnya, aku membeku, tak tahu harus berkata apa.

“Mary, apakah Ibu akan mati?”

Air mata menggenang dalam diriku saat aku memandang ibuku tercinta terbaring di situ tak berdaya. Pikiranku melayang, sampai pertanyaan itu terlintas dalam benakku: ‘Jika keadaannya terbalik, apa yang akan dikatakan Ibu padaku?’

Aku berdiam sejenak yang terasa seperti jutaan tahun, menunggu kata-kata itu tiba di bibirku.

“Bu, aku tak tahu apakah Ibu akan mati, tapi kalau memang perlu, tak apa-apa. Aku menyayangimu.”

Ia berseru, “Mary, rasanya sakit sekali.”

Lagi-lagi, aku bingung hendak berkata apa. Aku duduk di sampingnya di tempat tidur, meraih tangannya dan mendengar diriku berkata, “Bu, kalau Ibu sakit, remaslah tanganku, nanti akan kukatakan, aku sayang padamu.”

Ia meremas tanganku.

“Bu, aku sayang padamu.”

Banyak remasan tangan dan kata “aku sayang padamu” yang terlontar antara aku dan ibuku selama dua tahun berikutnya, sampai ia meninggal akibat kanker indung telur.

Kita tak pernah tahu kapan ajal kita tiba, tapi aku tahu bahwa pada saat itu, bersama siapa pun, aku akan menawarkan ritual kasih ibuku yang manis setiap kali, “Kalau sakit, remaslah tanganku, dan akan kukatakan, aku sayang padamu.”

Salah satu cara untuk mengungkapkan rasa kasih sayang pada orang yang anda cintai adalah dengan memegang dan meremas tangannya dengan lembut. Tindakan itu kadangkala mengandung makna dan arti yang teramat dalam yang hanya dapat dipahami antara anda dan orang yang anda cintai………….


HAPPY VALENTINE...JESUS LOVE YOU....GBU ALL...

Senin, 13 Februari 2012

IDE YANG BAIK BELUM TENTU BENAR

  • IDE YANG BAIK BELUM TENTU BENAR
    Bacaan diambil dari kitab Matius 16: 21-23

    Good Idea might not be God's idea. Ide yang baik, belum tentu itu adalah ide yang datangnya dari Tuhan. Pendapat yang baik belum tentu itu adalah pendapat yang benar. Petrus ditegur dengan keras oleh Yesus, padahal kita dapat memahami bahwa apa yang Petrus lakukan itu hanya sebuah ungkapan kasih sayangnya pada Yesus. Petrus sangat menyayangi Yesus, sehingga ketika ia mendengar bahwa Yesus akan mengalami penderitaan dan mati, Petrus memprotes, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu!" Petrus memahami bahwa Yesus tidak seharusnya mengalami semua itu.

    Bila ada seseorang yang telah memutuskan untuk berjalan di jalan yang hampir tidak bisa dihindari akan membawanya pada keadaan yang sulit. Lalu sahabatnya datang kepadanya dan memintanya agar tidak menempuh jalan itu. Kata sahabat itu, "Ingat kawan, kamu masih memiliki keluarga dan orang-orang yang mencintai kamu, kamu tidak boleh melakukan hal itu." Memang bukanlah mustahil ada orang yang begitu menyayangi kita sehingga ingin agar kita terhindar dari kesulitan dan memilih jalan yang aman. Perasaan semacam inilah yang terungkap dalam perkataan Petrus. Kita pun, boleh jadi melakukan hal yang sama karena kita mengasihi Yesus sehingga tidak ingin penderitaan menimpa-Nya, padahal ternyata hal itu tidak sesuai dengan rencana Allah.

    Apa yang baik menurut ukuran manusia belum tentu benar di hadapan Allah, oleh sebab itu marilah kita selalu meletakkan semua ide, keinginan, rencana dan harapan kita di hadapan Allah. Sehingga Allahlah yang menentukan segala sesuatunya bagi kita. Sebab Ia lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Ia juga akan menuntun kita untuk melakukan apa yang benar. Kita hendaknya yakin bahwa kita akan melihat akhir yang bahagia dari apa yang direncanakan-Nya. Karena Ia begitu mengasihi kita, anak-anak-Nya.

