Jumat, 30 September 2011

DOA YANG LUAR BIASA

DOA YANG LUAR BIASA
Suatu kali seorang anak sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Hari itu suasana sungguh meriah karena itu adalah babak final dan hanya 5 orang yang masih bertahan, termasuk Tommy. Sebelum pertandingan dimulai Tommy menundukkan kepala, melipat tangan dan berkomat kamit memanjatkan doa. Pertandingan dimulai, ternyata mobil balap Tommy yang pertama kali mencapai garis finish. Tentu Tommy girang sekali menjadi juara.

Saat pembagian hadiah, ketua panitia bertanya, “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang bukan?” Tommy menjawab, “Bukan pak, rasanya tidak adil meminta pada Tuhan untuk menolong mengalahkan orang lain. Aku hanya minta pada Tuhan, supaya aku tidak menangis kalau aku kalah.” Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.

Permohonan Tommy ini merupakan doa yang luar biasa. Dia tidak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya, namun ia berdoa agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi dengan batin yang teguh. Seringkali kita berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Kita ingin Tuhan menjadikan kita nomor satu, menjadikan yang terbaik dalam setiap kesempatan. Kita meminta agar Tuhan menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Tidak salah memang, namun bukankah semestinya yang kita butuhkan adalah bimbingan-Nya dan rencana-Nya yang paling sempurna dalam hidup kita? Seharusnya kita berdoa minta kekuatan untuk bisa menerima kehendak Tuhan yang sempurna sebagai yang terbaik dalam hidup kita.

Kamis, 29 September 2011

Refleksi Siang

Refleksi Siang
Mengeluh ( 1 Korintus 10 : 10 )

“ Dan janganlah bersungut-sungut seperti yang di lakukan beberapa orang dari mereka, sehingga mereka di binasakan oleh malaikat maut “

Sebuah surat pembaca di koran suatu hari berisi keluhan seorang istri yang tidak dapat tidur karena suaminya sering mendengkur saat tidur.
Ada yang memberi tips supaya tidak mendengkur, ada yang bersimpati, dan ada juga yang mengeluh.
Sampai suatu hari, sebuah surat tanggapan berbunyi: “ Mendengkur adalah musik terindah di dunia. Jika tak percaya, bertanyalah kepada para janda”.
Sejak saat itu, tidak ada lagi surat berisi keluhan tentang pasangan mendengkur.
Ya, para istri tetap lebih senang mendengar dengkuran suaminya, daripada tidur sendiri dengan hati sunyi di atas tempat tidurnya.

Mengeluh bukan hal yang asing bagi bangsa Israel. Dalam perjalanan ke Kanaan, mereka mengeluh tentang apa yang mereka makan. Mereka mengeluh tidak bisa makan daging, ikan, mentimun, semangka, bawang prei ! Mereka tidak bersyukur bahwa setiap pagi, Tuhan memberi mereka manna dari surga, roti malaikat ( Maz 78:25 ).
Mereka malah menganggap bawang merah lebih berharga.

Sepintas mengeluh, bersungut-sungut, itu biasa. Namun, sadarkah Anda bahwa sikap itu sangat merugikan bahkan menghancurkan Anda !
Mengeluh membuat kita tidak bisa merasakan damai sejahtera Allah. Mengeluh membuat kita tidak bisa menghitung berkatNya Allah.
Sibuk mengeluhkan hal-hal kecil, bisa membuat kita tidak bersyukur atas hal-hal yang besar yang di sedikan Tuhan dalam hidup kita.

Demikian juga dalam pernikahan dan keluarga. Daripada fokus kepada kelemahan pasangan kita, mengapa kita tidak bersyukur untuk kelebihannya?
Bersyukurlah pasangan yang mendengkur, cerewet, suka lupa, tidak rapi.
Bersyukurlah karena ia adalah salah satu berkat terbesar yang Tuhan berikan bagi hidup Anda !

Rabu, 28 September 2011

TERIMA PASANGANMU APA ADANYA, BUKAN UNTUK DI RUBAH SEPERTI YG KITA MAU

TERIMA PASANGANMU APA ADANYA, BUKAN UNTUK DI RUBAH SEPERTI YG KITA MAU
Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Setiap pasang mata yang
memandang setuju bahwa mereka sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "Sayang, aku baru membaca sebuah artikel
tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan"."Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang
kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia....."

Suaminya setuju dan malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.

Besok pagi ketika sarapan, "Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya.

Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman..Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir...

"Maaf, apakah aku harus berhenti?" tanyanya.

"Oh tidak, lanjutkan."jawab suaminya.

Lalu sang istri melanjutkan membacakan
semua yang terdaftar dan berkata dengan bahagia "Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".

Dengan suara perlahan suaminya berkata "Aku tidak mencatat sesuatu pun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau baik, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku.... "

Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya... Ia menunduk dan menangis.... .

Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati.

Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan
menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita.

I Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Selasa, 27 September 2011

FALSAFAH LIMA JARI

  • FALSAFAH LIMA JARI
    Syaloom,,,

    1. Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung.

    2. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah.

    3. Ada si jangkung jari tengah yang sombong , paling panjang dan suka menghasut jari telunjuk.

    4. Ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar sehingga diberi hadiah cincin.

    5. Dan ada kelingking yang lemah dan penurut

    Dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing-masing jari, mereka bersatu untuk mencapai tujuan ( menulis, memegang, menolong anggota tubuh yg lain, melakukan pekerjaan, dll).

    Pernahkah kita bayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua?
    Falsafah ini sederhana namun sangat berarti.
    Kita diciptakan dengan segala perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu- saling menyayangi- saling menolong- saling membantu- saling mengisi- bukan untuk saling menuduh- menunjuk- merusak.....

    Semua perbedaan dari setiap kita adalah keindahan yg sengaja diciptakan agar kita rendah hati utk menghargai orang lain, tdk ada satupun pekerjaan yg dpt kita kerjakan sendiri. Mungkin Kelebihan kita adalah kekurangan org lain, tapi juga kelebihan orang lain mungkin juga Kekurangan kita.
    Tdk ada yg lebih bodoh atau lebih pintar, perihal bodoh atau pintar itu adalah kerelatifan dlm bidang/talenta yg diberikan TUHAN YESUS agar kita bersama2x menuju satu tubuh Kristus...

    Roma 12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,


    Orang pintar bisa gagal,.
    Orang hebat bisa jatuh,.
    tetapi,,
    Orang yang mengandalkan TUHAN YESUS dalam segala hal akan selalu melihat kemuliaan TUHAN YESUS.

    TUHAN MEMBERKATI

Senin, 26 September 2011

BELAJAR BERSABAR YUK !!!

BELAJAR BERSABAR YUK !!!
Henry dan Marta sdh menikah lebih 40 thn
Sejak hidup berumah tangga, keduanya tidak pernah ada rahasia

Kecuali satu kotak sepatu yang disimpan Marta dilemari pakaiannya
Marta berpesan kepada suaminya agar jengan pernah membukanya

Satu ketika Marta sakit keras berbagai upaya dilakukan untuk menyembuhkan Marta

Tapi tak satu pun berhasil. Saat berbaring ditempat tidur, marta berkata
Lirih pada suaminya agar mengambil kotak sepatu yang selama ini disimpannya

Rupanya Marta sadar inilah saat yg tepat untuk membuka rahasia kotak itu
Perlahan lahan Henry membuka tutup kotak itu
Henry mendapati ada dua boneka rajut dan uang 10 juta rupiah
Henry yang bingung pun bertanya apa maksud dari semua barang itu

Maka, Marta bercerita bahwa neneknya berpesan agar jangan sekali kali membentak atau berteriak jika sedang marah dengan suami

Nenek bilang jika suatu saat ia marah pada suaminya, ia harus tetap diam dan merajut sebuah boneka, Henry hanya bisa terdiam dan menangis, ia sering kali membuat Marta Marah

Tapi ia lalu bertanya uang 10 juta itu
Marta menjawab "suamiku uang itu adalah uang hasil penjualan boneka-boneka rajutanku

Wow..bisa dibayangkan berapa kali Henry menyakiti hati Marta
Meski dmikian dari sini kita belajar bahwa kemarahan pun bisa menjadi energi positif

Banyak hal mgkin membuat kita marah
Tapi ingat bahwa orang yang sudah hidup dalam tuntunan Roh Kudus tidak akan cepat melampiaskan amarahnya

Orang yang lekas naik darah adalah bodoh
Dan tidak ada orang yang suka dengan pemarah

Tapi kesabaran artinya kita tidak membiarkan diri kita hanyut didalam amarah yg cepat tersulut

Percayalah ada lebih banyak manfaat positif yg bisa kita peroleh saat kita mau SABAR, dari pada Marah.

Selamat belajar bersabar......

TUHAN MEMBERKATI

Minggu, 25 September 2011

DAMAI SEJAHTERA

  • DAMAI SEJAHTERA
    Pada suatu hari disebuah kerajaan. seorang raja membuat lomba yang membuat para pelukis tersohor dari negeri-negeri pun berdatangan.

    "Lomba melukis yang berjudul 'damai sejahtera' , aku beri waktu 3 hari. Yang terbaik akan aku beri hadiah" kata sang raja

    3 hari kemudian..

    Hanya 3 pelukis yang berhasil menyelesaikan gambar mereka dan memberikan pada sang Raja

    Lukisan 1 : ada sebuah danau biru yg bening dengan ikan2 yang banyak. Dan ditengah2 terdapat perahu kecil dan seorang yang sedang bersiul memancing dengan udara sepoi-sepoi dan langit biru yang cerah. "Inilah damai sejahtera" kata pelukis pertama

    Lukisan 2 : ada sebuah gunung yang hijau, udara khas yang sejuk dengan sawah-sawah, matahari yang cerah, pohon yang rindang dan dua orang sedang duduk dibawah pohon sambil tertawa bahagia. "Inilah damai sejahtera" kata pelukis kedua

    Lukisan 3 : sebuah laut yang luas berwarna hitam karena sedang terjadi badai, di tengah2 ada angin topan, langit yang gelap dengan sambaran petir dimana mana . Sebuah batu karang yang diterjang ombak. Langit hitam pekat bahkan terlihat abstrak karena warna yang dipakai hanya warna gelap. Tapi, terdapat satu batu karang yang ada lubang ,di dalamnya terdapat seekor burung pipit sedang bersiul riang. "Inilah damai sejahtera" kata pelukis ke 3

    "Aku setuju dgn lukisan 3" kata Raja.

    Saudaraku, damai sejahtera bukanlah dimana kamu sedang dalam keadaan atau posisi nyaman2 aja tanpa masalah.