    Salam sejahtera, Tuhan Yesus memberkati kita Semua

Minggu, 12 Februari 2012

Kehidupan yang Tentram

Kehidupan yang Tentram

Matius 25:23
"Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 30; Filipi 2; Ayub 40-41

Siapa di dunia ini yang tidak menginginkan kehidupan yang aman dan tentram? Bila itu ditanyakan kepada masing-masing pribadi, setiap orang berkata pasti menginginkan keadaan itu. Namun, apakah hal tersebut dapat ditemukan di dalam dunia yang sudah semakin jahat? Jawabannya tentu bisa, tetapi bila Anda tinggal di dalam Allah.

Dia memberikan ketenangan bagi Anda melalui setiap perkataan-perkataan yang disampaikan-Nya bagi Anda. Suara-Nya yang lembut namun memiliki kuasa memberikan rasa tentram di kala kita sedang dalam kesusahan, frustasi, dan kebimbangan. Bahkan dalam keadaan yang "biasa-biasa" saja dalam ukuran kita, penyertaan-Nya tetaplah nyata dan sempurna.

Bersama dengan Allah, tidak perlu ada lagi kekuatiran-kekuatiran. Kasih dan sukacita yang dicurahkan kepada setiap kita membuat hidup yang kita jalani pun terasa ringan. Ketentraman bukanlah menjadi sebuah angan-angan ketika Yesus tinggal di dalam hati kita. Apakah Anda hari-hari ini sudah melekat dengan-Nya?

Jika Anda hidup dalam penyertaan Allah maka ketentraman akan Anda nikmati hari demi hari.

Sabtu, 11 Februari 2012

Pola Pikir Yang Menghasilkan Mukjizat

Pola Pikir Yang Menghasilkan Mukjizat

Rahasia pertama untuk memiliki iman kepada Tuhan adalah - mengerti bahwa di dalam Tuhan segala sesuatu mungkin. Di dalam Tuhan, tidak ada penderitaan, tidak ada kesedihan, kekalahan, dan tidak diinginkan.

Rahasia kedua adalah mengakui bahwa Tuhan memiliki otoritas total atas segala sesuatu di dunia ini - di atas setan, malaikat, keadaan, dan semua dunia fisik (lihat Yohanes 14:12). Ketika Anda berdiri di hadapan-Nya, Anda sedang berdiri di hadapan Dia yang dapat memperbaiki apa pun. Yang perlu Dia lakukan hanyalah berfirman.

Rahasia ketiga adalah belajar apa yang menjadi kehendak Tuhan disetiap waktu (lihat Roma 12:1-2, I Yohanes 5:14-15). "Tuhan, apa yang akan Engkau lakukan dalam situasi ini? Apa yang Anda ingin lakukan?" Ketika Anda berkomunikasi dengan-Nya dan menghabiskan waktu bersama-Nya, Anda akan menemukan apa yang menjadi kehendak-Nya (lihat Mazmur 85:8, Ibrani 12:25). Lalu amin-kan apa yang Tuhan janjikan dalam hidup Anda. Alkitab mengatakan Abraham percaya kepada Allah, " maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran" (Yakobus 2:23). Dia setuju dengan yang diucapkan oleh Allah. Itulah yang harus kita lakukan: Amin Tuhan dan setuju dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan dalam hidup Anda. Abraham setuju dengan Tuhan ketika Tuhan mengatakan bahwa dia akan punya anak, meskipun ia dan istrinya sudah lewat usia subur. Daripada meragukan atau melemahkan iman, Alkitab mengatakan dia "diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah" (Roma 4:20).

Rahasia keempat adalah tidak mengandalkan kekuatan sendiri. Jangan menganggap bahwa seluruh dunia melawan Anda. Jangan menganggap bahwa tugas yang diberikan kepada Anda tampaknya mustahil. Jangan hanya memikirkan ketidakmampuan Anda sendiri, atau kegagalan Anda sebelumnya, melainkan bertumbuhlah dalam iman, dan berikan kemuliaan kepada Allah. (Lihat Mazmur 84:11, Yesaya 65:24, Yeremia 32:27, Matius 19:26).