    Damai sejahtera ada dalam dirimu jika kamu tetap bisa tersenyum ketika badai masalah datang menerpa. Dan damai itu hanya bisa kamu dapatkan dari Sang Raja Damai ^^

    Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu" (Yohanes 14:27)

    TUHAN YESUS MEMBERKATI

Sabtu, 24 September 2011

Kebahagiaan

Mazmur 37:20 Sesungguhnya, orang-orang fasik akan binasa; musuh TUHAN seperti keindahan padang rumput: mereka habis lenyap, habis lenyap bagaikan asap.

Sering kali di dalam diri orang percaya berkecambuk suatu pertanyaan, “Mengapa orang jahat lebih bahagia?” yang mencuri makin mewah. Yang berzinah santai-santai saja. Yang berbuat jahat terhadap sesama, hidupnya begitu bahagia. Dimanakah keadilan di dunia ini…??? Banyak orang percaya merasa bahwa Allah sdh memperlakukan mereka secara tidak adil. Orang-orang jahat dengan mudahnya selalu bisa membuat orang percaya hidup dalam penderitaan. Benarkah demikian…???

Pemazmur juga mengalami pergumulan yang sama. Namun dlm Mazmur pasal 37 yang kita baca hari ini, terlihat jelas bahwa Allah memegang kontrol atas hidup ini. Allah tetap memperhatikan keluh kesah umatNya dan di dlm keagungan kasih setiaNya, Allah menjawab kita.

Bagaimana bentuk jawaban Allah? Dengan mengajak kita melihat kepada kefanaan orang fasik. Ketika mereka meninggal, maka Allah akan menghakimi mereka. Ini adalah hal yang pasti, tidak mungkin bisa di elahkan oleh siapapun.

Jika allah masih memberikan “Kebahagiaan” kepada orang fasik, maka itu adalah kesempatan mereka untuk bertobat (Roma.2:4). Mari kita menguji hidup kita di hadapan Allah: sudah kah kita menyesal atas dosa-dosa kita dan berbalik kepadaNya…???

Kebahagiaan orang fasik fana TETAPI kebahagiaan orang benar kekal

Jumat, 23 September 2011

Di Balik Kesuksesan anda, Ada Orang Yang Selalu Berdoa utk Anda

  • Di Balik Kesuksesan anda, Ada Orang Yang Selalu Berdoa utk Anda
    Nice true story :

    seorang Suami (S) dan Gadis penggoda (G) : mereka kenal di sebuah kantin komplex perkantoran, setelah tukar pin, esoknya si gadis mulai bbm

    G:Mas hebat ya... Punya usaha sendiri, sukses pula(y),
    jawab S:terima kasih ya:).
    Esoknya, G menelpon S, sekedar " say hallo, kapan ya mas, kita makan bareng lagi?♥♥,
    S : oke kapan saja boleh:) .

    Setelah itu mrk masih sering berhubungan melalui BBM n telepon, sesekali juga janjian pergi makan siang bersama.

    Hari-hari berlalu, tiada hari tanpa kontak antara mereka. Sampai suatu hari, si gadis BBM, isinya adalah :”Mas... Sebenarnya aku mencintaimu♥:*, aku tau kamu udah punya keluarga, tapi aku mau menerima kondisi sebagai isteri ke2, aku siap mas... dan maaf aku mengganggu perasaanmu...:*

    Dengan berat hati S menjawab:
    Dik, aku mengerti dan paham maksudmu...:( tapi dengan berat hati aku harus jawab TIDAK!
    aku tau kamu memang cantik, dan aku yakin semua lelaki pasti mengatakan tubuh dan parasmu elok dan cantik.

    Tapi... taukah kamu kenapa aku bisa tampil baik dan sukses usahaku..., itu semua karena dorongan dan semangat istriku... sungguh sangat berdosa kalau aku harus berselingkuh dengan seseorang yang hanya mengagumiku, karena tau kalo aku sekarang udah sukses...kamu menyukai aku tidak ikhlas, kamu hanya melihat tampilanku semata... padahal ada orang - orang kesayangan di rumah yang telah bersusah payah mendorong aku agar selalu tampil sebaik mungkin, mereka adalah isteri dan anak-anakku tercinta, kalau kamu menyukai aku, artinya kamu tinggal memetik hasilnya, dan cara ini tidak pernah abadi.

    Taukah kamu bahwa aku memulai ini dari nol dan isteri serta anak2ku yang selalu mendampingiku dikala susah, terpuruk dan sukses seperti ini.

    Taukah kamu bahwa isteriku yang selalu mendoakan kesuksesanku hingga aku bisa menjadi seperti ini.

    Kamu memang cantik, tapi hati isteri dan anak-anakku lebih cantik...
    ♥ ♥Terima kasih, walau bagaimanapun kamu telah mengagumiku.

    Di Balik Kesuksesan anda, Ada Orang Yang Selalu Berdoa utk Anda krn itu jangan hianati mereka yang sangat mengasihimu

    Yakobus 1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

    Yakobus 4:8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!

    Semoga bermanfaat ..

    TUHAN MEMBERKATI

Kamis, 22 September 2011

TANGAN TUHAN

  • TANGAN TUHAN - Yesaya 59:1-2
    Seorang pria dari suku Indian, suatu hari memutuskan untuk menjadi Kristen. Dia kemudian mulai menceritakan tentang Yesus kepada banyak orang lain sejak hari itu…

    “Mengapa kamu selalu membicarakan dan menyebut nama Yesus?”, tanya seorang sahabatnya suatu hari. Pria Indian ini terdiam sebentar, perlahan kemudian mengambil sejumlah ranting dan rumput kering dan dibuatnya menjadi lingkaran. Diletakkannya seekor ulat di tengah-tengah lingkaran, kemudian membakar ranting dan rumput kering itu.

    Dua orang Indian itu menyaksikan bagaimana ulat di tengah-tengah api itu menggeliat karena kepanasan. Ulat itu terus menggeliat tanpa punya kemampuan untuk mengeluarkan dirinya sendiri dari situasi itu. Situasi yang akan segera membunuhnya jika tidak ditolong…
    Tak lama sang Indian mengulurkan tangannya, dan ulat itu merambat naik dengan selamat…

    Indian itu menatap sahabatnya dan berkata,
    “Seperti itulah yang dilakukan Yesus bagiku… Dalam keadaan tak berdaya di tengah-tengah bahaya, Dia mengulurkan tangan-Nya dan menyelamatkan aku…”

    Tangan berlobang paku itu selalu terulur buat setiap kita… Tidak peduli sebesar apapun masalah sekelilingmu, Tangan itu sanggup untuk mengangkat dan menyelamatkan engkau…

    Berserulah hari ini, dan saksikan keselamatanmu datang! Karena itulah Dia disebut Juruselamat, karena Dia selalu menyelamatkan! Dan pertolongan-Nya yang tidak pernah terlambat…

    Yesaya 59:1-2 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.


    TUHAN MEMBERKATI

Rabu, 21 September 2011

BERDOA DENGAN UCAPAN SYUKUR....

  • BERDOA DENGAN UCAPAN SYUKUR....
    Filipi 4:6 ; Kolose 4:2 ; 1 Tes 5:17-18

    Dari 13 surat yg di tulis Paulus di dlm PB, ada 11 yg mengajarkan ttg doa dan bagaimana ia berdoa utk jemaat. Salah satu aspek penting yg selalu ada dlm doa-doa Paulus adalah ucapan syukur kepada Tuhan. Ucapan syukur ini juga menjadi kebiasaan yg umum di kalangan jemaat mula-mula. Mangapa Paulus dan jemaat sedemikian bersyukur pada Tuhan??? Jika dilihat dari segi kemudahan dan kenyamanan hidup, saat itu Paulus jauh lebih menderita daripada kita sekarang ini. Bahkan beberapa surat yg di tulis ketika ia sedang berada di dlm penjara. Paulus manghadapi tekanan yg hebat, pergumulan dan penderitaan. Tetapi ia mengajaarkan prinsip doa yg lain, yaitu doa yg di sertai dengan ucapan syukur. Dia meminta supaya orang percaya berdoa dan memohon dengan ucapan syukur (Filipi 4:6); Berjaga-jaga di dlm doa sambil mengucap syukur (Kol 4:2); Tetap berdoa dan mengucap syukur dlm segala hal (1Tes 5:17-18). Paulus slalu bersyukur krn dia sdh terbiasa mengaitkan segala sesuatu dengan Tuhan. Berdoa dengan ucapan syukur bkn berarti tdk realistis terhadap kesulitan hidup, tetapi belajar melihat banyak hal yg sdh Tuhan lakukan bagi kita dan tetap percaya bahwa Tuhan bekarja dibalik kesulitan hidup utk mendatangkan kebaikan bagi anak-anakNya.

    Sebagian org berdoa dengan membawa keputusasaan, rasa mengasihi diri sendiri dan kemarahan pada Tuhan atas pristiwa yg mereka alami. INGATLAH, Tuhan lebih berkenan ketika kita datang kepadaNya dengan hati yg tabah dan bersyukur, dari pada datang dengan keluh kesah dan sungut-sungut. Chysostom Uskup Konstantinopel yg di buang, di kutuk dan di rendahkan hingga akhirnya meninggal pada tahun 407 M, Mempunyai moto yg terkenal, "KEMULIAAN BAGI TUHAN DLM SEGALA HAL" Dia telah belajar utk bersyukur dan senantiasa mempermuliakan Tuhan dlm segala sesuatu yg terjadi atas hidupnya.

    Bagaimana dengan kita, masih ingat apa saja isi doa yg kita naikkan setiap kali berdoa??? BERSYUKURKAH kita utk segala sesuatu yg Tuhan telah lakukan bagi kita??? Bukankah sering kali lebih banyak porsi permohonan daripada porsi ucapan syukur??? Kita meminta kesehatan, perlindungan, Usaha yg di berkati, rumah, mobil, kenaikan jabatan, keturunan, pasangan hidup, dan masih banyak lagi daftar permintaan kita. Tidak salah meminta, tetapi kita juga perlu bersyukur. Berdoa dengan ucapan syukur merupakan ekspresi keyakinan kita pada kasih Tuhan bahwa sekali pun banyak kejadian yg seolah merugikan kita, tetapi kita tetap percaya bahwa Ia tetaplah Tuhan yg baik dan tdk berubah. Doa dengan ucapan syukur merupakan bentuk doa yg dinaikkan dengan iman, bahwa Tuhan sanggup mengubah KESUSAHAN menjadi KEBAHAGIAAN. Buanglah kemarahan, kekecewaan, dan keluh kesah, datanglah padaNya dengan bersyukur maka Ia akan menjawab doa-doamu!!!

    TUHAN MEMBERKATI

Selasa, 20 September 2011

BERDOA DENGAN HATI YG TULUS

Matius 6:5-8 ; Yesaya 29:13-14

Defenisi dari kata "tulus" adalah : sungguh dan bersih hati, benar2 keluar dari hati yg murni, jujur, tdk pura2, tdk serong. Doa yg di dengar oleh Tuhan adalah doa yg disertai dengan ketulusan dan bkn kepura-puraan. Yesus mencelah sikap berdoa org Farisi dan meminta murid-muridNya tdk berdoa dgn sikap demikian, "Dan apabila kamu berdoa, janganlah seperti org munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat org. Aku berkata kepadamu: sesunggunya mereka sdh mendapat upahnya." (Mat 6:5)

Pada jam-jam doa mereka, orang farisi suka berdoa disudut2 jalan yg ramai, ditengah2 pasar, atau di lapangan kota yg penuh org. Bahkan pada jam2 doa itu banyak diantara mereka yg sengaja berhenti dianak tangga terakhir menuju gerbang Bait Allah. Di tangga itu mereka berdoa secara berkepanjangan, kata2nya diulang2 dan doa dilakukan dengan bahasa Tubuh yg mencolok. Mereka berdiri dengan kedua tangan yg terentang dan kepala yg menunduk, kemudian mengucapkan doanya. Dengan demikian semua org melihat bahwa mereka sedang berdoa. Inilah kemunafikan yg di kecam oleh Yesus dlm Matius 6:5 di atas.

Yesus mengajarkan bahwa sejatinya doa ditujuhkan dan di panjatkan hanya utk didengar oleh Bapa saja, Sama sekali bkn di dengar oleh manusia. Artinya kita berdoa dengan hati yg tulus, datang apa adanya kita di hadapan Tuhan dan mencurahkan isi hati kepadaNya tanpa ada embel2 lain: untuk mendapatkan pujian atau supaya di nilai rohani oleh sesama. Sengaja menyusun kata2 yg indah dan puitis agar terdengar enak di telinga org yg mendengar juga merupakan kemunafikan yg akan merusak ketulusan hati kita di dlm berdoa!!! Berdoa dengan tulus adalah memberikan semua pikiran atau perhatian kepada Tuhan dan bukan kepada yg lain. Ketika motivasi doa ternoda oleh keinginan utk mendapatkan pujian, saat itulah kondisi seperti apa yg disebutkan di dlm Yes 29:13 terjadi pada kita "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan mempermuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari padaKu."

Setiap org bisa berdoa sebagai tanda bahwa ia berbakti kepada Tuhan, namun apalah artinya doa yg dinaikkan dengan kata2 yg indah dan panjang, tetapi tdk berkenan di hadapanNya krn dinaikkan dengan hati yg tdk tulus. Doa yg mengandung motivasi lain atau doa yg munafik merupakan doa yg tdk hanya mendustai Tuhan tetapi juga manusia. Mungkinkah Tuhan akan menjawab doa yg sedemikian??? Ingatlah bahwa Tuhan hanya tersentuh ketika kita berdoa dengan hati yg tulus, dan tanganNya segera aka terulur menolong kita.

Tuhan memberkati

Senin, 19 September 2011

BERDOA DENGAN HATI YANG BERSIH

Mzm 66:17-18 ; 1Yohanes 3:21-22  Ayat-ayat firman Tuhan di atas menjelaskan bahwa kita harus datang kepada Tuhan dengan hati yg bersih. Pemazmur lebih jelas lagi mengatakan bahwa jika hati kita hatinya tdk bersih, maka Tuhan tdk akan mendengar doanya. "Seandainya ada niat jahat dlm hatiku, tentulah Tuhan tdk mau mendengar." (Mzm 66:18). Tdk sedikit org percaya yg mengabaikan firman ini. Meskipun ada rasa tertuduh di dlm hati mereka krn menyimpan dosa, mereka mengabaikan perasaan itu dan ttp berharap Tuhan akan mendengar doa mereka. Harus kita mengerti bahwa sengaja hidup di dlm dosa akan menghalangi doa-doa kita (Yes 59:1-2).

Ada banyak macam dosa yg membuat kita tdk layak di hadapan Tuhan, tetapi salah satunya yg paling sering membuat hidup kita tdk beres, adalah menyangkut hubungan dgn sesama. Ada saja gesekan-gesekan baik antara suami-istri, rekan sepelayanan, rekan kerja atau tetangga yg membuat kita tersinggung, marah dan benci. Secara tdk di sadari atau mungkin juga di sadari tetapi diabaikan, banyak org percaya yg datang di hadapan Tuhan, berdoa dan melayaniNya dengan membawa borok dan luka2 yg belum di bereskan dengan sesama. Mat 5:23-24 berkata "Sebab jika engaku mempersembahkan persembahan di atas mezbah dan engaku teringat akan sesuatu yg ada di dlm hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkan persembahan itu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dgn saudaramu, lalu kembali utk mempersembahkan persembahan itu." ayat ini mengingatkan kita utk selalu berdamai dengan sesama dan mengupayakan keharmosisan antara satu dgn yg lain. Jika org yg kita ajak berdamai tdk mau, paling tdk kita sdh mengupayakan perdamaian dengannya. Ketika hati kita itu bersih di hadapan Tuhan, maka kita bisa datang dengan leluasa kepadaNya dan menaikkan permohonan kita. Seperti yg di katakan di dlm 1 yoh 3:21, "...jikalau hati kita tdk menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya utk mendekati Allah dan apa saja yg kita minta kita memperoleh dari padaNya..."

Hati yang bersih juga berkaitan dengan motivasi doa seperti yg dikatakan di dalam Yak 4:3 "Sebab yg kamu minta itu hendak kamu habiskan utk memuaskan hawa nafsumu" Dalam hal ini permohonan kita harus sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan utk memenuhi hawa nafsu: misalnya utk foya-foya, pamer, menyakiti org lain atau utk maksud2 lainnya yg tdk sejalan dengan kehendak Tuhan. Secara sederhana, berdoa dengan hati yg bersih, artinya kita datang dengan pertobatan yg sesungguh terhadap dosa, hati yg mengampuni dan permintaan yg tulus kepada Tuhan. ketika seseorang datang kepada Tuhan dengan hati yg bersih, maka dia boleh berharap bahwa doa-doanya akan naik ke tahta Tuhan dan membuat Tuhan BERTINDAK.

TUHAN MEMBERKATI

Minggu, 18 September 2011

Dua Telur Ayam

Di sebuah hutan ada 2 telur Ayam di sebuah sarang.

2 telur ini milik induk ayam hutan yg bersarang di sebuah dahan pohon.

Mereka siap menjadi anak Ayam.

Telur pertama berkata,
“Aku ingin lahir, lalu tumbuh kuat.
Aku ingin bermanfaat bagi yg lain dgn suaraku.
Aku akan berkokok dengan keras membangunkan mereka di pagi hari agar mereka kembali beraktivitas.”

Dan kemudian telur ayam itu menetas menjadi ayam jantan yg gagah.

Telur kedua bergumam,
“Aku takut...
Bila aku menetas, aku takut dimakan ular.
Jika indukku tak ada, aku harus mencari makan sendiri.
Lalu aku kedinginan dan kehujanan,
tidak hangat seperti di dalam telur ini.
Tidak, aku lebih baik & aman berselimut di dalam telur ini.”

Dan telur ayam pun menunggu dalam kesendirian.

Tapi suatu hari ada angin yg cukup kencang berhembus.
Kuatnya angin mendorong telur kedua jatuh dari pohon.
Dan telur itupun pecah & mati.

Pesan:
Selalu saja ada pilihan dalam hidup.
Selalu saja ada rancangan-rancangan Tuhan yang harus kita jalani

Beratnya pilihan dlm hidup kerap kali kita berada dalam kepesimisan & kebimbangan.

Sebenarnya hal itu semua adalah ciptaan kita sendiri.
Karenanya kita kerap berdalih dgn alasan-alasan yg dibuat-buat untuk tak mau melangkah. Tak mau menatap hidup dengan menerima resiko.

Namun berdiam diri atau tak memilih, juga bukan pilihan yg tepat.
Karena sejalan dengan waktu, semua akan berubah.

Karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah itu dengan berani.
Dan karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak.
Ikuti kata Tuhan & tetap bersandar pada kehendakNYA !!

TUHAN YESUS MEMBERKATI

Sabtu, 17 September 2011

INGAT DIA MENGASIHIMU

Diambil dari sebuah kisah nyata di Amerika Serikat, dan sebuah kisah nyata dalam kehidupan kita.

Adalah seorang muda yang taat berdoa yang masih berpacaran dengan seorang gadis muda juga yang baik hati. Kedua orang ini adalah dua konglomerat kaya. Sebelumnya mereka pun selalu berdoa, 'Tuhan berikanlah aku pasangan yang menurut Engkau terbaik...' Setelah mereka menikah, keadaan berubah. Maksudnya, doanya berubah menjadi, 'Tuhan, berikanlah kami anak yang terbaik buat kami.' Tetapi setelah 7 tahun mereka menikah, mereka tidak mempunyai anak.

Setelah mereka berdoa dan berdoa, akhirnya mereka mempunyai anak. Dan keadaan, maksudnya doa mereka berubah lagi, 'Tuhan, biarlah anak ini menjadi anak yang terbaik bagi kami.' Dan benar, setelah 9 bulan istrinya mengandung,lalu lahirlah seorang anak bagi mereka. 'Anak laki-laki pak,' kata dokternya. Sang ayah langsung melonjak kegirangan.

Tetapi setelah 3 hari, sang dokter memanggil si ayah ke rumah sakit. Lalu si dokter berkata, 'Pak, dengan berat hati saya harus menyampaikan kabar buruk kepada anda.' Si ayah membalas, 'Kabar apapun, saya siap menerimanya,pak dokter. Saya siap menghadapi yang terburuk' 'Dan hal yang buruk itu adalah, bahwa putra anda tidak akan bertumbuh dengan normal seperti anak-anak yang lain,' jelas si dokter. 'Apa maksud bapak,' si ayah bertanya. Dokter melanjutkan, 'Putra anda menderita sesuatu kecacatan yang tidak dapat disembuhkan. Yaitu cacat mental yang serius.' Sang ayah lalu menitikan air mata dan berkata sambil berdoa, 'Tuhan, apapun yang Engkau berikan kepadaku, aku tahu semuanya baik dan Engkau tidak pernah mencelakakan anak-anakMu.'