Rahasia kelima adalah sepenuhnya yakin. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Abraham “penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan." (Roma 4:21). Abraham dengan penuh keyakinan. Dalam semangat, ia tidak hanya setuju dengan Tuhan namun juga menjadi sepenuhnya yakin bahwa apa yang Tuhan telah katakan akan terjadi. Sepenuhnya “yakin” adalah apa yang Yesus ajarkan tentang iman yang memindahkan gunung, “apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (lihat Markus 11:24). Ada sesuatu di dalam diri Anda yang mengatakan, “Ini milikku.. Ini adalah milikku. Sekarang aku memilikinya. Tidak ada pertanyaan tentang hal itu. Allah telah mengatakan itu, dan saya percaya itu. Saya sepenuhnya yakin. Saya bukan sedang mempertimbangkan. Saya menerimanya sekarang!”

Abraham mulai hidup seakan-akan punya anak. Hingga waktunya tiba, Ishak "anak yang dijanjikan," dilahirkan.

Keyakinan semacam itu tidak dapat datang dari usaha manusia belaka. Itu hanya muncul dari tergantung pada Allah, karena "iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Ini harus datang dari Tuhan. Upaya memaksa diri untuk percaya tidak akan menghasilkan apapun. Anda harus menggunakan iman yang Tuhan telah berikan kepada Anda. Pertolongan Allah datang kepada Anda ketika Anda menghargai keberadaan-Nya, ketika Anda menyadari kuasa-Nya, ketika Anda memuji Dia, saat Anda membaca FirmanNya, ketika Firman ini meresap dalam hati Anda, dan ketika Anda telah mendengar firman yang diucapkan-Nya dalam hati Anda, “Ini adalah apa yang akan Aku lakukan. Percayalah!”

Jumat, 10 Februari 2012

Tidak Menyerah Hadapi Tragedi

  • Tidak Menyerah Hadapi Tragedi

    Ibrani 10:36
    Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

    Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 131; Yohanes 8; Yeremia 37-38

    Pada tanggal 2 bulan Juli, 1932, di Atlantic City, seorang bayi laki-laki lahir. Enam minggu kemudian, sepasang suami istri mengadopsinya, tetapi pada saat usianya 5 tahun, ibu angkatnya meninggal dunia. Ayahnya membawanya dari satu kota ke kota lain untuk mencari pekerjaan, hingga saat usianya 12 tahun, anak laki-laki itu mendapatkan pekerjaan pertamanya di sebuah restoran – dan dia menyukainya. Ketika dia berumur 15 tahun, ayahnya ingin pindah lagi, tetapi anak muda ini menyukai pekerjaannya di Hobby House restoran. Akhirnya dia membuat keputusan, dia berhenti sekolah dan pindah ke YMCA dan bekerja sepenuh waktu di restoran itu.

    Beberapa tahun kemudian, bos dari Hobby House menawarkan anak muda itu kesempatan. Bosnya memiliki empat restoran KFC yang merugi, dan memintanya untuk membuat restoran itu berhasil. Dengan kerja keras dan tujuan yang kuat, selama empat tahun usaha itu sukses. Akhirnya restoran itu di jual kembali ke KFC, dan dia menjadi jutawan dalam usia 35 tahun. Siapa anak muda ini? Namanya Dave Thomas, pendiri Wendy’s. 45 tahun setelah ia drop out dari sekolah-nya, Dave akhirnya berhasil mendapatkan ijasahnya.

    Dunia penuh dengan orang seperti Dave, mereka menghadapi tragedy, penyakit, terluka, kemiskinan dan kesulitan di berbagai area, dan mereka tidak menyerah dengan keadaan serta menjadi orang yang dikagumi oleh banyak orang.

    Orang-orang tersebut adalah orang yang mau berjuang dan bekerja keras. Tuhan ingin kita menjadi orang jenis ini. Pribadi yang tidak takut atau dilemahkan oleh kesulitan. Rasul paulus menulis kepada Timotius bahwa Tuhan tidak memberi kita roh ketakutan tapi roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban (II Timotius 1:7). Ketakutan hanya akan membuat Anda kehabisan tenaga dan mematahkan semangat Anda. Namun bersama dengan Kristus, Anda akan mendapatkan kekuatan untuk menanggung segala perkara. Jangat takut saat kesulitan datang, tetapi lihatlah kedepan dan jalani dengan penuh antusias, semangat dan kasih.

    Orang yang sukses dan gagal sama-sama berjuang, namun yang membedakan mereka adalah seorang sukses tidak menyerah dengan kegagalan.