Kolose 3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan

Sejak itu, kedua orang tua itu membeli ranjang bayi khusus anak mereka dan ditaruh di samping ranjang mereka berdua. Mereka selalu kesulitan untuk mengurus anak mereka tersebut, tetapi mereka menanggung semuanya itu. Beranjak keluar dari umur batita, mereka membuatkan kamar khusus untuk anak mereka tersebut. Anak itu menjadi anak yang sangat istimewa dan menjadi anak mereka satu-satunya. Mereka memberikannya segala yang dia mau dan dia perlukan. Mainan macam-macam, komputer, boneka, dan lain-lain. Dan jika si ayah selesai pulang kerja, ia selalu mengajak si anak bermain. Dengan mainan yang ada atau jika ayahnya membawa mainan yang baru untuk anaknya.

Setiap ayahnya pergi keluar misalkan untuk berpesta dengan rekan kerjanya atau teman-temannya yang sedang berbahagia, ia selalu membawa serta istri dan anaknya. Dan di depan rekan-rekan kerjanya atau teman-temannya, ia selalu membanggakan anaknya. 'Woi anak gw nih…ganteng kan ?' Selalu ia mengatakan demikian, karena ia tahu, anaknya ini adalah anugerah Allah yang terbesar dalam dirinya.. Dan ia sangat mengasihi anak ini, karena ini anaknya. Meskipun dia cacat.

Tetapi setelah anak itu bertumbuh makin dewasa, kecacatannya semakin kelihatan. Kemampuan komunikasinya kurang, jika terjemur matahari sebentar mulutnya akan keluar busa, dan jika sedang berbicara kadang air liurnya menetes. Tetapi meskipun begitu, kedua orang tua tetap sangat sangat menyayangi anak mereka yang cacat itu.

Suatu hari, pagi-pagi sekali anak cacat ini sudah bangun, sekitar pukul 4.30. Dalam pikirannya, 'Hari ini, aku pengen buat sarapan yang speeeeeesial buat papa.' Setelah doa pagi, ia pergi menuju dapur. Ia mengambil potong roti, lalu menaruhnya dalam oven, dan menyetel waktunya sampai 10 menit. Tentu saja hasilnya gosong. Setelah bunyi 'ting', maka anak cacat itu menaruhnya di atas sebuah piring. Lalu ia mengoleskan selai kacang keju yang (amat) sangat banyak, sambil berpikir, 'Harus kasih yang baaaaanyak buat papa, biar ueeeeenak rasanya'.

Setelah itu, ia berlari ke kulkas, lalu mengambil sebutir telur. Dan lalu memanaskan panci di atas kompor, lalu memecahkan telur tersebut dan menuangkan isinya ke dalam panci tersebut, dan langsung menaruhnya di atas piring yang lain, sambil berpikir, 'Kalo aku buatnya cepet, pasti papa seneng, karena gak perlu nunggu lama.' Dan lalu ia bergegas mengambil cangkir, dan mengambil toples kopi bubuk. Jika kita hanya membutuhkan 2 sendok teh, anak cacat ini memakai 5 sendok teh kopi bubuk, sambil berpikir, 'Kalau 2 sendok the saja sudah harum, apalagi 5, pasti papa suka.' Jadilah kopi yang terasa seperti kopi tua itu. Lalu si anak cacat ini mengambil nampan, lalu dengan hati-hati tanpa menimbulkan bunyi macam-macam, menaruh semua piring yang di atasnya ada roti gosong dan telur mentah dan cangkir kopi tua tersebut, dan menuju kamar ayahnya. Lalu ia membangunkan ayahnya, dan lalu berkata begini, 'Papa, bangun dong, aku udah buat sarapan yang spesiaaaaaaaal buat papa.' Lalu ayahnya bangun dan melihat dan menghirup aroma 'sedap' dari roti gosong, telur mentah dan kopi tua tersebut. 'Wah pasti enak nih.'

Sebelum si ayah melipat tangannya untuk berdoa, si anak berkata, 'Pa, kali ini aku doain makanan ini buat papa ya, ' kan biasanya papa yang doain. OK ya papa?' Sebelum ayahnya sempat mengangguk, si anak cacat ini sudah melanjutkan, 'Papa ikutin ya: Tuhan Yesus, terima kasih, atas makanan ini, yang telah Tuhan sediakan. Terima kasih Tuhan, amin.'

Lalu ayahnya mecoba roti gosong tersebut, dan setelah ayahnya mengunyah gigitan pertama, si anak cacat dengan polosnya bertanya, 'Enak kan pa?'

'Iya, enaaaak sekali,' lalu melanjutkan makan. Setelah roti tersebut habis, ia memakan telur mentah tersebut. Dan si anak bertanya, 'Telurnya enak kan pa? Aku yang masak semuanya loooo….' Si ayah berkata, 'Wah kamu yang masak? Enak sekali nak.' Lalu si ayah melanjutkan memakan telur mentah tersebut. Setelah semua makanan habis, ia mecoba kopi tua itu. Si anak bertanya lagi, 'Harum dan enak kan pa?' Si ayah tanpa expresi mual apapun, membalasnya, 'Pahit, tapi papa suka sekali.' Dan dengan lugunya si anak menjawab, 'Ya iya dong papa, kopi kan pahit…,' karena ia mengira ayahnya sedang bercanda.

Setelah semuanya habis, si ayah membelai kepala anaknya dan berkata 'Ray, kamu tau nggak…'

'Nggak paa,' potong si anak cacat tersebut. Lalu si ayah melanjutkan, 'Kalau semua masakan kamu, enaaaaak sekali.' Lalu si anak menjawab, 'Iya dong pa, kan aku yang masakin, spesiaaaaaal buat papa.' Lalu si ayah berkata lagi, 'Kamu tahu nggak kenapa papa senang hari ini?' Si anak sambil menggelengkan kepala, 'Nggak tau pa….' 'Karena hari ini kamu dah buat sarapan yang, spesiaaaaal buat papa.' Lalu si ayah melanjutkan, 'Ray, kamu tahu gak kenapa papa sayaaaaaaang sekali sama kamu?' Lalu dengan lugunya anak cacat ini menjawab, 'Nggak tahu pa…..' 'Karena kamu anak papa yang udah bikin papa, seneeeeeeeeeeeng banget.' 'Raymond juga, sayaaaaaaaaaang banget sama papa.' Lalu sambil menitikan air mata, ia memeluk anaknya yang cacat itu, dan berkata kepada anaknya, 'Terima kasih ya nak, karena telah memasakan sarapan roti, telur, dan kopi ini buat papa. Semuanya terasa, enaaaaak sekali.' Lalu si anak menjawab, 'Sama-sama papaah….' Dan si ayah lalu berdoa dalam hatinya, 'Tuhan terima kasih, karena Engkau sudah memberikan anak yang sangat sayang padaku…'

Anda tahu, siapakah anak cacat dan ayah tersebut?
Kamulah, yang sedang membaca adalah anak yang cacat tersebut.. Seperti anak cacat itu memberikan kepada ayahnya, roti gosong, telur mentah dan kopi tua, juga kita, memberikan apa yang tidak sempurna dari kita untuk Tuhan. Roti gosong, telur mentah dan kopi tua, yang merupakan apa yang tidak sempurna dari kita misalnya, pujian, dan kehidupan kita, Tuhan terima semuanya dengan senang hati, karena Tuhan tahu, bahwa kita melakukannya dengan segenap hati kita yang tertuju pada Bapa di sorga, dan kita ingin melakukan yang terbaik untuk Bapa kita di sorga.

Ingat ini: Bapamu di sorga menyayangimu, apa adamu, apa yang ada padamu, apapun yang engkau berikan dengan segenap hatimu, merupakan sebuah persembahan yang harum. Karena Bapamu mengasihi kamu, sampai-sampai Ia sendiri mengirimkan Anak-Nya untuk turun ke dunia, untuk menebuskan dan mematahkan segala kutuk atas diri kita, dan untuk membayar lunas segala hutang dosa kita dan menebus dosa kita dari maut..

Ingat : Bapamu di sorga mengasihimu.

TUHAN MEMBERKATI

Jumat, 16 September 2011

Kehidupan yang Tentram

  • Kehidupan yang Tentram
    Kehidupan yang Tentram

    Matius 25:23
    "Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."

    Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 30; Filipi 2; Ayub 40-41

    Siapa di dunia ini yang tidak menginginkan kehidupan yang aman dan tentram? Bila itu ditanyakan kepada masing-masing pribadi, setiap orang berkata pasti menginginkan keadaan itu. Namun, apakah hal tersebut dapat ditemukan di dalam dunia yang sudah semakin jahat? Jawabannya tentu bisa, tetapi bila Anda tinggal di dalam Allah.

    Dia memberikan ketenangan bagi Anda melalui setiap perkataan-perkataan yang disampaikan-Nya bagi Anda. Suara-Nya yang lembut namun memiliki kuasa memberikan rasa tentram di kala kita sedang dalam kesusahan, frustasi, dan kebimbangan. Bahkan dalam keadaan yang "biasa-biasa" saja dalam ukuran kita, penyertaan-Nya tetaplah nyata dan sempurna.

    Bersama dengan Allah, tidak perlu ada lagi kekuatiran-kekuatiran. Kasih dan sukacita yang dicurahkan kepada setiap kita membuat hidup yang kita jalani pun terasa ringan. Ketentraman bukanlah menjadi sebuah angan-angan ketika Yesus tinggal di dalam hati kita. Apakah Anda hari-hari ini sudah melekat dengan-Nya?

    Jika Anda hidup dalam penyertaan Allah maka ketentraman akan Anda nikmati hari demi hari.

Kamis, 15 September 2011

Hidup adalah Melayani

Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Kisah 10:34-35
Kisah pasal 10 menuliskan tentang pelayanan Petrus di rumah Kornelius, seorang perwira berkebangsaan Italia. Pelayanan yang berhasil memenangkan sanak saudara dan sahabat-sahabat Kornelius. Ada tiga langkah yang dilakukan Rasul Petrus. Pertama: Berdoa, kedua: Mendengar Firman Tuhan, ketiga: Melakukan Firman Tuhan dengan taat. Dia tidak sedang menonton tontonan yang tidak baik, atau sedang bercanda di facebook pada saat perintah itu datang kepadanya, tapi pada saat jam doa, jadi dia sedang berdoa, dengan sungguh-sungguh tentunya karena rohnya diliputi dengan kuasa ilahi (ayat 10).

Kalau saya mempelajari orang-orang yang berhasil dalam pelayanan, maka orang-orang ini melakukan dengan sangat baik ketiga langkah tersebut di atas. Tuhan Yesus juga suka berdoa, mendengar perintah Bapa di Sorga, dan melakukan dengan taat. Kita sebagai murid Tuhan Yesus adalah wajib memiliki karakter seperti Dia.