Kamis, 09 Februari 2012

Rencana Allah

Rencana Allah

Bacaan kita hari ini dari Roma 8: 26-30

Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

True Story: Setelah peristiwa 11 September 2001, sebuah perusahaan mengundang karyawan dari perusahaan lain yang selamat dari serangan atas WTC – untuk menceritakan pengalamannya. Seorang kepala keamanan selamat karena harus mengantar anaknya ke sekolah sebab istrinya sedang sakit. Seorang wanita terlambat datang karena alarm jamnya tidak berbunyi tepat waktu. Seorang karyawan ketinggalan bus. Seorang karyawan menumpahkan makanan dibajunya sehingga perlu waktu untuk berganti pakaian. Seorang karyawan mobilnya tidak bisa dihidupkan. Seorang lainnya memakai sepatu baru pagi itu dan berangkat kerja dengan bersemangant. Namun sepatu itu menyebabkan luka di tumit dan membuatnyya berhenti disebuah toko obat untuk membeli plester.

Firman Tuhan berkata bahwa Allah turut bekerja dalam segaa hal, termasuk ketika sepertinya segala hal tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita hanya dengan maksud untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia. Perhatikan bahwa Tuhan berkata semua ini akan terjadi bagi orang yang mengasihi Dia, yaitu yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah, bukan rencana kita! Yang perlu kita lakukan adalah berusaha mengerti akan setiap karya Tuhan didalam hidup ini. Hari ini, ketika banyak hal tidak sesuai dengan rencana kita, semuanya terlihat sangat kacau, atau bahkan hal-hal kecil seperti anda tidak bisa menemukan kunci mobil, lampu merah mati dan membuat macet; jangan terburu-buru marah atau frustasi, karena TUHAN sesungguhnya sedang bekerja untuk menjaga kehidupan anda!

Motivasi: Mari belajar bersyukur atas segala hal yang telah, sedang dan akan terjadi dalam hidup kita. Ini karena kita percaya bahwa Tuhan tetap memegang kendali atas segala hal yang terjadi dan semuanya terjadi hanya dengan maksud agar rencana-Nya dapat digenapi dalam hidup kita ini.

Rabu, 08 Februari 2012

SALAH MELIHAT

SALAH MELIHAT
Bacaan : Matius 7:1-5

Nats : Mengapakah engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (Matius 7:3)


Sir Percival Lowell adalah astronom ternama pada akhir abad ke-19. Ketika melihat planet Mars dari teleskop raksasa di Arizona, ia melihat ada garis-garis di planet itu. Menurutnya, itu adalah kanal-kanal buatan makhluk planet Mars. Lowell mengabdikan seluruh hidupnya untuk memetakan garis-garis itu. Namun, foto satelit kini membuktikan tidak ada kanal di Mars. Lantas apa yang dilihat Lowell? Ternyata ia melihat pembuluh-pembuluh darah di matanya sendiri saat melihat teleskop! Ia menderita penyakit langka yang kini disebut "Sindrom Lowell".

Sama seperti Lowell, kita pun bisa salah memandang orang lain. Sifat-sifat buruk orang lain tampak begitu besar dan nyata, sehingga kita terdorong untuk menegur dan menghakiminya. Padahal tanpa sadar kita pun punya sifat buruk itu, bahkan mungkin lebih parah! Ini ibarat orang yang mau mengeluarkan serpihan kayu dari mata orang lain, padahal ada balok di matanya sendiri. Sebuah perbuatan munafik yang tidak akan berhasil. Seseorang harus menyadari dulu sifat-sifat buruknya sendiri, lalu berusaha mengatasinya. "Balok di matanya" harus dikeluarkan, sebelum bisa menegur orang dengan penuh wibawa.

Sikap suka menghakimi kerap muncul dalam keluarga. Bisa terjadi dalam hubungan antara orangtua dan anak, atau suami dan istri. Kedekatan membuat kita sangat mengenal cacat cela orang-orang yang kita kasihi. Akibatnya, kita menjadi sangat mudah menemukan kesalahan mereka. Ini yang harus kita waspadai. Lain kali, sebelum menuduh dan mencaci-maki, periksalah diri sendiri dulu. Belum tentu kita lebih baik dari mereka. Jadi, lebih baik saling menasihati daripada saling menghakimi --JTI

Selasa, 07 Februari 2012

Telur dan Balon

Telur dan Balon

I Samuel 16:7
“Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel:”Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”"

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 146; Yohanes 6; 2 Samuel 19-20

Telur dan balon adalah dua hal yang tidak asing dalam kehidupan manusia. Dari muda sampai tua, pria atau pun wanita pasti mengenal keduanya. Namun, siapa yang mengetahui bahwa telor dan balon bisa digunakan sebagai bahan refleksi kehidupan kita sehari-hari?