Rasul Petrus berkata: Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang, setiap orang dari bangsa manapun yang "takut akan Dia" dan yang mengamalkan "kebenaran" berkenan kepadaNya (ayat 34–35). Masih banyak jiwa yang perlu dimenangkan. Jiwa-jiwa tersebut telah dititipkan kepada kita murid-muridNya. Jiwa-jiwa itu ada disekeliling kita. Tidak mudah untuk melakukan sendiri oleh sebab itu kita harus setia berdoa pada jam-jam doa, bahkan Firman Tuhan mengajarkan berdoalah senantiasa (1 Tes 5:17), membaca dan mendengar firman Tuhan, serta melakukan Firman-Nya dengan setia, dan mintalah tuntunan dari Roh Nya yang Kudus. (tiene)

Doa: Ya Tuhan, berilah kami kemampuan untuk berdoa, membaca & melakukan FirmanMu dengan setia, dan mampu bersaksi serta membawa jiwa-jiwa datang kepadaMu. Amin.

Rabu, 14 September 2011

"Bersyukur setiap saat."

Suatu ketika di ruang kelas sekolah menengah, terlihat suatu percakapan yang menarik. Seorang Pak Guru, dengan buku di tangan, tampak menanyakan sesuatu kepada murid-muridnya di depan kelas. Sementara itu, dari mulutnya keluar sebuah pertanyaan.

"Anak-anak, kita sudah hampir memasuki saat-saat terakhir bersekolah disini. Setelah 3 tahun, pencapaian terbesar apa yang membuat kalian bahagia ?. Adakah hal-hal besar yang kalian peroleh selama ini ?"

Murid-murid tampak saling pandang. Terdengar suara lagi dari Pak Guru, "Ya, ceritakanlah satu hal terbesar yang terjadi dalam hidup kalian ..."

Lagi-lagi semua murid saling pandang, hingga kemudian tangan Pak Guru itu menunjuk pada seorang murid.

"Nah, kamu yang berkacamata, adakah hal besar yang kamu temui ? Berbagilah dengan teman-temanmu ..."

Sesaat, terlontar sebuah cerita dari si murid, "Seminggu yang lalu, adalah saat-saat yang sangat besar buat saya. Orang tua saya, baru saja membelikan sebuah motor, persis seperti yang saya impikan selama ini."

Matanya berbinar, tangannya tampak seperti sedang menunggang sesuatu. "Motor sport dengan lampu yang berkilat, pasti tak ada yang bisa mengalahkan kebahagiaan itu !"

Pak Guru tersenyum.
Tangannya menunjuk beberapa murid lainnya.
Maka, terdengarlah beragam cerita dari murid-murid yang hadir.

Ada anak yang baru saja mendapatkan sebuah mobil.
Ada pula yang baru dapat melewatkan liburan di luar negeri.
Sementara, ada murid yang bercerita tentang keberhasilannya mendaki gunung.

Semuanya bercerita tentang hal-hal besar yang mereka temui dan mereka dapatkan. Hampir semua telah bicara,hingga terdengar suara dari arah belakang.

"Pak Guru ... Pak, saya belum bercerita."

Rupanya, ada seorang anak di pojok kanan yang luput dipanggil.

Matanya berbinar. Mata yang sama seperti saat anak-anak lainnya bercerita tentang kisah besar yang mereka punya.

"Maaf, silahkan, ayo berbagi dengan kami semua," ujar Pak Guru kepada murid berambut lurus itu.

"Apa hal terbesar yang kamu dapatkan ?" ujar Pak Guru mengulang pertanyaannya kembali.

"Keberhasilan terbesar buat saya, dan juga buat keluarga saya adalah ... saat nama keluarga kami tercantum dalam Buku Telepon yang baru terbit 3 hari yang lalu."

Sesaat senyap.

Tak sedetik, terdengar tawa-tawa kecil yang memenuhi ruangan kelas itu.
Ada yang tersenyum simpul, terkikik-kikik, bahkan tertawa terbahak mendengar
cerita itu.

Dari sudut kelas, ada yang berkomentar, "Ha ? Saya sudah sejak lahir menemukan nama keluarga saya di Buku Telepon.

Buku Telepon ?
Betapa menyedihkan ... hahaha ..."

Dari sudut lain, ada pula yang menimpali, "Apa tak ada hal besar lain yang kamu dapat selain hal yang lumrah semacam itu ?"

Lagi-lagi terdengar derai-derai tawa kecil yang masih memenuhi ruangan.
Pak Guru berusaha menengahi situasi ini, sambil mengangkat tangan.

"Tenang sebentar anak-anak, kita belum mendengar cerita selanjutnya. Silahkan teruskan, Nak ..."

Anak berambut lurus itu pun kembali angkat bicara.

"Ya, memang itulah kebahagiaan terbesar yang pernah saya dapatkan.
Dulu, Papa saya bukanlah orang baik-baik.
Karenanya, kami sering berpindah-pindah rumah.
Kami tak pernah menetap, karena selalu merasa di kejar polisi."

Matanya tampak menerawang.
Ada bias pantulan cermin dari kedua bola mata anak itu, dan ia melanjutkan.

" Tapi, kini Papa telah berubah.
Dia telah mau menjadi Papa yang baik buat keluarga saya.
Sayang, semua itu tidak butuh waktu dan usaha.

Tak pernah ada Bank dan Yayasan yang mau memberikan pinjaman modal buat bekerja. Hingga setahun lalu, ada seseorang yang rela meminjamkan modal buat Papa saya.

Dan kini, Papa berhasil.
Bukan hanya itu, Papa juga membeli sebuah rumah kecil buat kami.
Dan kami tak perlu berpindah-pindah lagi."

"Tahukah kalian, apa artinya kalau nama keluarga saya ada di Buku Telepon?

Itu artinya, saya tak perlu lagi merasa takut setiap malam dibangunkan Papa untuk terus berlari. Itu artinya, saya tak perlu lagi kehilangan teman-teman yang saya sayangi.

Itu juga berarti, saya tak harus tidur di dalam mobil setiap malam yang dingin. Dan itu artinya, saya, dan juga keluarga saya, adalah sama derajatnya dengan keluarga-keluarga lainnya."

Matanya kembali menerawang. Ada bulir bening yang mengalir.

" Itu artinya, akan ada harapan-harapan baru yang saya dapatkan nanti ..."

Kelas terdiam.
Pak Guru tersenyum haru.
Murid-murid tertunduk.

Mereka baru saja menyaksikan sebuah fragmen tentang kehidupan. Mereka juga baru saja mendapatkan hikmah tentang pencapaian besar, dan kebahagiaan.

Mereka juga belajar satu hal :
" Bersyukurlah dan berbahagialah setiap kali kita mendengar keberhasilan orang lain.Sekecil apapun ...Sebesar apapun ..."

Selasa, 13 September 2011

Kisah Marie Louise

Kisah Marie Louise

Di sebuah Gereja, seorang Pendeta sedang berkotbah. Setelah selesai kebaktian, seorang ibu yang tua renta menghampiri dan memandangnya dengan sorot mata yang memohon. "Anak saya ingin mengetik kotbah Bapak Pendeta yang sudah saya rekam tadi, dia sangat tertarik. Bolehkah, setiap anda berkotbah, saya membawa alat perekam ini ? Setiap hari Senin saya memperoleh rekaman dan hari Sabtu saya akan mengantar ketikan ini untuk dibagikan."
"Luar biasa, ini sangat membantu saya", Pak Pendeta terkejut.

Hal ini sudah berjalan selama satu tahun, sampai saat itu Pak Pendeta tidak mengetahui siapakah anak itu, setiap kali Pak Pendeta menelepon untuk berterima kasih, jawaban selalu sama, "Marie Louise tidak bisa mengangkat telepon, ada pesan ?"

Sampai suatu saat, akhirnya Pak Pendeta diundang untuk jamuan teh oleh Marie Louise "Silakan masuk", ibunya Marie Louise mempersilakan. Terdengar suara yang menderit, seorang gadis berjalan dengan langkah yang terseret-seret ia tidak memiliki kedua lengan, ia sangat manis dan berkata,

"Inilah saya Marie Louise. Beginilah keadaan saya sejak lahir. Pada awalnya saya membenci keadaan saya dan setiap saat saya merasakan kejang-kejang di seluruh tubuh saya. Saya tidak bisa menjalani kehidupan layaknya remaja yang lain. Saya kesakitan, hanya di tempat tidur, saya marah, saya kecewa, saya mulai gusar .... Saya berteriak .... Saya memaki-maki dan berkata dengan kasar. Saya mulai menangis. Saya menangis histeris, bahkan saya mengutuki hari kelahiran saya. Saat itu ibu memeluk saya, setelah saya lihat wajahnya, ia menangis dan ia bernyanyi, 'Karena Tuhan ada, saya pun ada, karena Tuhan ada hari depan saya pun ada'. Ada sentuhan saat itu dan saya mulai bersyukur dengan keadaan saya, karena TUHAN ITU HIDUP. Betapa sakitnya kaki saya untuk mengetik namun saya lakukan ini untuk TUHAN."

Senin, 12 September 2011

Tanggung Jawab Moral

Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. 1 Korintus 10:11
HUT Kemerdekaan RI ke 66, 17 Agustus 2011, memang telah berlalu di belakang kita; namun euforia peringatan pembebasan dari penjajahan itu tetap dapat dinikmati bahkan sampai kapan pun.  Pertanyaan genting yang muncul kemudian, what shall we do next?  Apa yang selanjutnya kita akan kerjakan? Sejarah selalu berulang!  Deja Vu!  Sejarah keluaran bangsa Israel dari Mesir, 1320 SM, suatu peristiwa fenomenal masa lampau yang patut menjadi contoh dan peringatan bagi kita yang bangga mengistilahkan diri dengan “Israel rohani”.  Perasaan gembira yang berlebihan seiring eksodus nan bersejarah itu telah membuat orang-orang Ibrani tersebut cenderung mengabaikan tanggungjawab moral mereka untuk menyenangkan hati TUHAN.  Israel belum siap berperang untuk mewarisi tanah perjanjian yang berlimpah-limpah susu dan madunya. 
They were ill prepared for war!  Persiapan Israel amburadul, dan karena itu mungkin nampak ragu-ragu dan termangu-mangu ketika harus menghadapi peperangan di jalan yang mereka lalui. Rute tersingkat dari Mesir ke Kanaan adalah menyusuri pesisir Laut Tengah, tetapi di sana berdiam orang-orang Filistin, keturunan Kasluhim (I Tawarikh 1:12) anak dari Misraim yang masih memiliki pertautan dengan Mesir (Kejadian 10:13,14).  Dan itulah juga sebabnya, umat Allah zaman Perjanjian Lama itu diarahkan mengambil rute lain (Keluaran 13:17,18). Secara figuratif, Allah menjauhkan kita dari semua dosa kita terdahulu agar kita LUPA dan tidak kembali BERKUBANG di dalamnya. Mazmur 103:12, “sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.”
Penghargaan terhadap kemerdekaan yang sesungguhnya yang telah dikerjakan Kristus (Galatia 5:1), sewajibnya menggairahkan serta memotivasi kita untuk hidup kudus berkenan kepada-Nya.
Sebuah ‘trilogi’ dalam pergumulan filsafat/teologi kita, dapatlah diingat-ingat: 1. Kemerdekaan tanpa hukum (arahan, instruksi, kebijakan), hanya akan menimbulkan kekacauan  -Hosea 4:6; Yeremia 8:7. 2. Tanggungjawab moral tanpa menghargai kemerdekaan sejati, hanya akan mengembalikan kita kepada perhambaan (dunia, daging, dosa)  -Yehezkiel 14:14,16,20. 3. Kemerdekaan dengan tanggungjawab tanpa hak, hanya akan membuat kita kehilangan motif dan makna  -Keluaran 19:4-6.(NVDK)
Doa: Aku sadar ya Tuhan, kemerdekaanku atas dosa membawa implikasi aku harus hidup bertanggung jawab di hadapanMu. Amin.

Minggu, 11 September 2011

Jangan Memandang Muka

“Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.” Yakobus 1: 1

Kalau kita membaca ayat di atas, seringkali kita menafsirkan ayat tersebut secara gamblang yaitu dengan pengertian bahwa Tuhan menuntut kita untuk bertindak sama rata dan sama rasa terhadap setiap orang percaya.

Benar, Tuhan Yesus mengajar kita untuk mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Itu adalah hukum kasih yang harus kita praktekkan dalam kehidupan kekristenan setiap hari. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa kita boleh hidup santai, malas-malasan, tidak gesit, tidak kreatif atau tidak perlu memiliki prestasi dalam kehidupan ini.

Sikap hidup yang demikian tidak cocok dengan apa yang Firman Tuhan ajarkan kepada kita. Tuhan Yesus mengajarkan supaya kita cerdik seperti ular dan tulus seperti burung merpati. Dalam ayat lainnya Yesus juga mengungkapkan perlunya kita bekerja keras sehingga kita dapat bersukacita dan memuliakan Bapa di Sorga.

Kalau kita memiliki sikap, tekad dan kinerja yang baik seperti yang diajarkan dalam Firman Tuhan, maka kita telah mengamalkan iman kita lewat sikap dan cara hidup atau perbuatan kita sehari-hari. Kita diselamatkan oleh karena iman, tetapi kita dibenarkan karena perbuatan kita. Dalam mengamalkan iman itu, kita tidak boleh memandang muka dalam pengertian pilih kasih, yaitu jika kita sendiri yang telah membuat pembatasan dengan menutup atau tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk bekerja keras dan menghasilkan prestasi yang baik.

Dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, seringkali kita melakukan hal seperti itu, yaitu dengan tidak memberikan kepercayaan kepada orang lain karena kekuatiran atau pertimbangan subyektif terhadap orang itu atau hal lainnya. Padahal, belum tentu orang tersebut tidak mampu melakukan tugas pelayanan tersebut. Sebaliknya, mungkin orang tersebut lebih dapat berhasil jika diberikan kepercayaan dan tanggung jawab yang tepat. Mari kita amalkan iman kita dengan tidak memandang muka. Kiranya nama Tuhan yang dipermuliakan. (PHM)

Doa: Ajarku Tuhan untuk mengamalkan imanku dengan tidak memandang muka seperti yang Kau kehendaki. Amin.

Sabtu, 10 September 2011

"elaga Hati."

Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.
Pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama, lalu Ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya,” ujar pak tua

“Pahit, pahit sekali,” jawab pemuda itu sambil meludah ke samping.

Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu. Sesampai di sana, pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya. “Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah.” Saat si pemuda mereguk air itu, pak tua kembali bertanya lagi kepadanya, “Bagaimana rasanya?”

“Segar,” sahut si pemuda.

“Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?” tanya pak tua.

“Tidak,” sahut pemuda itu.

Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata, “Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnya pun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang kamu dapat lakukan, lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”

Pak tua itu lalu kembali menasihatkan, “Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian. Belajar bersabar menerima kenyataan adalah yang terbaik.”

Untuk Direnungkan: Hidup yang kita jalani memang penuh masalah, persoalan dan penderitaan. Meskipun demikian, Tuhan menjanjikan bahwa pencobaan yang kita alami tidak akan melebihi kekuatan kita untuk menanggungnya. Mengapa kita tidak memperluas wadah yang kita miliki?

Untuk Dilakukan: “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan” (Filipi 4:12).

Jumat, 09 September 2011

Tuhan Selalu Ada untuk Orang Yang Hati

Sebagai seorang anak yang sudah tidak berbapa sejak umur 4 tahun, aku seringkali mendapati kenyataan dihidupku bahwa begitu banyak keterbatasan yang melingkari hidupku, hingga satu hari kemudian TUHAN mengajar aku mengenai ketidakterbatasnya DIA.

Aku begitu menginginkan dapat melanjutkan pendidikanku, tapi krisis moneter waktu itu menghapuskan segala impianku. Pekerjaanku hilang, modal untuk melanjutkan kuliahpun hilang. Melamar kesana kemari tak kunjung dapat.

Hingga satu hari, didalam bis kota menuju pulang, hatiku begitu sesak karena harus menerima kenyataan bahwa mustahil aku dapat mengejar impianku. Ditambah lagi dengan begitu banyak cibiran, sindiran dan cemooh yang mematahkan harapan, semuanya terakumulasi sementara waktu pendaftaran tinggal 1 hari lagi.

Bagaimana mungkin aku bisa melanjutkan kuliahku, uang tak ada, pekerjaan tak ada dan tabunganpun tak ada. Entah mengapa pada titik itu hatiku berbisik kepada Tuhan dikeramaian penumpang bis.. "TUHAN.. anakMU ini seringkali tidak mendapatkan apa yang di impikannya, tapi jika kali inipun aku tidak mendapatkannya lagi.. satu hal TUHAN hibur hatiku agar aku mampu menata hatiku yang hancur.. amin. "

Aku turun dari bus kota, sambil berjalan menuju rumah airmataku berlinang karena meratapi nasibku.

Dipertengahan jalan.. aku melewati gerejaku.. langkahku terhenti, aku memandang gedung gereja tertegun karena ada suara dalam hati.. masuklah.. curahkanlah isi hatimu di rumahKU. Aku menuruti. Pendeta mempersilahkan aku untuk berdoa didalam, akupun berdoa sambil mencurahkan isi hatiku seorang diri, bak anak kecil yang malang karena tidak bisa berbuat apa-apa, hatinya hancur, harapannya yang sederhana pun hilang, dia tidak minta apa-apa hanya minta dihibur oleh Bapanya.

Setelah selesai, aku berterima kasih pada Pendeta dan pamit untuk pulang, beliau menyuruhku duduk, dia dan istrinya mengatakan padaku bahwa ia mendengarkan doaku di dalam tadi, dan berkata.. "BAPA mu disorga mendengarkan doamu, Dia menggerakan kami untuk membantumu, ambilah uangnya besok pagi. Dan ingat DIA adalah BAPAmu yang selalu ada untuk orang yang hancur hatinya."

Thats the sweetest and amazing miracle that happened in my live. Taste HIS LOVE

Kamis, 08 September 2011

Rubahlah cara berpikirmu

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2)

Bro & Sis yang saya cintai, sebagai anak Tuhan kita perlu tahu bahwa akal budi atau pikiran kita memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. Karena sangat disayangkan bila orang percaya memiliki kebiasaan buruk dengan memelihara pikiran-pikiran yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Dengan melakukan demikian orang tersebut memberikan kesempatan bagi iblis untuk mempengaruhi cara berpikir mereka untuk memanifestasikan perbuatan-perbuatan seperti dalam Galatia 5:19-21.

Untuk menjaga diri kita dari usaha iblis yang ingin menguasai hidup kita, maka kita harus memiliki cara berpikir yang sepenuhnya dipimpin oleh Roh Kudus. Dengan kata lain kita harus merubah akal budi atau cara berpikir kita seperti yang tertulis dalam Roma 12:2 diatas. Di saat kita lahir baru, seluruh diri kita termasuk roh kita juga lahir baru dalam Kristus (2 Korintus 5:17). Namun sebagai manusia normal, untuk merubah cara berpikir kita memerlukan suatu proses harian terus menerus. Caranya adalah dengan membaca dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari, karena dengan melakukan demikian cara berpikir kita akan menjadi sejajar dengan pikiran Kristus. Dan di saat itulah kita dapat mewujudkan janji-janji Tuhan dalam hidup kita.

Semua anak-anak Tuhan memiliki pikiran Kristus (1 Korintus 2:16). Seperti apakah pikiran Kristus itu? Yang pasti cara berpikir Yang Diurapi adalah yang penuh damai sejahtera dan sukacita. Dan dengan memiliki pikiran Kristus berarti kita memiliki pandangan dan solusi Ilahi atas segala bentuk situasi. Saya pribadi lebih memilih solusi Tuhan daripada solusi diri saya sendiri. Oleh karena itu, seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 10:5,”Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.” Maka sudah selayaknya setiap pemikiran kita sejajar dengan pikiran Tuhan.

Bila pikiran kita diarahkan sesuai dengan Firman Tuhan, maka kita mengarahkan diri kita sendiri menuju kesuksesan. Kita jadi memiliki hikmat, kebijaksanaan, kekuatan, serta kemampuan untuk melakukan segala sesuatu. Cara berpikir yang telah diperbaharui oleh Firman Tuhan menjamin kelimpahan dan kemakmuran dalam setiap aspek kehidupan kita. Oleh karena itu, saya mengajak saudara saudariku dalam Kristus untuk merubah cara berpikir kita agar berlandaskan Firman Tuhan.