Tahukah Anda bahwa telur dan balon walaupun memiliki bentuk yang sama, tetapi ada perbedaan tajam antara keduanya? Balon kelihatannya indah dan menarik, coraknya meriah dan berwarna-warni,lincah dan riang bergerak kesana-kemari. Namun, itu hanya penampilan dari luar saja, sedangkan di dalamnya kosong. Hanya angin. Berbeda dengan telur, dari luar memang tidak semenarik dan secantik balon, tetapi di dalamnya terkandung potensi kehidupan.

Perbandingan diatas mengingatkan kita bahwa ternyata penampilan yang di dalam lebih penting daripada yang diluar. Dan kebenarannya, Tuhan memang lebih tertarik pada kualitas hati dan karakter kita, daripada memperhatikan bagi luar kita. Namun, ini bukan berarti bahwa kita tidak perlu berpenampilan menarik atau asal-asalan. Apalagi bila pekerjaan kita berhubungan dengan orang banyak. Ada banyak mata yang melihat kita. Bila kita seorang sales lalu mengenakan pakaian yang tidak disetrika, tidak harum, bisa Anda bayangkan bagaimana respon pembeli? Apakah konsumen akan respek dan tertarik untuk membeli produk atau jasa Anda? Saya rasa tidak.

Oleh karena itu, hendaklah penampilan di dalam hati kita berpadanan dengan yang di luar. Bila karakter dan sikap kita baik, bukankah akan lebih baik lagi dan sempurna, jika kita juga memiliki penampilan luar yang baik? Saya percaya apabila yang luar dan dalam sudah excellent, kita akan disukai tidak hanya oleh Allah tetapi juga manusia.

Kecantikan hati yang didukung dengan penampilan fisik yang menarik merupakan perpaduan yang sempurna dalam kehidupan Anda.

Senin, 06 Februari 2012

BISAKAH KITA MENGUASAI DIRI?

BISAKAH KITA MENGUASAI DIRI?

“Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.” Amsal 25:28.

Dahulu kala kota-kota selalu dikeliingi oleh tembok yang tinggi. Tembok tersebut berfungsi sebagai benteng perlindungan yang kuat terhadap serangan musuh. Apabila tembok itu runtuh musuh dapat dengan mudahnya memasuki kota itu dan mendudukinya. Begitu juga orang yang kehilangan penguasaan diri akan menjadi sasaran empuk kuasa jahat. Kehidupannya akan mudah tergoncang dan tidak pernah merasa aman, karena ia telah ditawan dan diperdaya oleh kuasa jahat, sebab “. . . si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8b).

Penguasaan diri dalam segala ha! sangat penting bagi anak-anak Tuhan. Orang yang memiliki penguasaan diri mampu mengendalikan dirinya, menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan dan dapat mendisiplinkan diri sendiri. Banyak contoh dalam Alkitab tentang orang orang yang memiliki penguasaan diri. Daud dapat menguasai diri sehingga enggan membunuh Saul meskipun ia memiliki kesempatan balas dendarn terhadap kejahatan yang dilakukan Saul terhadapnya. Saat melihat Saul berada di dalam gua, “... berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul; lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: ‘Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi Tuhan, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.” (1 Samuel 24:6-7). Yusuf, pemuda yang takut akan Tuhan, digoda dan dibujuk oleh istri Potifar, “‘Marilah tidur dengan aku. Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan Iari ke luar.”

(Kejadian 39:12). Yusuf dapat menguasai dirinya dari perangkap istri tuannya itu dan menjaga kekudusan dengan tidak mencemarkan diri. ltulah sebabnya kehidupan Yusuf semakin berkenan di hadapan Tuhan.

Penguasaan diri tidak datang dengan sendirinya namun melalui suatu proses yaitu tunduk pada pimpinan Roh Kudus; tanpa-Nya mustahil kita dapat menguasai diri terhadap pencobaan.

Tinggal dalam firman-Nya dan mengijinkan Roh Kudus bekerja adalah kunci untuk memiliki penguasan diri!