Doa:
Bapa, selama ini kami berusaha mengerjakan segala sesuatu dengan mengandalkan kekuatan diri kami sendiri. Usaha yang kami lakukan berdasarkan saran dan mencontoh orang lain. Namun saat ini kami sadar bahwa semua jalan yang pernah kami tempuh bukanlah cara-Mu. Kami minta Bapa ubahlah cara berpikir kami, karena mulai saat ini kami mau melakukan segala sesuatu sesuai dengan cara-Mu. Bapa, kami menyerahkan diri kami untuk Engkau rubah sesuai kehendak-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa dan mengucap syukur. AMIN

Rabu, 07 September 2011

Kian Memburuk

Kian Memburuk

Baca: Keluaran 5:1-14, 22-23

Akulah Tuhan, Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir . . . dan menebus kamu dengan tangan yang teracung. —Keluaran 6:5

Bacaan Untuk Setahun:

■ Kidung Agung 4–5
■ Galatia 3

Lagi-lagi terjadi. Saya punya keinginan yang kuat untuk membersihkan ruang kerja saya. Tanpa saya sadari, saya telah membuat ruangan itu lebih berantakan dibandingkan sebelumnya. Satu tumpukan berubah menjadi beberapa tumpukan, sambil saya terus memilah beragam buku, kertas, dan majalah. Ketika keadaan kian berantakan, saya jadi menyesal karena telah memulai usaha tersebut. Sayang, tidak ada cara untuk mundur kembali.

Ketika Allah menunjuk Musa untuk menyelamatkan Israel dari perbudakan, keadaan mereka kian memburuk. Tidak dapat disangkal bahwa tugas tersebut harus dikerjakan. Bangsa itu telah berseru-seru meminta tolong kepada Allah (Kel. 2:23). Dengan enggan, bahkan sangat enggan, Musa setuju untuk memohon kepada Firaun atas nama bangsa Israel. Pertemuan tersebut tidak berjalan dengan baik. Alih-alih membebaskan bangsa Israel, Firaun justru menambah tuntutannya yang tidak masuk akal. Musa mempertanyakan ulang apakah tindakannya itu tepat (5:22-23). Hanya setelah terjadi kesusahan demi kesusahan yang menimpa bangsanya, barulah Firaun melepaskan bangsa Israel.

Ketika kita bermaksud melakukan suatu kebaikan, bahkan ketika kita yakin Allah ingin kita melakukannya, kita seharusnya tidak terkejut ketika keadaan berubah kian memburuk sebelum itu berubah menjadi baik. Hal ini tidak membuktikan bahwa kita telah melakukan sesuatu yang salah; ini hanya mengingatkan bahwa kita memerlukan Allah untuk menyelesaikan segala sesuatu.

Hanya Dia sendiri yang tahu
Semua jawaban atas keluh kesahku;
Dia akan menyediakan semua kebutuhanku
Ketika dengan iman kepada-Nya kuberseru. —Morgan
Yang paling perlu kita perbuat di dalam setiap kesulitan adalah memandang kepada Allah.

Selasa, 06 September 2011

Tidak Saat Ini

  • Tidak Saat Ini
    Tidak Saat Ini
    Baca: Roma 11:33–12:2

    Berubahlah oleh pembaharuan budimu. —Roma 12:2
    Bacaan Untuk Setahun:

    ■ Yesaya 5–6
    ■ Efesus 1

    Seorang penulis pemula bisa jadi merasa sangat kecewa ketika tulisan-tulisannya ditolak di sana-sini. Ketika mereka mengirimkan tulisannya ke suatu penerbit, sering mereka mendapat balasan dengan katakata sebagai berikut: “Terima kasih. Namun, hasil karya Anda tidak sesuai dengan kebutuhan kami saat ini.“ Terkadang ini sebenarnya berarti “tidak saat ini—atau kapan pun.” Jadi mereka mencoba beralih ke penerbit lain dan seterusnya.

    Saya menyadari bahwa kalimat Tidak sesuai dengan kebutuhan kami saat ini—atau kapan pun dapat menjadi suatu perkataan yang bermanfaat dalam perjalanan iman saya untuk memperbarui pikiran saya dan memusatkan kembali perhatian saya kepada Tuhan.

    Begini maksud saya. Ketika kita mulai khawatir, kita dapat mengingatkan diri sendiri: “Khawatir tidak sesuai dengan kebutuhan saya saat ini—atau kapan pun. Kebutuhan hati saya adalah untuk mempercayai Allah. Saya takkan ‘khawatir tentang apa pun juga’” (Flp. 4:6).

    Ketika kita iri hati terhadap apa yang dimiliki atau dikerjakan orang lain, kita dapat menerapkan kebenaran ini: “Iri hati tidak sesuai dengan kebutuhan saya saat ini—atau kapan pun. Kebutuhan saya adalah mengucap syukur kepada Allah. Firman-Nya mengatakan, ‘Iri hati membusukkan tulang’ (Ams. 14:30), dan ‘Mengucap syukurlah dalam segala hal’” (1 Tes. 5:18).

    Kita tidak dapat memperbarui pikiran kita dengan usaha sendiri (Rm. 12:2); ini merupakan karya perubahan oleh Roh Kudus yang tinggal di dalam kita. Namun, menyatakan kebenaran dalam pikiran kita dapat menolong kita berserah kepada karya Roh dalam diri kita. —AMC

    Untuk Direnungkan
    Hal-hal apa saja yang Anda gumulkan dalam hati Anda?
    Minta Allah memperbarui pikiran Anda agar menjadi serupa dengan
    pikiran-Nya. Lalu, terus ingatkan diri Anda tentang kebenaran itu.
    Roh Allah memperbarui pikiran kita ketika kita mempelajari terus firman Allah.

Senin, 05 September 2011

"Menuai Cinta."

"Menuai Cinta."
Sebuah cerita dari Tiongkok.

Di sebuah daerah tinggal seorang saudagar kaya raya. Dia mempunyai seorang hamba yang sangat lugu - begitu lugu, hingga orang-orang menyebutnya si bodoh.

Suatu kali sang tuan menyuruh si bodoh pergi ke sebuah perkampungan miskin untuk menagih hutang para penduduk di sana.

"Hutang mereka sudah jatuh tempo," kata sang tuan.

"Baik, Tuan," sahut si bodoh. "Tetapi nanti uangnya mau diapakan?"

"Belikan sesuatu yang aku belum punyai," jawab sang tuan.

Maka pergilah si bodoh ke perkampungan yang dimaksud. Cukup kerepotan juga si bodoh menjalankan tugasnya; mengumpulkan receh demi receh uang hutang dari para penduduk kampung.

Para penduduk itu memang sangat miskin, dan pula ketika itu tengah terjadi kemarau panjang. Akhirnya si bodoh berhasil jua menyelesaikan tugasnya. Dalam perjalanan pulang ia teringat pesan tuannya, "Belikan sesuatu yang belum aku miliki."

"Apa, ya?" tanya si bodoh dalam hati.

"Tuanku sangat kaya, apa lagi yang belum dia punyai?"

Setelah berpikir agak lama, si bodoh pun menemukan jawabannya. Dia kembali ke perkampungan miskin tadi. Lalu dia bagikan lagi uang yang sudah dikumpulkannya tadi kepada para penduduk.

"Tuanku, memberikan uang ini kepada kalian," katanya.

Para penduduk sangat gembira. Mereka memuji kemurahan hati sang tuan.

Ketika si bodoh pulang dan melaporkan apa yang telah dilakukannya, sang tuan geleng-geleng kepala.

"Benar-benar bodoh," omelnya.

Waktu berlalu. Terjadilah hal yang tidak disangka-sangka; pergantian pemimpin karena pemberontakan membuat usaha sang tuan tidak semulus dulu. Belum lagi bencana banjir yang menghabiskan semua harta bendanya. Pendek kata sang tuan jatuh bangkrut dan melarat. Dia terlunta meninggalkan rumahnya. Hanya si bodoh yang ikut serta.

Ketika tiba di sebuah kampung, entah mengapa para penduduknya menyambut mereka dengan riang dan hangat; mereka menyediakan tumpangan dan makanan buat sang tuan.

"Siapakah para penduduk kampung itu, dan mengapa mereka sampai mau berbaik hati menolongku?" tanya sang tuan.

"Dulu tuan pernah menyuruh saya menagih hutang kepada para penduduk miskin kampung ini," jawab si bodoh.

"Tuan berpesan agar uang yang terkumpul saya belikan sesuatu yang belum tuan punyai. Ketika itu saya berpikir, tuan sudah memiliki segala sesuatu. Satu-satunya hal yang belum tuanku punyai adalah cinta di hati mereka. Maka saya membagikan uang itu kepada mereka atas nama tuan.

Sekarang tuan menuai cinta mereka."

(^__^)...........GBU all

Minggu, 04 September 2011

Ulang Tahun Ke-1.000

Ulang Tahun Ke-1.000

Baca: Amos 4:7-13

Bersiap untuk bertemu dengan Allahmu. —Amos 4:12

Bacaan Untuk Setahun:

■ Yesaya 9–10
■ Efesus 3

Dalam bukunya Long for This World (Merindukan Dunia Ini), Jonathan Weiner menulis tentang kemajuan ilmu pengetahuan yang berjanji untuk memperpanjang selama mungkin waktu hidup kita. Tokoh utama dari buku ini adalah ilmuwan Inggris Aubrey de Grey, yang meramalkan bahwa suatu saat ilmu pengetahuan akan memberi kita jangka waktu hidup selama 1.000 tahun. Aubrey menegaskan bahwa ilmu biologi molekuler akhirnya telah berhasil menghasilkan obat pencegah penuaan.

Namun, apa pengaruhnya obat itu jika setelah menjalani hidup selama 1.000 tahun, akhirnya kita akan mati juga? Ramalan De Grey hanya menunda seseorang menghadapi pertanyaan penting tentang apa yang terjadi setelah kita mati. Ramalannya tidak menjawab pertanyaan tersebut.

Kitab Suci menyatakan kepada kita bahwa kematian bukanlah akhir dari keberadaan kita. Sebaliknya, kita diyakinkan bahwa setiap orang akan berdiri di hadapan Kristus untuk dihakimi—orang percaya menurut pekerjaannya dan orang yang tidak percaya atas penolakan mereka terhadap Dia (Yoh. 5:25-29; Why. 20:11-15). Kita semua adalah manusia berdosa yang membutuhkan pengampunan. Dan hanya kematian Kristus di kayu salib yang memberikan pengampunan untuk semua orang yang percaya (Rm. 3:23; 6:23). Alkitab mengatakan, “Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi” (Ibr. 9:27).

Pertemuan tatap muka kita dengan Allah kelak meletakkan segala sesuatu pada sudut pandang yang benar. Jadi, baik kita hidup 70 tahun atau 1.000 tahun, masalah kekekalan tetaplah sama: “Bersiaplah untuk menemui Allahmu!” (Am. 4:12).

Yang lebih penting dari waktu hidup yang panjang
Adalah di mana engkau akan menghabiskan kekekalan;
Jika kau menaruh imanmu dalam Kristus,
Kau akan melihat kemuliaan surgawi. —Sper

Hanya mereka yang telah beriman kepada Kristus yang siap bertemu dengan Sang Pencipta.

Sabtu, 03 September 2011

“TIDAK AKAN ADA PENUNDAAN LAGI”

 “TIDAK AKAN ADA PENUNDAAN LAGI”
Ayat Pokok: Roma 12:11 – bagian 11
Oleh: Pdt. A.H. Mandey


Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.  

Kerajinan harus tetap dijaga agar tidak kendor = tidak malas.  Malas berakibat kemiskinan – Amsal 6:10-11.  Jangan seperti jemaat Efesus yang meski masih tetap giat berjerih lelah dalam pelayanan, namun telah kehilangan kasih yang mula-mula.  Akibatnya jika tidak bertobat?  Kaki dian akan diambil daripadanya – Wahyu 2:2-5!  Tanpa kaki dian, lenyaplah terang.  Apa jadinya jika orang percaya telah kehilangan terang Tuhan?
Seorang yang kehilangan semangat dan menjadi suam, Tuhan akan memuntahkan dia dari mulutNya! – Wahyu 3:15-16.  Demikianlah teguran keras Tuhan bagi jemaat yang dikasihiNya.  Kiranya, kerajinan kita takkan pernah kendor, dan roh Tuhan tetap menyala-nyala dalam kita.  Amin.
Pagi ini saya masih ingin mengupas dan menambahkan satu hal lagi dari ayat pokok kita, yaitu tentang “layanilah Tuhan.”

Anggota Dari Satu Tubuh
Mulai ayat 3 Roma 12 bicara tentang saudara dan saya yang adalah anggota dari satu tubuh!  Sebagaimana setiap anggota tubuh manusia mempunyai fungsi masing-masing, demikian pula setiap saudara dan saya memiliki fungsi yang berbeda-beda, tetapi tetap anggota satu tubuh, yaitu tubuh Kristus.  Haleluya!
Dan dari setiap anggota dengan fungsi masing-masing, Tuhan menuntut kita untuk bersama-sama melayani Dia.

“Layanilah Tuhan” = “Layanilah Waktu”
Dalam bahasa aslinya ada dua kata yang dipakai untuk “layanilah Tuhan” = “to serve the Lord.”  Pertama, “kurio” = “Tuhan”.  Kedua, “kairos” = “waktu”.
Seluruh Alkitab ditulis berdasarkan ilhaman Roh Allah – 2 Timotius 3:16.  Agar bisa menuliskan semua yang disampaikan Tuhan, orang-orang yang mendapat ilhaman Roh, menuliskannya dalam singkatan-singkatan.  Kata “kurio” dan “kairos” sama-sama disingkat menjadi ‘KRS’.  Jadi, ketika diterjemahkan, ada yang menerjemahkannya dengan ‘kurio’ -> “layanilah Tuhan”.  Ada pula yang menerjemahkan KRS dengan ‘kairos’ -> “layanilah waktu”.
Segala sesuatu, termasuk “waktu” diciptakan oleh Allah.  Dia yang menentukan waktu.  Tetapi Dia sendiri tidak dibatasi oleh waktu.  Hanya Tuhan yang kekal; segala ciptaanNya tak ada yang kekal.  Lalu, apakah kedua terjemahan tersebut (“kurio” dan “kairos”) bertentangan?  Samasekali tidak!


“Layanilah Waktu”
Efesus 5:14-19, “... pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat...”  Terjemahan bahasa Inggris, “... Redeeming the time [= menebus = membeli kembali waktu], because the days are evil...”
Saudara dan saya ditebus bukan dengan emas atau perak, melainkan dengan darah Kristus.  “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” – 1 Petrus 1:18-19.  Melalui kematian Yesus, saudara dan saya yang semula ada dalam cengkeraman Iblis, ditebus dan dibeli kembali menjadi milikNya.  Sama seperti orang yang menebus kembali barang yang telah digadaikan.
Tuhan menetapkan waktu.  Tuhan juga memberi kita waktu untuk dipakai dengan bijak dan penuh tanggung jawab.  Jangan kerajinan menjadi kendor; jangan malas!  Atau kemiskinan dan kekurangan datang tanpa kita sadari!  Jemaat Laodikia merasa diri kaya dan tak kekurangan apa-apa, namun di mata Tuhan mereka melarat, malang, miskin, buta dan telanjang – Wahyu 3:17.
Pakai waktu yang Tuhan berikan untuk melayani Dia!  ”Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada [Bahasa Inggris: ”Walk in wisdom toward them that are without, redeeming the time” - Kolose 4:5.

“Tidak Akan Ada Penundaan Lagi”
”Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit, dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: “Tidak akan ada penundaan lagi! – Wahyu 10:5-7.
"...  Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya.  Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!  Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!” – Lukas 13:6-9.
Tuhan mengharapkan buah (pertobatan, dan lain-lain) dari pohon ara (= bangsa Israel) yang ditanam di kebun anggurNya.  Karena tak menemukan buah, Ia pun menyuruh pengurus kebun untuk menebang pohon itu!  Tetapi pengurus kebun minta waktu  (= mengulur waktu) setahun lagi.
Tuhan adalah Allah yang Maha Baik dan Pengasih.  Ia tak menghendaki seorangpun binasa.  Ia masih memberikan waktu kepada saudara dan saya.  Tapi tak seorangpun tahu berapa lama lagi waktu yang Ia berikan kepada masing-masing kita.  Satu saat, Ia tak lagi memberikan tambahan waktu.  Siapkah saudara?
Hidup kita ada dalam tangan Tuhan.  Apa yang telah kita kerjakan sepanjang waktu yang Tuhan berikan?  Sudahkah kita melayani Tuhan?  Sudahkah kita mengeluarkan buah-buah yang Ia harapkan?  Mari, ‘redeem time’ [=tebus/beli waktu].  Kembalikan waktu yang selama ini kita sia-siakan untuk melayani Tuhan dengan sungguh, dengan rajin.  Dan pada waktunya, kita akan mendengar Tuhan berkata, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.” Tuhan Yesus memberkati saudara!

Jumat, 02 September 2011

Kristus Hidup Dalam Kita

Kristus Hidup Dalam Kita
Baca: Galatia 2:15-21

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran. —2 Timotius 4:7-8

Bacaan Untuk Setahun:

Mazmur 129–131 ■ 1 Korintus 11:1-16

Perlombaan The Ironman Triathlon mencakup kompetisi renang sejauh 3,8 km, balap sepeda berjarak 180 km, dan lari sejauh 42 km. Bukan perkara yang mudah bagi siapa pun untuk menyelesaikan perlombaan ini. Namun, Dick Hoyt berpartisipasi dalam perlombaan tersebut dan berhasil menyelesaikannya bersama putranya yang cacat jasmani, Rick. Ketika Dick berenang, ia juga menarik Rick yang berada dalam sebuah perahu kecil. Ketika Dick bersepeda, Rick ada di tempat duduk di sisi sepeda. Ketika Dick berlari, ia mendorong maju Rick yang duduk di kursi rodanya. Rick bergantung pada ayahnya untuk dapat menyelesaikan perlombaan itu. Ia tidak dapat melakukannya tanpa sang ayah.

Kita melihat adanya persamaan antara kisah mereka dengan kehidupan kita sebagai seorang Kristen. Sama seperti Rick bergantung kepada ayahnya, kita bergantung pada Kristus untuk menyelesaikan pertandingan iman kita.

Ketika berusaha menjalani hidup yang menyenangkan Allah, kita menyadari bahwa meski kita memiliki maksud dan niat yang baik, sering kita tersandung dan terjatuh. Dengan kekuatan kita sendiri, hal itu tidaklah mungkin tercapai. Betapa kita membutuhkan pertolongan Tuhan! Dan pertolongan memang telah disediakan-Nya. Paulus menyatakannya dengan kata-kata yang penuh arti, “Tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah” (Gal. 2:20).

Kita tidak dapat menyelesaikan pertandingan iman dengan kekuatan kita sendiri. Kita hanya dapat melakukannya dengan jalan bergantung sepenuhnya kepada Yesus yang hidup dalam diri kita. —AL

Hatiku dipenuhi dengan kerinduan,
Untuk menjadi serupa dengan-Nya,
Aku takjub saat merenungkan,
Bahwa Kristus hidup dalamku.

Iman menghubungkan kelemahan kita dengan kekuatan Allah.

Kamis, 01 September 2011

Dia Menyebut Saya Sahabat

Dia Menyebut Saya Sahabat
Baca: Yohanes 15:9-17

Karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku . . . supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap. —Yohanes 15:15-16
Bacaan Untuk Setahun:

Ayub 30–31 ■ Kisah Para Rasul 13:26-52

Ada yang mendefinisikan persahabatan itu berarti “mengenal isi hati dan berbagi perasaan antara satu sama lain”. Kita berbagi perasaan dengan orang-orang yang kita percaya, dan percaya kepada mereka yang mempedulikan kita. Kita mempercayakan rahasia kepada para sahabat kita karena kita punya keyakinan bahwa mereka akan menggunakan informasi ini untuk menolong kita, bukan untuk mencelakakan kita. Sebaliknya, mereka juga mempercayai kita dengan alasan yang sama.

Kita sering menyebut Yesus sebagai sahabat kita karena kita tahu bahwa Dia menginginkan yang terbaik bagi kita. Kita mempercayakan rahasia kita kepada-Nya karena kita mempercayai-Nya. Namun, pernahkah Anda menyadari bahwa Yesus juga mempercayai umat-Nya?

Yesus mulai memanggil murid-murid-Nya dengan sebutan sahabat dan bukan hamba, karena Dia telah mempercayakan kepada mereka apa yang telah Dia dengar dari Bapa-Nya (Yoh. 15:15). Yesus percaya para murid-Nya akan menggunakan informasi itu untuk kebaikan kerajaan Bapa-Nya.

Walaupun kita tahu bahwa Yesus adalah sahabat kita, dapatkah kita berkata bahwa kita adalah sahabat-Nya? Apakah kita mendengarkan-Nya? Atau apakah kita hanya menginginkan Dia yang mendengarkan kita? Apakah kita ingin mengetahui apa yang ada di dalam hati-Nya? Ataukah kita hanya menginginkan Dia yang mengetahui isi hati kita? Untuk menjadi sahabat Yesus, kita perlu mendengar apa yang diinginkan-Nya untuk kita ketahui, lalu menggunakan informasi itu untuk membawa orang lain supaya juga menjalin persahabatan dengan-Nya.

Sungguh indah! Kita punya Sahabat di surga,
Yang memandu langkah kita yang bimbang dan lelah,
Yang menyertai dengan mata kasih-Nya
Setiap anak yang telah ditebus-Nya.

Persahabatan dengan Kristus menuntut kesetiaan kita.